Monday, October 28, 2019

Diam diam Istriku Lia ngentot dengan temanku di kursi belakang

Kejadian ini terjadi ketika pada saat liburan Natal tahun kemarin aku dan istriku serta anakku mudik ke kampung halamanku di daerah Banyumas untuk menemui keluargaku di sana. Perkenalkan aku Herman usia 32 tahun bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang Media Online dan istriku Lia 30 tahun seorang customer service di sebuah bank swasta ternama di Indonesia.

Aku Menikahi Lia 3 tahun lalu pada saat aku Sedang mengurusi Pembuatan rekening di bank ia bekerja dan akupun langsung jatuh cinta kepadanya. Dalam pernikahan kami dikaruniai seorang anak perempuan yang kami beri nama Yuni. Saat ini berusia 2 tahun.

Saat liburan Natal, biasanya kami selalu mudik menggunakan mobil pribadi. Tapi dikarenakan suatu hal mobil kami mengalami kerusakan sehingga harus dibawa ke bengkel. Ditambah masih suasana Lebaran, tentunya para pekerja bengkel tersebut sudah terlebih dahulu mudik ke kampung halamannya masing-masing.

Pastinya hal ini membuat mobil kami menjadi lebih lama untuk diperbaiki. Perkiraanku sekitar 2 mingu lebih mobil kami segera selesai diperbaiki. Dengan adanya masalah tersebut akhirnya aku dan istriku mengambil keputusan bahwa untuk mudik Natal tahun ini menggunakan bus. Namun mudik menggunakan bus adalah pengalaman pertama kami.

Kami masih belum paham bagaimana mudik menggunakan bus, seperti pembelian tiket, bus apa yang kami gunakan, serta tujuan yang kami tuju. Maklum, ini pertama kali buatku untuk mengurus perjalanan mengunakan kendaraan bus.

Dengan adanya kendala tersebut aku berinsiatif menayakan informasi ini kepada teman-temanku di kantor, salah satunya sahabat karibku, Andi. Andi adalah sahabat karibku yang berasal dari satu kabupaten dengan kampung halamanku hanya saja berbeda desa.

Kami bertemu dari awal meniti karir kami pada saat interview kerja hingga sekarang ini. kami menjadi satu tim project yang selalu diandalkan oleh atasan kami. Andi ini memiliki tubuh yang tinggi dan atletis sehingga terkadang aku suka minder di dekatnya karena dia menjadi idola karyawan perempuan di kantor.

Singkat cerita aku bertanya kepada Andi tentang informasi mudik menggunakan bus, lalu Andi bersedia untuk membantuku mencarikan bus untuk pulang mudik Natal nanti. Keesokan harinya di kantor aku bertemu Andi pada saat jam istirahat kantor untuk menayakan tentang masalah pembelian tiket bus.

“Bro tiketnya udah gw urus nih tapi sebelumnya gw minta maaf ya” mendengar Andi meminta maaf aku terkejut.

"Wahh minta maaf kenapa bro? Lu kan udah bantu gw nyari tiket kenapa harus minta maaf? Gw malah berterima kasih sama lu” jawabku.

Lalu Andi berkata, “gw udah nyari bis yang bagus cuman gw dapet nya Bis Travel man”.

Aku pun membalas Herman, “wahh gak apa-apa Di, yang penting bus dan pastinya nyampe tujuan laahh”.

“Masalahnya ini bus travel, mini bus, lu tau gak mini bus?”

“Wahh gw gak tau, hmmmmm…………. mini bus tuh yang kecil itu ya bisnya kayak mobil Alphard yaa?”

”Nah iya, cuman gak sebesar alphard juga ya. Pokoknya kayak mobil reporter televisi deh kalau lagi bertugas di lapangan”

“Ohhh iyaaa, udah kebayang kok sama gw. Hmmmmm bisnya kayak gitu ya?”

“Iya, lu kan katanya mau yang murah, nah gw dapetnya bis travel. Ditambah bentar lagi momen Natalan dan Tahun Baru, pesenan tiket bus udah banyak yang habislah dipesen sama banyak orang yang mau mudik Natalan sama Tahun Baru”.

Dengan agak berat hati akupun memaklumi kondisi yang terjadi. "Yaudah deh tapi tetap sampai tujuan kan yaa?"

“ Yaa iyalaahhh ya kali gak sampai. Oh iya gw juga beli tiket yang sama kayak lu kayaknya tahun ini gw bakal mudik natal bareng keluarga lu nih”.

“Wahh bagus tuh gw jadi ada temen yang ngerti naik bus, hahaha”

Syukurlah Andi ikut bareng mudik natal denganku tahun ini. Jujur sekali sebenarnya aku sangat gugup mudik menggunakan bus, dikarenakan ini menjadi pengalamanku yang pertama mudik Natal menggunakan kendaraan umum.

Singkat cerita, hari yang ditungu tiba. Kami sekeluarga langsung menuju ke tempat travel yang akan kami tumpangi. Kami memilih berangkat H-2 sebelum Natal karena mengingat kami ingin bisa menikmati malam Natal di kampung halaman.

Beruntung Andi mendapatkan tiket yang sangat pas waktunya. Aku sangat berterima kasih padanya. Waktu sudah menunjukan pukul sebelas siang kami pun sudah sampai di tempat berkumpul travel yang akan kami tumpangi. Terlihat sangat ramai sekali dan banyak sekali bus travel yang berjejer di sana.

Akupun langsung mengajak Yuni dan istriku, Lia untuk mencari tempat duduk dikarenakan kondisi cuaca yang cukup panas mengingat Natal tahun ini sangat terasa panas sehingga aku pun menggunakan kaos dan celana jeans pendek.

Sedangkan istriku Lia mengunakan pakaian kaos putih ketat dibalut dengan sweater hitam, bawahannya menggunakan rok yang tidak terlalu pendek sebatas dengkul saja. Sebenarnya aku sempat protes karena istriku ini menggunakan kaos ketat berwarna putih namun memiliki potongan yang sangat rendah di bagian dadanya, sehingga bila ia menunduk pasti belahan dadanya akan terekspos menyembul keluar.

Walaupun sudah berumur 30 tahun, Lia memiliki tubuh yang agak sedikit pendek, pahanya ramping yang bermuara pada pinggang dengan pantat yang kencang. Sosok mungilnya berhiaskan sepasang payudara yang besar dengan ukuran 36B namun bulat kencang meskipun tanpa memakai penyangga bra, dan kulitnya putih mulus.

Maka tak jarang banyak sekali pria yang suka melirik kecantikan dan kemolekan istriku ini. Mengingat nanti ada Andi yang ikut bersama kami, aku sempat memprotesnya, namun ia beralasan karena cuaca panas, aku pun mengizinkanya.

Setelah selang beberapa menit Andi pun datang dengan membawa tas ransel besar di pungungnya.

Andi: “Haiii maannn”

Herman: “Haii Di, sinii”

Andi langsung bersalaman denganku juga dengan istriku.

Andi: “Halo Mba Lia, makin cantik aja nih” godanya

Lia: “Ahh bisa aja kamu nih, kamu juga makin keker aja badanya”

Sebenarnya ada rasa cemburu dalam diriku karena Lia dan Andi pernah kepergok denganku beberapa kali mereka makan bersama di hotel. Namun karena beralasan pertemuan tersebut dilakukan tak sengaja maka aku memaklumi. Ditambah Andi pernah berbicara jujur bahwa istriku salah satu tipe perempuan yang dia sukai mengingat dia masih bujangan.

Akupun berpikir positif saja.  Ditambah dia sahabat perjuanganku dikantor toh hal itu juga menjadi kebangganku bahwa istriku memang sangat cantik dan banyak pria yang menyukainya.

Singkat cerita, kami pun langsung menuju tempat bus namun ada masalah yang terjadi ternyata nama kami tidak terdaftar. Aku dan Andi pun melayangkan protes kepada pihak travel

Andi: “ Saya mau ketemu sama MANAGER KALIAN”

Travel: “Iya pak saya sendiri manager Travel ini pak”

Herman: “Pak ini bagaimana kok nama kami tidak ada di bus”

Travel: “Iya pak mohon maaf pak atas ketidaknyamananya ini merupakan kesalahan dari pihak kami pak dikarenakan adanya miss komunikasi diantar kami pak sehingga banyak kesalahan yang terjadi pak”

Andi: “Terus bagaimana dong kita sudah bayar lohh, kompensasi yang kita dapat apa lihat semua bus sudah berangkat semua”

Travel : “ Iya pak sekali lagi mohon maaf pak atas ketidaknyamananya, Begini saja pak atas permintaan maaf kami, uang travel yang sudah Bapak beli akan kami kembalikan”

Herman: “Bukan masalah dikembalikanya pak kami mau natalan loh pak. Kalau begini kami tidak bisa berangkat dong, dua hari lagi Natalan berarti Bapak menghancurkan rencana kami pak.” Ketusku

Travel: “ Ia pak sekali lagi kami mohon maaf pak solusinya begini saja pak 20 menit lagi ada Bus Travel yang akan menuju Banyumas hanya saja bus tersebut digunakan untuk barang-barang logistik pak apakah bapak, ibu bersedia menaiki Bus Tersebut?.”

Andi: “Gimana man lu mau gak ikut Bus yang dalemnya banyak barang?”

Herman: “Hmmmmmm……. Gimana nih mah?”

Lia: “Ya sudah mau gimana lagi 2 hari lagi Natalan masa kita nungu selesai Natalan, ditambah memangnya masih ada yang jual tiket lagi.”

Herman: “ Hmmm….. Ya sudah kita ikut pak”

Dengan nada kesal aku pun akhirnya setuju untuk ikut Bus barang. 20 Menit berlalu Bus pun datang.

kakakdewa penipu Petualangan Istriku Yang Liar

Travel: “Bapak Ibu silahkan naik Busnya sudah datang”

Andi: “Wahhh gak salah nih kita duduk dimana?”

Bus tersebut ternyata sudah dipenuhi barang hanya 2 kursi depan termasuk supir dan kursi tengah itupun masih ada beberapa barang disampingnya dan dibawah jok kursi tersebut juga banyak sekali barang.

Herman: “Gak salah nih, kita duduk sama barang-barang banyak seperti ini”

Travel: “Iya pak Mohon Maaf atas ketidaknyamananya. Saat ini hanya Bus ini yang akan menuju Banyumas kalau bapak ibu merasa tidak nyaman Ibu bapak silahkan menunggu setelah Natalan pak”

Herman: “Enak aja masa kita disuruh nungu selesai Natalan”

Lia: “Sabar Pahhh Udah Nanti kita nikmatin aja perjalannya” Jawab istriku yang sedang mencoba menenangkanku.

Andi: “Iya Bro daripada gak jadi Mudik entarrr, dahh nikmatin ajaa”

Dengan Perasaan yang masih kesal akupun memilih bangku depan sebagai tempatku.

Herman: “Yaudah tapi Gw duduk depan yaa, gw ogah duduk di belakang sempit-sempitan sama barang”

Akhirnya kami pun masuk ke dalam mobil. Aku didepan dengan Pak supir sedangkan Lia dan Andi duduk di kursi tengah di posisi kanan bangku dikarenakan di posisi bangku kiri ada bayak kerdus yang bertumpuk sehingga mau tidak mau Andi dan Lia pun berdempetan dengan barang.

Bahkan untuk menutup pintu saja tadi sangat sulit mengingat Andi mempunyai tubuh yang besar sehingga kursi tersebut terlihat sempit dan istriku Lia terlihat sangat tersiksa dikarenakan dihimpit oleh barang-barang dan tubuh besar Andi ditambah ia harus memangku Yuni. Karena aku merasa kasian dengan Lia aku pun langsung menyuruh Lia untuk membawa Yuni ke depan.

Herman: “ Udah mah sini Yuni sama papah aja”

Lia: “ Gak apa-apa nih, papah sempit gak?”

Herman: “ Engga nih masih bisa yuni masih kecil ini”

Andi: “Udah Bro sini Yuni gw pangku aja”

Herman: “ Udah gak usah kasian lu-nya juga sempit amat keliatanya, udaah Yuni ama gw aja”

Andi: “Yaudah, Ok deh”

Akhirnya Bus kami jalan melewati jalan Pantura. Di dalam perjalanan kami bercanda gurau Andi memang jago mencairkan suasana bahkan sang supir pun ikut tertawa dengan candaan yang Andi buat, dalam candaan tersebut Andi merkata sambil berbisik ke Lia

Andi: “Mbak Lia kalau sempit sini saya pangku biar leluasa duduknya” dengan nada canda Andi mengajak Lia untuk dipangku, mendengar itu aku agak kesal namun tanpa kusadari ternyata Lia menjawab.

Lia: “Gak apa-apa nih aku kan berat, nanti Mas Andi pegel lagi perjalanan jauh lohh”

Andi: “ Yeee belum dicoba, atau mba mau taruhan seberapa lama aku bisa menahan badan Mba? Satu jam saja gimana? Kalau saya gak kuat saya traktir Mba deh tapi kalau saya bisa bertahan lebih sejam Mba harus duduk terus di pangkuan saya hingga sampai di Banyumas nanti. Gimana? ”

Lia: “Hayoo siapa takut siap-siap kalah aja yaakkk”.

Andi: “ Ok kalau begitu tapi izin dulu sama Herman lahh nanti dikira saya kurang ajar lagi”. Dengan nada sambil berbisik ke Lia.

Lia: Ok, Pahh mamah boleh gak duduk dipangkuannya Andi? Mamah udah gak kuat nih sempit banget tangan mamah sakit nih mana perjalanan masih jauh nih.”

Herman: “Hmmmmm……yaudah deh tapi awas lu Di macem-macem yaa” dengan nada ketus akupun mengizinkan Lia duduk dipangkuan Andi hal ini kulakukan memang dengan kondisi yang tidak mengenakan mengingat Lia terlihat kesakitan karena ia duduk ditengah dengan dihimpit barang dan tubuh Andi yang kekar.

Lia: “ Ok kalau gitu aku pindah yaaa”

Lia pun Pindah ke pangkuan Andi Lia meletakkan kedua bulatan pantatnya diantara kedua paha Andi yg saat itu Ia memakai celana Jeans Pendek yang sama seperti ku. Dengan Rasa Cemburu akupun hanya bisa melihat Mereka yang sedang Berpangku. tangan Lia bertumpu pada Lutunya agar menjaga keseimbangannya lalu kulihat tangan Andi Keduanya ia senderkan ke bangku yaaaa cukup masih aman tidak terlihat gerak gerik aneh Dari andi akupun cukup lega melihatnya.

30 Menit Berlalu Kulihat mereka berubah posisi Lia sekarang agak membungkuk kearah kursi depan Sweater Hitam Yang ia pakai sudah dilepasnya sambil berpegangan dengan Bangku ku sedangkan andi kulihat tanganya sudah berada disamping pingang Lia Namun Ia belum berani menyentuhnya haanya ditaruh saja di samping badan Lia. Dengan kondisi Membungkuk Otomatis Kaos Lia yang ketat dan pendek tersebut tersingkap di bagian belakang di tambah lekukan tali bra lia pun akan terlihat karena Lia memakai baju yang sagat ketat. Akupun melihat Andi menjadi salah tingkah Raut wajahnya terlihat Jengah aku yakin Andi saat ini sedang Terangsang melihat Istriku di posisi tersebut pasti siapapun laki-laki akan terangsang melihatnya.

Satu Jam lebih sudah berlalu Andi masih terlihat biasa saja Lia pun sudah kembali keposisinya dengan tangan kembali di lutut untuk menjaga keseimbanganya. Lalu Andi Berkata

Andi: “ Udah satu jam lebih nih mbak Aku masih kuatkan gak Mengeluh ataupun Merubah posisi duduku.”

Lia: “ Iya-iya kamu menang yaudah aku duduk disini yaa lebih enak dan leluasa dibanding duduk ditengah aku terhimpit barang”

Tak kusangka istriku teryata lebih senang dipangku Oleh Andi Yang Kutahu Lia Itu orang sagat tegas dalam masalah seperti ini namun nyatanya ia Lebih senang di pangku Oleh Andi.

Lia: “Mas Andi aku senderan di badan kamu boleh gak pegel juga duduk kayak gini”

Andi: “ Yaudah mba silahkan Aku mah bebas yang penting Mbak Lia Puas”

Lia: “Puas Kalo gak Nyoba yaaa?

Andi: “Nyoba apa nih mba?” Pancing Andi

Lia: “Yaa nyoba Yang lain lahh, Hihihi”

Sungguh membuat hatiku marah cemburu namun entah kenapa aku menikmati adegan ini apa yang dimaksud Lia “Nyoba” Pikiranku kacau aku sudah berpikiran kemana-mana. Lalu Tiba-tiba sang supir bertanya padaku.

Supir: “Bapak Bolehkah saya mendegarkan musik dengan memakai Headset?”

Herman: “Ohh Silahkan saja tapi apakah tidak berbahaya pak kalau menyetir sambil mendengarkan musik pakai headset pula?”

Supir: “ Tenang pak Saya sudah terbiasa dengan hal ini, ini cara saya agar menghilangkan kantuk dan menjaga fokus saya pak mengingat sekarang sudah mulai malam hal ini sering saya lakukan kalau menyetir pada malam hari pak.”

Herman: “ Yasudah terserah bapak saja kalau itu membuat bapak nyaman”

Supir:”Terima kasih pak atas pengertianya oh iya bapak silahkan saja nyalakan radio nya pak. Perkiraan saya Perjalanan masih sekitar 3 jam lagi itupun kalau tidak macet nanti”

Herman: “ yaahh mudah-mudahan tidak macet laah pak”

Pak supirpun memakaikan hedset ditelinganya akupun segera mennyetel radio dan sempat menegok kebelakang untuk melihat keadaan mereka berdua dan aku terkaget melihat keadaan dibelakang. Tangan Andi sekarang berada dipinggang isteriku, lalu posisi duduk Lia agak lebih naik di pangkuan Andi dan terguncang naik turun. Yang disebabkan jalan yang jelek. Dalam kondisi tersebut Andi sudah sangat siap Menyetubuhi istriku ditambah Lia terlihat sangat menikmatinya mata ia terpejam apakah ia terangsang?

Herman: ” Mamah ngantuk?”

Lia: “ Iya nih pah Badanya Andi nyaman banget jadi ngantuk nih”

Andi: “Tidur aja mba aku juga ngantuk nih badan mbak juga empuk nih aku juga jadi ngantuk, hehehe”

Lia: “Apanya yang Empuk?”

Andi: “Ituuuu looohh mbaa” sambil memegang pantat Lia

Lia: “ Awas nanti ada yang keras” sambil menunjuk Penis Andi

Andi:” Apanya yang keras mba?”

Lia:” itunyaaaaaa. Hihihi”

Kesal,marah mendengar ucapan mereka Andi sekarang sudah berani memgang pantat Lia bahkan lia pun sudah mulai menyentuh selangkangan Andi hal ini membuat aku sangatt marah namun aku sangat menikmatinya. Gila benar istriku ternyata mempunyai sisi yang seperti ini, hal ini menjadi pertama kali aku melihat istriku mempunyai sifat liar seperti ini.

Waktu pun berlalu Malam pun Tiba ditambah cuaca yang kurang medukung Hujan diluar membuat suhu dalam mobil menjadi sagat dingin Akupun merasakan kantuk yuni pun tidur dipangkuanku namun aku sangat penasaran apa yang terjadi dibelakang aku pun mencoba melihat kearah spion depan mengingat spion kaca depan cukup besar namun posisinya menghadap kearah ku sehinga hanya posisi ku saja yang bisa melihat arah kebelakang.

Akupun mengintip kearah spion namun karena sudah malam ditambah cuaca sedang hujan membuat kaca spion menjadi sedikit berembun dan tidak terlihat akupun semakin penasaran apa yang sebenarnya yang dilakukan oleh mereka berdua dibelakang Beruntung ada Lampu merah di Pertigaan yang mau mengarah kearah banyumas kondisi jalan tersebut cukup terang karena ada lampu penerangan serta banyaknya jumlah mobil yang sepertinya memiliki tujuan arah yang sama dengan kami.

Akupun langsung memberanikan diri melihat kaca spion dan ternyata yang kulihat tampak kepala Lia rebahan menyandar kebahu kiri Andi, mata Lia mulai dipejam2kan menahan kantuk mungkin, tapi ada yang aneh aku tidak melihat tangan andi sambil kuteliti kembali ternyata tangan andi sudah masuk kedalam rok Lia, Apakah andi sedang Memasukan jarinya ke Vagina lia?

Akupun penasaran apakah yang dilakukan Andi , sial karena gelap aku tidak terlalu melihat dimana tangan Andi namun tanpa sengaja kami melewati pom bensin sang supir pun langsung membelokan mobilnya ke pom bensin.

Supir: “ Bapak Mohon maaf pak saya sudah tidak tahan perut saya sakit apakah saya boleh izin sebentar ke toilet ditambah bensin kita juga sudah kosong”

Herman :” Oh yaudah gak apa-apa pak gak baik juga kan kalau ditahan.”

Lalu Lia Bangun dari tidurnya

Lia: “ Hoahhmm udah dimana nih pah?”

Kulihat Kondisi mereka sudah biasa lagi andi pun terlihat tertidur tapi sepertinya berpura-pura karena aku tadi sempat memergoki dia sedang menjamah vagina istriku dibalik rok nya. Lia pun terlihat biasa apakah dia tidak sadar atau dia Sengaja membiarkan tangan andi menjamah vaginanya. Akupun ingin mencoba apakah istriku ini benar-benar menikmati apa yang dilakukan andi atau tidak. aku berpura-pura ingin ikut ketoilet juga.

Herman: “Mah aku mau ketoilet mamah mau juga gak ke toilet?”

Lia: “Hmmmm engga deh pah soalnya udah nagung nih ntar ribet lagi duduknya kasian andi ntar dia kebagun:”

Herman: “Yaudah kalo gitu papah ketoilet dulu ya nihh jaga Yuni yaa”

Lia:” Ok pah”

Akupun keluar dari mobil Pintu mobilku sengaja kututup tidak rapat agar aku bisa mendegar apa yang terjadi didalam. Akupun segera bergegas ke toilet dan langsung kembali ke bus hanya selang sekitar 5 menit aku meninggalkan mereka aku menjadi sagat penasaran apa yang sedang mereka lakukan mengingat di mobil mreka hanya berdua aku sudah memberikan kebebasan kepada mereka berdua.

Setelah selesai dari toilet aku kembali ke Bus , aku mengendap ngendap agar tidak terlihat oleh mereka akupun langsung menempelkan kupingku dari arah pintuku yang sengaja aku tidak tutup rapat karena untuk bisa mendegar percakapan mereka. Benar saja aku mendegar suara seperti orang berciuman dan desahan istriku. Hatiku berdebar keras, marah namun akau sagat penasaran apa yang sedang mereka lakukan. Apakah Andi sudah mulai menyetubuhi istriku?

Akupun langsung menuju pintu tengah berhubung ini Mini Bus pintunya adalah pintu geser dan memeiliki kaca yang panjang sampai kebelakang mobil namun siall kaca filternya sangat gelap aku tidak bisa melihat kedalam aku mencari akal akupun memutar kesisi kiri teryata disisi kiri ada kaca filter yang sudah terkelupas cukup besar namun aku dihalangi Kerdus-kerdus yang menumpuk didalam mobil karena kerdus tersebut memang berada disamping kursi kiri dimana tempat andi dan Lia duduk. Akupun kesal dan mencari celah yang bisa kulihat

Herman: “Siallllll susah sekali apasih yang terjadi didalam?”

Saat sedang mencari celah Pak supir langsung mengurku

Supir: “ayo pak saya sudah selesai kita jalan lagi”

Herman: “ Oh iya pak ayo lah”

Aku merasa kecewa sehingga akupun langsung masuk kedalam mobil. Didalam mobil aku penasaran sekarang posisi seperti apa mereka didalalm. Didalam mobil akupun langsung memangku kembali yuni yang masih tidur dan pak supir pun kembali mekai hedsetnya akupun penasaran dan langsung saja aku menoleh kebalakang.

Kulihat Lia dan Andi sedang merebahkan badanya Andi sambil menguap dan lia sedang membungkukan badanya tapi tunggu ada yang aneh karena lia memakai kaos ketat dada lia pasti akan terlihat tegap dan busung namun yang aku lihat dadanya seperti bebas bergerak mengikuti irama rebahan lia apakah lia sudah melepaskan bra nya? Bukan hanya itu saja kenapa badan Lia terlihat berkeringat mengigat cuaca sedang dingin-dinginya? Sialll aku kelewat adegan penting

Setelah isi bensin kamipun langsung melanjutkan perjalanan kembali. Dalam perjalanan andi menanyakan tentang kondisi Lia Istriku

Andi: Mba Lia Pegel gak mba duduk di pangkuan saya, atau mbak mau duduk ditengah lagi? “Tanya Andi

Lia: “Engak kok mas aku nyaman cuman emang pegel juga ya dari tadi mau ngilangin pegelnya kegangu terus”

Andi: “iya kegangu terus ya mba saya juga pegel untung ada mba yang bisa naganin pegel saya, tapi masih pegel nih mba”

Siaall pembicaraan Yang ambigu tersebut membuat dadaku dan kepala ku menjadi sakit, cemburu namun aku menikmatinya. Posisi mereka kembali biasa lagi namun posisi saat ini lia bersandar ke badan andi dan tangan andi sudah berani di pingang Lia mereka terlihat seperti sepasang kekasih hal ini membuatku menjadi terangsang namun sangat aneh aku menikmatinya melihat istriku sedang dijamah teman kantorku.

Akupun menjadi penasaran dengan Kondisi Lia apakah dia memakai Bra atau tidak mengigat tadi aku sempat melihat tonjolan kecil di kaosnya ditambah di dadanya terlihat bekas cubitan merah apakah tadi andi sempat menikmati buah dada istriku, siallll aku sagat penasaran. Akupun mencari akal untuk bisa menemukan bra Istriku akupun menegok kebelakang dengan sambil menayakan keadaan istriku.

Pada posisi itu aku pun langsung melihat secara keseluruhan isi mobil belakang, mataku langsung tertuju kepada kerdus yang berada disamping kiri mereka berdua. Ternyata benar aku melihat bra hitam yang ia kenakan ternyata ia selipkan dibawah kerdus yang ada di kursi belakang. Mungkin karena panik ia meyelipkan bra tersebut dibawah kerdus saat aku dan pak supir kembali dari toilet dipom bensin tadi.

Akupun cukup lega namun aku masih penasaran apa yang sebenarnya yang mereka lakukan tadi di pom bensin mengigat perjalanan masih jauh, lalu tiba” ponselku bunyi ternyata dari pakde ku yang sedang menayakan posisiku berada dan ia pun mengatakan ketika sampai akan langsung dijemput oleh pak de ku dari tempat travel

Lia: “Dari siapa pah?” Tanya istriku

Herman: “Dari pakde katanya nanti kita di jemput”

Lia:”Ohhh gitu yaudah tidur lagi deh”

Lia kembali bersandar ke badan Andi namun kulihat tangan andi kembali kebawah dengan posisi disamping pinggan Lia sepertnya dia terlihat capek mungkin karena sudah di servis oleh istriku sehingga ia kehilangan stamina. Siaalll lagi-lagi dadaku berdegup kencang akau sangat penasaran apa yang dilakukan istriku tadi.

Entah karena suhu yang digin tanpa sadar aku tertidur, singkat cerita aku terbagun berapa lama aku tidur? sudah dimana ini? Kulihat pak supir masih berkonsentarsi menyetir yasudah karena rasa kantuk yang tak tertahankan aku kembali memejamkan mataku, tapi tunggu aku mendengar suara desahan, ahh mungkin itu suara music dari radio pikirku. Namun bila kudegar lebih teliti ini bukan suara lagu mengigat aku mengatur vol radio tidak terlalu besar namun suara desahan terdegar sangat keras akupun mengira ngira jangan”????

Akupun mencoba memberanikan diri melihat kearah spion didepanku untuk melihat kondisi dibelakang, “sialll gelap sekali” kataku, akupun menunggu moment lampu merah atau penerangan jalan yang dapat menerangkan kondisi di belakang aku sangat penasaran sekali hingga mobil kami akhirnya mengalami macet waktu sudah menujukan setegah dua belas malam tapi kondisi jalan sangat macet wajar karena liburan natal dan tahun baru banyak orang yang pergi keluar kota sehinga kemacetan terjadi

Kembali ke istriku dan andi beruntung dikarenakan lampu dari mobil yang ada diajalan aku bisa melihat kebelakang dari arah kaca spion namun tidak terlalu jelas mungkin dikarenakan filter kaca bus ini sangat tebal sehingga cahaya yang masuk terbatasi namun itu sudah cukup karena aku bisa melihat siluet badan mereka walaupun tidak begitu jelas.

Akupun langsung mengira” apa yang sedang dilakukan oleh mereka berdua lalu tidak sengaja mobil belakang memberikan lampu jauh mungkin hanya mengetest saja atau apa aku juga tidak mengerti namun degan adanya lampu tersebut membuat keadaan dibelakang terlihat sagat jelas dari seperkian detik aku melihat mereka.

Astaga ke dua tangan andi sedang meremas dada istriku kedua tangan tersebut menjamah masuk ke kaos ketat istriku sehingga kaos istriku tersingkap aku sempat melihat perut mulus istriku karena kaos tersebut sudah ditarik keatas sambil meremas istriku kulihat andi mencium leher istriku, ekspresi istriku terlihat sangat erotis ia sesekali mengigit bibirnya . siallll aku penasaran apa yang terjadi di bawah rok istriku apakah andi sedang menyetubuhi istriku?

Saat aku sedang memperhatikan apa yang terjadi di bawah rok istriku aku mendapat cobaan lagi hal tersebut adalah gelapnya keadaan di mobil cahaya dari belakang kurang menerangi keadaan bawah kursi yang sedang mereka duduki.

Akupun masih mendegar suara desahan dari istriku. “Siaalll apa yang sedang dilakukan andi???” lalu tiba-tiba ada mobil dari arah berlawanan memberikan lampu jarak jauh sehingga otomatis lampu ini dari arah depan maka cahaya lampu tersebut cukup menerangi keadaan yang ada dibelakang akupun memanfaatkan kondisi ini mata ku pun langsung tertuju pada kaca spion terlihat sagat jelas andi masih meremas kedua buah dada istriku sedangkan istriku terlihat menikmatinya akupun langsung ingin melihat apa yang terjadi dibawah rok istriku dann apa yang kulihat sagat tidak percaya istriku yang kukira setia berani berseligkuh didepan suaminya.

Kulihat penis andi sedang bergesekan diantara vagina istriku dan CD istriku, karena istriku memakai CD model G string penis tersebut terlilit oleh tali CD istriku, aku melihat kejadian tersebut terjadi seperkian detik tapi aku yakin itu adalah penis besar dan panjang sedang mengesekan vagina istriku.

Akupun sudah tidak peduli hatiku pun kacau,hancur istriku yang kupikir setia berani melakukan adegan persetubuhan dengan teman sekantorku “sungguh kau kejam lia.” Gumamku. Dalam keadaan gundah gulana tanpa sadar aku tertidur, akupun langsung terbagun karena mendegar suara istriku

Lia: “Pahh bangun udah sampe nihh tuh pakde sudah nuguin kita”

Herman: “Oh iya udah sampe yaaa hoahmmm…..”

Akupun langsung membawa koper ku ke mobil pakde ku setelah bersalaman kami langsung menuju kerumah orang tuaku mengigat waktu sudh larut sekali. Di mobil pakde ku aku duduk dibelakang yuni masih dipangkuanku lia berada disampingku Andi duduk didepan terlihat sedang asik mengobrol dengan pakdeku.

Akupun penasaran apa yang sebenarnya terjadi kulihat istriku tertidur pulas di bahuku lia memakai sweter nya kembali namun kulihat sepertinya istriku masih belum memakai branya karena tak sengaja aku melihat dari belahan rendah bajunya puttingnya terlihat jelas lalu kuperhatikan dada istriku terlihat merah seperti habis diremas oleh tangan kekar hal itu wajar karena yang meremas adalah sahabatku sendiri Andi.

Akupun penasaran dengan vaginanya karena kondisi istriku tertidur dengan kaki terbuka lebar sehingga ini menjadi kesempatanku untuk mengecek vagina istriku. Kuselipkan jariku kearah CD istriku dan kuraba teranyata basah dan lengket akupun mencoba mencium “sialll ini bau sperma” apakah andi mengeluarkan sperma didalam vagina istriku?

Ahhhhh aku penasaran sekali apa yang di perbuat andi pada istriku tadi di Bus. Sesampai dirumah orang tuaku akupun membangunkan istriku dan aku mengendong yuni yang sudah tidur andi langsung diantar pakdeku ke rumahny di desa sebelah tidak terlalu jauh dikarenakan sudah sangat larut malam dan kendaraan tidak ada maka pakde ku berbaik hati mengantarkan andi kerumahnya akupun mengucapkan terima kasih padanya.

Herman : “ di makasih udah nemenin kita mudik di”

Andi: “ Justru gw yang bilang makasih gw dapet kenagan terindah selama perjalanan”

“Sialll dia sudah berhasil menikmati istriku beruntungnyaa dirimu andii”. Andi pun berangkat diantar bersama pakdeku akupun langsung masuk kekamar karena sudah larut ayah ibuku menyuruhku langsung tidur saja tetapi istriku sepertinya ingin membersihkan diri karena ia merasa berkeringat.

Yaa tentu saja setelah menikmati penis andi istriku terlihat berkeringat sekali mengigat apa yang mereka lakukan membuat pikiran dan perasaan ku kacau akupun tidur dikasur sambil menatap lagit-langit kamar apakah salahku sehingga istriku berani berbuat hal senonoh tersebut di depanku, lalu istriku keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk dibadanya akupun langsung menghampirinya karena aku sudah tidak tahan aku langsung memeluk istriku dari belakang

Lia: “Ihh papah kenapa sihh Horny yaa”

Tanpa berbicara aku pun langsung melumat buah dada istriku yang besar dan tanganku langsung memasukan jariku ke vaginanya”ahhhhhh……shhhhhh pelannn dong pahh” suara rintihan istriku, akupun tidak peduli dengan desahanya aku langsung membuka celana ku dan tanpa babibu aku langsung menancapkan penis ku ke vagina istriku “ahhhh….pelan dong pah”.

Aku langsung mengendong istriku di kasur dan langsung memompa istriku dengan ganas kumainkan putting istriku dan bibirku melumat bibir istriku yang mungill. “slurppp …..muachh …terusss pahh ohhhhh” rintihan istriku, aku memeompa cepat menandakan aku sebentar lagi akan mengeluarkan sperma ku ke dalam Rahim istriku” mahh papah mau keluar” “Ohhhh mamah juga paahhhh……ayodikit lagi” dann akhirnya aku mengeluarkan sperma ku sangat banyak sekali” ahhhhhhhh” kami berdua berteriak seperti tidak ada rasa malau mengigat ini dirumah orang tuaku.

Aku dan istriku berbaring berdua dikasur dia mendekap di dadaku.

Lia: “pahh mamah mau jujur tapi papah jangan marah yaaa?”

Herman: “apa??” rasa penasaran ku muncul

Lia:” janji loh yaaa?”

Herman: iyaaaa, ada apa sih?” tanyaku penasaran

Lia: “Jadi begini pah sebenarnya tadi mamah sama andi hampir melakukaaannnn.”

Herman: “Melakukan apa?”

Lia: “eeee melakukann…..”

Herman: “APPPPAAA” dengan nada yang agak meningi

Lia: “ Sssssee…

Herman: “Ssssee apa sih, yang jelas dong kalau ngomong.”

Lia: “ Sex pahh”

Akupun terdiam agak lama pembicaraan kami terdiam namun istriku langsung berkata

Lia: “Papah marah yaa? Maafin mamah ya pah itu benar benar tidak sengaja karena kondisi dingin ditambah aku mengantuk andi memanfaatkan kondisi itu pah”

Herman: “memangnya kamu diapain aja sama dia?”

Lia: “papah penasaran???

Herman: “ iyaa buruan apa sihh”

Lia: “janji yaa gak cemburuuuu”

Herrman: “ iya janjiiii, buruan apa sih”

Lia: jadi gini pas mamah dan andi membuat taruhan untuk bisa bertahan siapa yang lama memangku pada saat itu mamah sebenarnya optimis menang pah mengingat andi akan mentraktir mamah tapi keadaan lain ternyata andi bisa bertahan dari pangkuan mamah yasudah mamah pikir itu menjadi hadiaah buat dia toh juga sebenarnya mama sebenarnya sangat senang duduk dipangkuanya tujunya memang untuk menghindar dari sempitnya barang-barang dimobil pahh bener kok niat mamah Cuma itu kok”

Herma:” benerannnn??”

Lia:” iya pah bener, nahh dengerin dulu nih ceritanya kita semua kan sempet tertidur tuh lalu pas kita tidur mamah ngerasain andi sedang mencoba meraba dada mamah pah”

Herman:” teruss mamah biarin aja gitu?”

Lia:” yaahh mamah kira itu gak sengaja makanya mamah biarin eh kelamaann dia malah keasikan ngremes dada mamah, Andi hebat loh pahh pas ngremes dada mamah mamah langsung cepet terangsang padahal kayaknya andi meremesnya tidak terlalu kencang seperti mengelus saja ngebuat mama horny”

Herman: “Terus apa lagi?”

Lia:” terusss dia mulai berani megang pantat mamah pah pokoknya semua badan deh, mamah masih bisa tahan tadinya mamah sempet nolak cuman rabaannya ngebuat mamah kalah pahh mamah gak bisa nolak, udah gitu dia berhasil masukin jari nya ke vagina mamah”

Herman: “hahh?? terus mamah biarin aja gitu?”

Lia: “ Mau gimana lagi pah mamah udah terangsang banget mau mama tahan dia nya maksa mulu terus mamah juga takut ketahuan sama papah dan supir didepan ditambah ada yuni yang masih kecil, mamah gak mau yuni ngeliat ibunya melakukan hal tidak senonoh dengan orang lain yang bukan ayahnya”

Herman:”…………….”

Lia: Papah kok diemm??..........yaudah mamah stop deh ceritanya”

Herman: “ jangannn lanjutin ceritanya”

Lia: “Habisnya papah marah”

Hermann :” engaaakkk udah lanjutin ceritanya papah penasaran.”

Lia: “Ok mamah Lanjutin yaa, nahhh kan dia masih tuh Kocokin vagina mamah mamah hampir keluar tuh pah ehhhh pak supir malah ke pom bensin, sumpah itu mamah kesel banget rasanya tuh kayak kehilangan HP aja nangung mau keluar ditahan rasanya ngeselin deh sumpah”

Herman: “ nahh terus kan papah sama pak supir kan ke toilet mamah ngapain sama andi?”

Lia: “ yaa dilanjutin dong pah si Andi kyakanya gak mau nyia”in kesempatan. langsung deh di kocok vagina mamah dan akhirnya mamah keluar pahh kalau papah lihat di bawah jok pasti banjir tuh soalnya mamah keluarnya kayak mamah pipis banyak banget, itu orgasme terbesar bulan ini yang mamah rasain pah”

Herman: “Memangnya dibulan sebelumnya mamah keluar gak sebesar sekarang?” tanyaku

Lia: “ yaaa keluar sihhh cuman gak sehebat sekarang aja, mau di lanjutin gak nih ceritanya?”

Herman:” iyaiayaa lanjutin”

Lia: nahh pas mamah udah Orgasme badan mamah tuh agak lemes pah soalnya mamah nahan teriak kan tahu sendiri mamah kalu lagi orgasme teriaknya kayak gimana nahh mamah takut kedengaran sama orang dan takut yuni bangun pah makanya mamah tahan”

Herman: “ terus si andi ngapain lagi”

Lia: “Terus si Andi bilang mamah harus berhutang budi sudah dikasih orgasme hebat andi minta bantuan buat orgasme juga cuman mamah nolak untuk sex pahh mamah masih bisa menahan kok terus dia ngasih solusi dia minta di Blowjob pah”

Herman:” Terus mamah kasih?”

Lia: “ Ya enggak lah mamah jijik, sama papah aja perhitungan apa lagi sama orang lain pah”

Herman:” terus kamu kasih apa ke dia??”

Lia: “ Yaudah mamah kasih solusi pake dada mamah aja daripada dia merengek minta sex kan pah, yaudah mamah kasih deh”

Herman: “terus dia setuju?”

Lia:” ia dia mau terus langsung deh mamah buka kaos mamah sama bra mamah terus dia ngebuka celananya , papah tau gakk mamah kaget banget penisnya besar kayak pisang pah, terus keinget takut papah sama pak supir balik langsung aja deh tuh penis mama jepit ke dada mamah pah untung dada mamah lumayan besar pas banget ngejepit penisnya si andi di dada mamah pah”

Herman: “ terus si andi berhasil keluar?”

Lia: belum pah dia kuat banget pah kata dia “ mba percuma gak berhasil kurang mempan, kita sex aja yuk” dia ngajakin sex pah cuman mamah tetap nolak pahh terus dia punya ide “ yaudah mba digesekin ajadeh kayaknya bakal keluar” nahh pas dia minta gesek sebenarnya mamah nolak tapi karena takut papah sama supir balik yaudah mamah setuju”

Herman: “ terus mamah diapain sama dia ?”

Lia: “ mama disuruh duduk menghadap dia pah yaudah karena takut papah balik mama langsung duduk di pangkuan dia”

Herman: “ mamah masih pake celana dalam?”

Lia: “ Masih pahh nahh mama pegang penisnya mamah gesekin penisnya diluar CD mamah kok ditambah Mamah lagi pake CD yang berbahan nylon jadinya licin deh sehingaa memudahkan penetrasi yang mamah kasih ”

Herman: terus berhasil keluar si Andi””

Lia: “belum pah mamah sebenarnya antara enak sama takut pah, takut papah sama pak supir datang juga takut diliat sama orang yang ada di pombensin, terus mamah geser aja tuh CD mamah kan Model G string Penutup depan nya tingal geser yaudah langsung deh mamah gesekin kepala penisnya ke bibir vagina mamah rasanya tuhhh pah kayak diestrum”

Herman: “dia masih belum keluar juga tuh?”

Lia: “ belum pah mamah heran kuat juga si Andi yaudah mamah percepat temponya dia sambil ngelumat dada mamah paahh terus bukanya dia yang keluar ehh mamah yang orgasme yang kedua kalinya pah tuh langsung lemes badan.”

Herman: “ terus pas mamah lemes mamah diapain lagi sama dia?”

Lia:” mamah pasrah aja pah orang lagi lemes gitu mau diapain aja pasrah lah di balikin posisi mamah ke depan lagi dia ngremesin dada mamah dari belakang pah sambil nyiumin leher mamah pah penisnya yang keras langsung di deketin lagi ke bibir vagina mamah lagi pah. Nahh disini sebenarnya mamah bohong dikit sama papah sihh,hihihi”

Herman: Bohong gimana,?

Lia: janji jangan marah yaa?

Herman: iyaaa buruan mamah bohong apa sama papah.?

Lia: Nihh mamah berani sumpah ini gak sengaja pah, nah pas lagi ngegesekin penisnya dia ke vagina mamah tiba-tiba papah sama pak supir datang maen buka pintu Bus, sontak lah kita berdua kaget karena mamah kaget badan mamah loncat dikit teruss ngebuat peniss nya si andiii……….”

Herman: “ Penis nya Andi kenapa?

Lia: “penisnya andi gak sengaja masuk pah, sumpah itu gak sengaja pah mamah aja langsung kaget ada penis besar masuk tiba-tiba perut mamah agak mules nusuknya sampai ke Rahim mamah pah”

Herman: “ berarti pas papah liat kalian regangin badan itu penis nya andi udah masuk dong? Kok mamah biarin aja sih?”

Lia: iya pah udah masuk, yaaa mau gimana lagi kalalu mamah keluarin ya bakal ketahuan apa lagi ada pak supir papah mau ntar jadi aib keluarga makanya mamah tahan aja tuh penis didalam vagina mamah”

Herman: “ emangnya mamah tahan ada penis nancep divagina mamah”

Lia: awalnya sih tahan pah cuman lama-lama mamah gak kuat pah cairan vagina mamah keluar terus mamah tahan aja dengan gigit bibir takut mamah mendesah pah, sebenarnya mamah juga lagi mikir gimana cara ngeluarin penisnya tanpa ketahuan papah, si andi juga kyaknya lagi mikir habisnya selama perjalanan dari pom bensin tuh kami diem aja tuh pah , dengan posisi penis andi masih nancep di vagina mamah”

Herman: nahh kalau gak salah papah kan tidur, pas papah tidur mamah ngesex dong sama andi penisnya andi kan udah nancep otomatis mamah ngesex sama dia kan?

Lia: “Nahh ini mamah berani sumpah mamah gak sampai berbuat lebih jauh hanya ketiban rejeki aja pah”

Herman: “ ketiban rejeki gimana maksudnya?”

Lia: Iya pah ketiban rejeki , gini ceritanya pas mamah ngeliat papah tidur terus pak supir lagi konsentrasi nyetir mamah mau bangun dari pangkuanya andi biar bisa cabut penisnya ehh tiba” kita lewatin jalan yang rusak kan pah otomatis penis yang masih didalem menyodok nyodok sampe kerahim mamah, itu mamah Orgasme ketiga kali pah dengan posisi penis andi masih nancep bayangin aja hampir 20 menit penis sebesar pisang nancep di vagina mamah yaa wajar cuman beberapa sodokan mamah langsung orgasme pah itu mamah sempet mendesah tapi sempet ditahan mulut mamah sama si andi”

Berarti Aku mendegar suara desahan Lia itu teryata suara dia orgasme, benar-benar istriku ini “termenung diriku”

Lia: “pahhhh,kok diemm papah marah?”

Herman: engaakk yaudah lanjutin lagi ceritanya

Lia: mamah benar-benar minta maaf sama papah mamah mungkin nakal cuman kondisinya tidak yang sangat tidak mengenakan jadinya mamah ngelakuin hal senonoh itu pahh mamah minta maaf yaa paahhh” Rangek istriku”

Lia: tapi tenang pah dia gak sempet keluar kok nihh pas mamah orgasme mamah memelas ke andi “tolong cabut penis nya aku gak mau hal ini terlihat oleh suamiku kalau memang mas andi mau ngesex denganku lain kali saja ya mas tapi untuk kali ini aku minta tolong cabut penis mas” kata lia ”ok tapi janji ya aku bisa ngesex sama mbak janji yaa??” kata andi “ iyaa aku janji tapi pake pengaman yaa, terus untuk hari ini saja tolong cabut penismu mas” kata lia” yasudah tapi aku belum keluar mbak, gimna dong?”Kata Andi” yausudah kita pake cara pertama dengan digesek ingat digesek aja yaaa” kata Lia”

Herman: “ setelah itu cuman digesek aja bener tuh?”

Lia: iya pahh bener gak ada kejadian apa-apa lagi si andi ngegoyangin pingulnya sambil mamah bantu kocokin pah penisnya terus biar cepet keluar mamah lilit penisnya pake tali CD mamah kan Bahan nya dari nylon tuh jadinya licin jadi ada usaha biar cepet keluar.

Herman: “ akhirnya keluar juga dia?”

Lia: iya pah akhirnya si andi keluar juga pah lumayan lama tuh 15 menitan dia baru keluar nahh si andi kalau lagi mau orgasme gitu malah ngremes dada mamah kenceng banget sampai ASI Mamah sempet keluar yaahhh dengan apa yang dilakuin sama andi ngebuat mamah horny lagi terus akhirnya mamah orgasme yang ke 4 kalinya pah dia juga keluar banyak banget lelehan spermanya kalau aja gak ketahan sama CD dan Rok mamah Spermanya Blepetan kemana-mana tuh makanya mamah langsung Lap pakai sweater mamah pah

Herman: “Lalu”

Lia: “abis itu mamah langsung rebahan di badan Andi pah,karena lemas abis orgasme, terus sadar-sadar udah sampai dtempat travel pah”

Setelah itu akupun hanya bisa tertenun diam menerima kenyataan hal yang sudah terjadi sedangkan istriku langsung tertidur pulas di dadaku.
 

Monday, October 21, 2019

Suami minta agar istrinya dihamili oleh orang lain

Aku punya teman (ah… ah.. ah…). No, ini bukan lagunya duet ratu. Aku punya teman baik, kawan karibku di kantor. Sekarang dia sudah pindah ke kantor lain yang menawarkan offering lebih bagus. Tapi kami masih berhubungan baik karena kami berdua punya side job sebagai fotografer pre-wedding. Dari sinilah aku jadi akrab dengan keluarganya, meskipun sebaliknya tidak. Aku yang tinggal sendiri merantau di Jakarta tidak banyak yang bisa dishare ke temanku ini, malah justru mereka yang kuanggap sebagai keluargaku. Dengan keakraban kami, aku juga kenal baik dengan istrinya. Mereka menikah 3 tahun yang lalu. Namun hingga kini belum dikaruniai dengan buah hati oleh Tuhan.



Mereka seringkali ribut dan kawanku ini suka curcol soal hal ini. Hingga suatu ketika, sehabis sesi foto prewedding di daerah Pantai Indah Kapuk, kawanku berkata “Bro, gw udah kenal lo berapa lama sih?” “Ya dari gw masuk PT XYZ, lo kan udah lama disana yang punya kantor. mmmm… berapa lama ya? 5 tahun kali?” “Iya, selama ini gw udah nyaman banget bareng sama lo, kerja sama lo, gila2an juga sama lo” Heummmm… apaan nih, jangan2 ntar dia bilang, dia gay trus suka sama gw x____X. “Wah kenapa nih bro, tumben2an lo aneh begini?”*

“Gini bro, gw ada satu permintaan sama lo. Lo tau kan gw sama istri gw udah 3 tahun married tapi belom punya anak. Gw berdua udah cek ke dokter dan kondisi gw sama istri gw sebenernya sehat kok” “Yaaaudahalaaah” kupikir dia mau bilang apaan. “Mungkin emang belom dikasi sama Tuhan, kali lo disuruh senang-senang dulu bro, lo berdua kan kerja, jabatan oke, gaji juga oke, lo berdua bahkan sering jalan-jalan keluar negeri” Memang betul bahwa karibku dan istrinya ini dari segi karir sukses luar biasa. Sejak pindah ke kantornya yang baru, dia langsung melejit bisa menduduki posisi Senior Manager yang sangat diandalkan oleh Dewan Direksi. Istrinya pun begitu, selalu dengan gampangnya memuluskan deal-deal perusahaan, maklum istrinya bekerja di bidang distribusi komponen pembangkit listrik. Kebayang dong margin mereka gimana?


 “Yaaah bukan gitu bro, gw ngerasa hidup gw hampa aja gak ada anak, istri gw juga ngerasa begitu.” “Yah, terus gimana bro, mungkin lo coba usaha lagi aja selama 1 tahun maybe” “gak bisa bro, istri gw udah nyerah”. “Oookkkeeeey, trus permintaan apaan yang lo maksud?” “Gini….” dia berhenti sejenak tidak melanjutkan kalimatnya. “Gini….” “eaaaahhhh…. lama daaah” “Iye iyeee, gini, gw minta bantuan lo untuk bikin istri gw hamil.” And I said WHATTT???? “Serius bro, lo jangan becanda deh, aneh2 aja.” aku terhenyak mendengar permintaan dia. Gila aja, ini kan sama aja aku menghianati karibku sendiri, seseorang yang sudah kuanggap kakak. “Seriusan ini…. gw udah diskusi panjang lebar sama istri gw soal ini.”

“Gak bisa lah bro, gila aja lo, gw bukannya gimana2, cuma men, lo sama gw kan udah temenan lama, gw udah anggap lo kayak abang gw sendiri, mmmm…. gak ada alternatif lain apa? misalkan bayi tabung?” “gak lah, bayi tabung kemahalan, gw udah konsul sama beberap dokter di Indonesia sama di Singapore, biayanya gede banget, bisa dapet Honda Jazz gw, belum lagi rasio keberhasilannya cuma 65%. Gw gak bisa ambil chance cuma segitu” Kawanku ini seorang akuntan yang handal, semuanya diperhitungkan dari sudut pandang matematis. Pernah kami backpackeran ke Indonesia Tengah (Bali, Lombok, Flores, Timor) yang ada kalo backpackeran kan ngegembel, seadanya duit. Ini dia nggak, semua tercatat rapi, tips tukang parkir, biaya kereta, biaya ferry dll.

“Yaaa, apakek, mmm…. adopsi gimana?” “nggak lah, kita gak tau orang tua si anak ini kayak gimana” “Yang nentuin sikap anak itu bukan siapa ortunya, tapi lingkungan dia? gw yakin kal… ” kawanku sudah memotong tidak mau mendengar “Gini bro, gw bukannya sembarangan minta tolong sama lo, gw udah tau background lo, gw diam-diam research tentang lo, keluarga lo, riwayat medis lo *jangan tanya gimana caranya*, ditambah lagi, gw udah kenal sama lo udah lama banget, lo orangnya gak macem-macem yaaah bandel2 dikit okelah cuma kan gak parah2 amat, lo kenal baik sama istri gw, lo kenal sama bokap nyokap gw, adek-adek gw. Ya kalo lo mau masuk Kartu Keluarganya bokap gw, pasti dengan senang hati mereka nerima. Intinya, gw udah bicarain masalah ini panjang lebar, pro-kontra, konsekuensi dan segalanya sama istri gw dan kita berdua setuju”*


“Oke, kalo boleh tau emang yang milih gw siapa, lo apa istri lo?” “kita berdua spontan kalo nggak ada kandidat yang lebih tepat selain lo” Wah terharu aku mendengarnya. “Gw gak bisa mikir sekarang nih bro, lo boleh kasi gw waktu buat mutusin ini gak? ini rada aneh dah permintaannya.”

 Diam-diam setan, aku memang mengagumi istri kawanku ini. Bisa dibayangkan lah wanita muda, mmmm gak terlalu muda sih karena umurnya sekarang sudah 32 tahun, umurnya beda 5 tahun dengan umurku, berpenampilan layaknya eksekutif muda, setiap kali bertemu kalau dia menjemput kawanku ini, dia selalu menggunakan blazer kantoran yang justru menonjolkan sex appealnya. Kulitnya tidak terlalu putih, namun bersih, rambutnya dipotong sebahu, badannya juga gak terlalu langsing. Tingginya semampai, ideal jika diperhatikan mungkin tingginya sedaguku. Tapi the main attractionnya adalah her boobs. Her big melon boobs. Aku perkirakan mungkin ukurannya sudah 34D. Mungkin juga besarnya ini ditunjang oleh body mass dia yang memang tidaklah kurus. Bahkan dalam balutan blazer kerja resmi pun yang sangat tertutup, siluet bongkahan gunung kembarnya seperti menyihir untuk memandangi.

 Makanya setiap kali aku ngobrol dengan istri kawanku ini, aku selalu fokus dengan ngobrol sambil melihat ke pangkal hidungnya. Aku terlalu takut untuk eye contact, tapi juga tidak mau mataku jelalatan ngeliatin toket gedenya. by the way, namaku Rendi, karibku ini bernama Wein sedangkan istrinya bernama Rini.

Sudah hampir dua minggu aku memikirkan hal ini tidak kunjung tuntas. Aku tau gimana nikmatnya menggenjot tubuh Rini dengan sepenuh nafsu, apalagi udah dapet izin dari suaminya. Namun aku masih merasa ada yang mengganjal. Aku tetap merasa tidak enak dengan Wein. Wein ini baik sekali denganku, benar-benar seperti abang sendiri. Sudah tidak terhitung berapa kali dia meminjamkanku uang untuk utang2ku, meminjamkan mobilnya, meminjamkan peralatan kameranya. Bahkan bisa dibilang, side job fotografer pre-wedding ini modalnya 90% dari dia sedangkan aku modal dengkul saja.

*TINUNINUNG* BBku berbunyi tanda pesan baru diterima. Dari Wein. “Bro, gimana nih, udah ada keputusan belom?”. Aku belum membalas, tapi pasti di ujung sana, dia sudah tau kalau aku sudah membaca pesannya. *TINUNINUNG* pesan baru masuk lagi. “Bro, please lah, help me, I have never ask you for any help. Gw bukannya mau ngungkit2 apa yang udah gw pernah bantu ke lo. Tapi please…” Mungkin kalau orang lain yang membaca pesan itu akan terbaca bahwa Wein ini pamrih dalam memberi bantuannya. Namun tidak bagiku, aku tau persis aku sudah berhutang banyak dari kebaikan yang diberikan Wein. “Oke bro, gw setuju. I hope this is not one of your sick jokes.” “GREAT!!!! gw kabarin istri gw.”

Hari itu hari Rabu, kami janjian untuk ketemuan di Plasa Senayan (PS). Aku selalu suka PS, karena gak terlalu crowded, jadinya untuk nongkrong pun enak. Kami janjian di food court. Aku sudah menunggu agak lama hampir 20 menitan, cemilan french friesku pun udah hampir habis, tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang “Hi Ren..!” salam Rini kepadaku dia tiba dengan Wein dari arah belakang. Aku kali ini benar-benar canggung bertemu dengan mereka, tidak seperti biasanya “Eeehh hai.. Mbak” “Mbak? Mbaak? sejak kapan kamu manggil aku Mbak?” protes Rini kepadaku “Grogi dia” celetuk Wein. Dan memang benar, aku lagi super grogi, tanganku seketika berkeringat basah dan aku salting. “Ren, udalah nyantai aja.” “eeeh iya Rin” “Rin? duh kamu rileks deh, sekali2nya kamu manggil aku Rini” Betul, aku selalu memanggil Rini dengan panggilan teteh. Karena dia dan Wein lebih tua daripadaku, lebih tua 5 tahun. x____X


“So…” ujarku “Iya, so….” Rini mengulang kata-kataku dengan penuh semangat dan senyum. Aku sampai takut jangan sampai Wein cemburu, tapi nampaknya Wein oke oke saja. Wein menimpali “Makasih banget bro lo mau bantuin gw, ya yang kayak gw cerita, kita perlu bantuan lo untuk…. untuk…. ya you know” “Iya, gw ngert, trus gimana prosesnya nih. Apa gw dateng tiap hari apa, rutin. lalu ML. atau lo ada di situ ngeliatin gw sama teteh ntar jangan2″ “wueeeh…. ogah meen yang bener aja deh lo jangan gila” kami bertiga terbahak2. No no… gini, gw gak mau tau, arrangementnya antara lo sama Rini aja, kalian janjian dimana, ngelakuinnya dimana, don’t tell me. I don’t wanna know. Ntar kebayang2. Hey men, lo sobat gw cuma kalo ngebayanginnya masih gimana…” canggung deh kita bertiga. Ini dia yang sebenarnya aku takutkan. Aku takut melukai perasaan Wein. Namun mengingat ini permintaan Wein dan Rini sendiri ya mungkin bisa dikesampingkan saja.

Rini kemudian menimpali. “I’ll contact you ya. btw ini ada hubungannya sama masa subur gw, jadi harus dilakuin di waktu yang pas.” aku mengangguk tanda setuju. Malam itu kami lanjut nonton dan pulang ke tempat masing2. *TINUNINUNG* BBMku kemasukan message, dari Rini, “Ren, kamu besok free gak.” “Aku sih free teh, Wein emang kemana?” “Dia lagi keluar kota. “Oke teh, jadi aku ke apartemen aja nih” “Iya you can come”

Lusanya aku tiba di apartemen, sengaja aku bilang Rini kalau aku akan datang lebih cepat mungkin sebelum gelap agar tidak terlalu larut pulangnya. Aku merasakan deg-degan luar biasa. Jujur saja meskipun aku belum menikah, aku sudah merasakan hubungan seks dengan mantan-mantanku dulu. Namun belum pernah kurasakan hal seperti ini, deg-degan luar biasa gak berhenti juga sejak turun mobil dari parkiran, naik ke lift sampai ke pintu apartemennya teteh. Setelah ku pencet bel 3x masih belum ada jawaban, lalu aku mengeluarkan BBku untuk bbmin teteh, namun disaat bersamaan teteh membuka pintu. “Haiiiyy Reeenn, I’ve been waiting for you, come in” Eeeeuuuuhhhh…. senyum teteh bikin hati melted. Aku harus berusaha untuk tidak main hati untuk urusan beginian. “Iya teh, sorry telat, tadi cari bensin dulu” “Yuk masuk”

 Rini menyuruh duduk diruangan tengah, di ruang tivi. Didepan tivi terhampar spreadsheet, mirip timing untuk pipeline project, tapi ini beda, ada tanggal yang berulang. Ah! Aku baru sadar, ini adalah siklus haid dan masa suburnya Rini. “Udah research ya Teh, ini kok sampe berantakan gini” “Itu dia Ren, sebelumnya aku mau jelasin ke kamu dulu soal ini” ujar Rini yang datang dari arah dapur membawa soft drink dan diletakkan di meja kecil sebelah sofa tempat aku duduk. Belum sampai Rini sampai ke sofa, aku turun ke bawah mengobrak-abrik spreadsheet yang dibuat Rini, sok sok ngerti lah. Rini pun duduk di sofa setelah meletakkan kaleng soft drink di meja.

 Sore itu Rini sangat seksi, dengan rambut diikat ke belakang dengan hanya menggunakan karet, memperlihatkan lehernya yang jenjang dan tengkuknya yang seperti mengundang untuk aku jilati, Rini memakai you-can-see warna putih yang tidak terlalu tipis, namun aku bisa melihat tali BHnya yang berwarna hitam menyembul melingkari pundak. Rendaan bra pun tercetak di you-can-see Rini dari depan melingkar ke belakang. Belum apa-apa aku sudah mikir macam2. Untuk bawahannya dia menggunakan Hotpants yang cukup pendek, celana dalamnya pun terceplak di bokongnya yang semok. Brrrr……. Rini ini benar2 didesain Tuhan untuk menaikkan birahi pria sepertinya. Aku tidak bisa bayangkan gimana Wein tiap hari, tiap malam disuguhi malaikat sempurna seperti ini.

 KLOP, jari Rini disentakkan di depan wajahku “Bengongin apaan hayoooo, belom apa2an udah ngayal2″ Anjir, ketauan aku memandangin dia. “Ngggg… nggak kok teh, kagum aja dan iri sam Wein bisa punya istri se-perfect Teteh” ujarku menggombal. “Bisa aja deh kamu. Jadi gini, planning aku, kita cuma ML pada waktu aku sedang subur. yang berarti 14 hari sebelum aku mens. Aku ini mensnya kan selalu tanggal 25an. Jadi ya sebelum2 itu kita ML” Kulihat jamku, melihat bagian tanggalan, masih tanggal 29. “oooo…. kirain mulai sekarang, kan masih tanggal 29 nih teh” “Ya well, aku mau test drive dulu” Apa2an nih maksudnya Rini. “Maksudnya gimana Teh?” “Hhh…. kamu ini lucu ya, super lugu. Kamu tau aku sengaja berdandan gini buat kamu?” AKu semakin bingung. Rini turun ke bawah duduk diatas karpet di sebelahku. Dia memeluk lengan kiriku dan menyandarkan kepalanya di bahuku.*

 “Kamu tau gak sebenernya kenapa kita gak bisa punya anak?” “Iya, Wein juga cerita kok, katanya kalian berdua sehat tapi bingung juga kenapa gak bisa” “Itu sepotong aja ceritanya, kamu tentu ingat kecelakaan yang Wein alami 2 tahun lalu” Aku kemudian flashback, semuanya menjadi jelas sekarang. 2 tahun yang lalu, Wein terlibat kecelakaan parah di Cipularang. Bukan… bukan tempat kecelakaannya Saipul Jamil ntar dikira jadi cerita hantu. Saat melaju kencang disebuah turunan, mobil Wein diserempet oleh mobil yang menyalipnya dari sebelah kiri, mobil Wein oleng dan menabrak pembatas jalan sampai mobilnya terbalik berkali2 sebelum akhirnya berhenti terbalik setelah menabrak kaki sebuah jembatan penyebrangan di atas tol. Kondisi Wein luka parah, beberapa tulangnya remuk khususnya pinggul kiri ke bawah. Tubuh bagian atas Wein sama sekali tidak rusak, namun pinggul hingga kaki kirinya harus di operasi beberapa kali hingga perlu diterbangkan ke rumah sakit di Singapura.

 “Iya aku tau teh, apa gara-gara itu We…” Rini mengangguk, aku terlalu takut untuk melanjutkan pertanyaanku, takut membuat sedih Rini. “Sejak itu Wein kehilangan fungsi seksualnya. Dia tidak bisa “bangun” lagi. Dan ejakulasi yang dia dapat hanyalah saat dia mimpi basah. Karena kecelakaan yang dia alami, dia tidak bisa menghasilkan sperma yang bagus. Dia tentu saja gak akan jujur ke kamu kalo aku tidak bisa hamil karena dia. Selama ini aku berhubungan dengan Wein hanya sebatas petting saja, atau dia memasturbasikanku dengan dildo2 yang dia beli. Aku cinta Wein, namun aku ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Dan selain itu, wanita mana sih yang gak ingin punya anak.” Aku terhenyak mendengarnya. “Iya Teh, aku ngerti kok” Setelah beberapa lama, wajah *Rini menjadi ceria kembali, saking cerianya menjadi lusty lagi. “So, Ren. Kamu mau kan muasin aku. Cuma kamu yang aku dan Wein percaya. Aku tau Wein pasti sakit hati dengan hal ini tapi ini justru usulan dari dia” “Iya Teh”.

 Kami berpandangan beberapa lama, kemudian aku beranikan diri mendekatkan bibirku ke bibir Rini. Rini menyambutku dengan penuh nafsu, tangannya langsung memelukku dan badanku langsung ditindih saat posisiku masih terduduk di atas karpet. Dengan canggung aku hanya menempatkan kedua tanganku di pinggang Rini. Ciuman kami penuh nafsu, seperti dua pasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Kami saling berpacu berciuman, saling berebutan bibir atas, bibir bawah, main lidah dst dst. Perlahan tanganku dibimbing untuk meremas buah dadanya. Buah dadanya yang sangat besar. Tangan kananku melakukannya dengan sangat baik. Good Job! tangan kiriku melingkar meremas pantatnya yang sangat seksi. Sesekali kami bergulingan diatas karpet.


 Setelah kami berdua ciuman dengan hotnya sampai bibir kami berdua nyut-nyutan, Rini melepaskan ciumannya. “Kamu tau, aku selalu kagum sama kamu Ren, sejak pertama kali ketemu. Tapi ya apa mau dikata, aku ini istri orang, tapi look here we are now.” Aku hanya bisa tersenyum, kalo lagi sange gini biasanya otakku berhenti bekerja, jadi mendingan diam saja daripada ngomong hal bodoh. Lalu Rini, beranjak berdiri dan berkata “You ready to fuck me?” “Mmmmmm…. aku gak janji Teh, aku takut gak mampu. Lagian kan aku udah anggep Teteh kayak kakak sendiri.” Rini turun kembali dan meremas celana jeansku di bagian kontolku. “Katanya si Junior nggak tuh” sambil tersenyum nakal. Rini berdiri kembali dan berjalan ke arah kamar tamu. “Jangan lama-lama ya nyusulnya” sambil membuka pintu kamar tamu dan menghilang ke dalam.

 Aku setengah sadar langsung berdiri menuju tas ranselku yang tadi kuletakkan dekat rak TV, segera bongkar celanaku, celana jins dan celana dalamku dan berganti dengan celana boxer longgar andalanku. Ku berjalan menuju kamar tamu dan mengetuk sebelum masuk. Entah apa yang kupikirkan, aku masih berpikir harus bertingkah sopan kepada Rini. Begitu aku masuk, aku menemukan Rini sudah merebah di atas kasur, kasur yang biasanya kutiduri kalau aku menginap disini. Rini sudah menanggalkan you-can-see dan hotpantsnya. Yang tertinggal ditubuhnya hanyalah BH yang sepertinya kekecilan karena terlihat seperti tidak bisa menampung toket Rini yang besar, dan G-string. Rini bertumpu dengan sikunya di punggung. “Buka dong kaosnya…” setelah kubuka kaosku, aku menghampiri Rini dengan merebah di sampingnya kirinya. Rini mengubah posisinya menjadi menghadapku. Jarinya yang lentik mulai bermain-main mulai dari dadaku, turun ke bawah, masuk ke celana, pas hampir sampai di kontolku yang sudah super tegak seperti mau meledak, Rini tarik lagi jarinya keatas.


Rini kemudian menciumi badanku, menjilati putingku, aku mulai merasakan nafasku menjadi tidak beraturan. Sudah horny super bos. Sambil menciumi puting kiriku, Rini kemudian menaiki badanku, menunggangiku layaknya joki diatas kuda, memeknya yang masih tertutup G-string *di gesek-gesekan ke kontol tegangku yang juga masih tertutup celana. Aku meremas kedua bongkah pantat Rini dan sesekali membimbing gerakan pinggulnya. Rini tampaknya menikmati yang kulakukan. Cukup lama Rini menciumi putingku, bergantian kiri dan kanan, ciumannya mulai naik ke leher dan kami pun berciuman kembali. Ciuman kami sama panasnya seperti ciuman di sofa tadi. Sesekali Rini melepaskan nafasnya seakan itu yang dia tahan selama ini. Tangannya menjambaki rambutku, pinggulnya masih bergoyang. Pettingan ini kami lakukan cukup lama. Kalau Rini memang Test Drive, aku mungkin memang harus memuaskan dirinya sampai pol. Rini semakin blingsatan menciumiku, gerakan pinggulnya semakin menjadi, mengalahkan bimbingan tanganku.

 Aku pun merubah posisi, kami berguling dan kini Rini berada dibawah ku, ku gesek-gesekkan kontolku ke memek Rini. Kakinya yang jenjang melingkar menjepit pinggulku sebagai reaksi gesekanku. Semakin kuat aku menggeseknya, semakin kuat pula jepitan. Sampai akhirnya seperti Rini membantingku ke sisi dan kami bersebelahan dan jepitannya makin kencang dan bergetar jambakannya juga semakin mejadi. “AaaaaaaaaaAAAAAAAAAAAaaahhhhhhh…….hhhhhhhhhhh ……..” Rini sedang orgasme. Orgasme Rini ditutup dengan exhale nafas panjang Rini dan dilanjutkan dengan ciuman mesra ke bibirku. Mukaku merah padam, bahagia rasanya bisa memuaskan Rini. “Gimana Teh, barusan O ya” “Ouuuwhhh iyaaaah…. udah lama aku gak ngerasain O kayak begitu, bahkan kontol kamu pun belom masuk.” Rini kembali menciumi bibirku, tangannya yang lembut sambil mengelus-elus pipiku. AKu merasakan rasa sayang dari belaiannya, atau memang beginilah perilaku seksual Rini.

 “Kamu gak mau nelanjangi aku? Aku masih lengkap gini?” “Jangan dulu Teh, Teteh lebih seksi kalo ada yang nutupin, mau pelan-pelan aja. Btw aku boleh sampe jam berapa ini?” “Terserah kamu aja..mmm… sekuatnya kamu aja…” Rini kembali menciumiku. sungguh luar biasa Rini terus-terusan menggodaku dengan body seksinya. Sambil menciumiku, Rini menggeliat-geliat, menggesek-gesekan tubuhnya ke tubuhku. Kami berdua bertukar panas tubuh, wajahnya yang nafsuin semakin menambah nafsuku kepadanya. Geliatan Rini semakin menjadi, pelan dan halus namun tau bagaimana menaikkan birahiku. Hingga menggeliat turun, sampailah kepala Rini di depan celanaku. “Buka ya” “terserah Teteh, punya teteh kok” Rini membuka celanaku sama sekali tidak menggunakan tangan, dengan bibirnya dia menarik celanaku turun kebawah. Sampai didengkul celanaku dilanjutkan dipeloroti dengan tangannya. Rini kemudian menunggangiku lagi. Otomatis posisi tubuhnya berputar. Jadi saja kami dalam posisi 69 yang super seksi.*


 Aku sudah telanjang bulat sedangkan onderdil Rini masih lengkap. Rini menangkap kontol tegakku. Sesekali dia menciuminya dengan lembut. “Ren, gede amat nih, aku gak yakin muat.” “Yah teh, dicoba aja dulu, diukur pake mulut” godaku. Rini membalas dengan cubitan pelan di pahaku. Rini perlahan menciumi sekeliling kontolku hingga basah dengan air liurnya, kemudian sleebb… masuklah kontolku ke dalam mulut Rini yang di pagari dengan bibir tipis nan seksi. “Mmmmmmhhhhh…… mmmmmmhhhh……mmmmmm…..” sama sepertiku Rini sangat menikmati sepongan yang dia lakukan ke kontolku. Pinggul Rini yang saat ini ada di atas dadaku mulai menggeliat, aku cengekeram pantat Rini dan kuremas2. “Teh, kubuka ya” aku merujuk kepada G-string Rini.. “hhheee *emmmm” tanda persetujuan Rini keluar dari mulut yang masih penuh dengan kontolku. G-String Rini modelnya entah apa namanya, yang pasti hanya dengan membuka satu simpul tali di belakang G Stringnya sudah terlepas.*


 Wow… lembah surgawi Rini benar-benar indah, putih dan tidak ada jembut yang tumbuh di sekitarnya, ditambah wangi sekali. Aku tidak langsung menjilati, jempolku mengelus2 area sekitaran bibir memek Rini yang masih basah dari orgasmenya yang pertama tadi. Kemudian kuciumi saja memeknya, lama kelamaan ciumanku berubah menjadi jilatan, tidak ada sudut memek yang luput dari jilatanku. Goyangan pinggul Rini semakin menjadi, jilatanku juga tidak bisa kalah, aku pun semakin menjadi menjilatnya. Rini pun mengimbanginya dengan menghisap, menjilati, menciumi kontolku dengan liar. Bijiku pun tak luput diciumi olehnya. Saat Rini semakin turun ke bawah, aku tau dia mau menjilati lobang sunholeku. Aku menolak. Kutarik tubuh Rini supaya mulut Rini kembali sejajar dengan kontolku dan kuarahkan kontolku ke mulutnya kembali “Jangan Teh, jangan ke situ, aku gak suka” “Okemmm…… mmmm…. Ren, as you wish….mmmmmhhhhmmmm” Ya men, plis deh, dia cium silitku, aku dan dia nantinya ciuman, ya apa bedanya aku cium silit sendiri.

 Aku lanjutkan menjilati memek Rini yang semakin basah. Rini juga sudah mulai panas, tanganku dengan lihai bergerak kepunggungnya, membuka kaitan BHnya dan melepasnya. Aku tidak bisa melihatnya namun aku bisa merasakan, toket kencang nan kenyal menekan pinggang depanku. Kutengok ke kananku, ternyata lemari pakaian kamar tamu ada cerminnya. Aku bisa melihat dengan jelas posisi kami benar benar hot. Sambil meneruskan jilatanku, aku merogoh toket Rini untuk kuremas-remas dengan kedua tanganku. Posisinya memang sulit namun sepertinya Rini menyukainya “Teruuuuussss…..mmmmmmhhhmmm…. teruuuss….” Rini menggumam. Setelah berapa lama, dan setelah beberapa sedotan tiba2 paha Rini melingkar erat *memiting kepalaku erat di antara selangkanganku, dan CRrroooooottt……… keluar cairan hangat dari memek Rini. Ternyata dia O yang kedua kalinya, Rini gemeteran menahan Orgasmenya kali ini sambil meremas pahaku dalam posisi membungkuk.*


 “AAAaaaaahhhhhhhhh…. ya ampuuuuuuunnnhhhh….hhhhh… kamu hebat banget aku udah dua kali…” Rini langsung berbalik badan dan berkata “Now for the main course-nya ya. Rini jongkok diatas pinggangku, berupaya untuk memasukkan kontolku ke dalam memeknya, namun sudah beberapa detik sepertinya dia kesulitan, aku langsung memeluknya dan berusaha menukar posisi, membantingnya dengan lembut ke kasur dan membuka kedua kakinya. “Iya, main coursenya nih, siap-siap yah.” Ku perlahan mulai memasukkan kontolku ke dalam memeknya. Memek Rini benar-benar sempit, aku tak mengerti, mungkin karena sudah lama tidak pernah dimasuki kontol, tapi harusnya dengan dua kali O sudah bisa dengan mudah dicoblos. Apa mungkin memeknya yang terlalu kecil dan kontolku yang kegedean. Atau memang keduanya. “Sempit nih Teh” “Lanjutin…. lanjutin… aku gak kenapa2″ dengan satu sodokkan kuat namun perlahan, akhirnya Kontolku bisa menembus liang vagina Rini. “AAAAAAaaaakkkkkhhhh….” jeritan keras Rini dan cakaran di punggungku menyertai tusukanku.*


 AKu perlahan mulai genjot, rasanya luar biasa, Rini yang tadinya meringis kesakitan lama-lama terlihat menikmati, makatanya sudah merem melek gak karuan. Nafasnya bersuara tak beraturan dan seirama dengan sodokanku. Dalam posisi ini kami bergumul lama sekali, beberapa kali Rini memiting pinggangku namun aku tetap sodok saja. Lalu Rini mencoba mengganti posisi ingin di atas. Rini mendorong tindihanku dan berbalik memindihku. Semua dilakukan tanpa kontolku terlepas dari memeknya. Gantian sekarang Rini yang memompa kontolku. Sungguh nikmat melihat wanita sesempurna Rini sedang menikmati bercinta denganku. Toketnya yang besar dan kenyal menggandul gandul seiring dengan genjotannya dia. Sesekali Rini pun melenguh dan menghela nafasnya panjang. Jika Rini sudah agak capai, Rini memelukku, namun seringnya dia duduk diatasku memamerkan toketnya yang besar. Tangannya membimbing tanganku agar tetap meremas buah dadanya dan memainkan putingnya. Sesekali aku pun menjilati putingnya.*

 Masih dalam keadaan pinggulnya memompa kontolku. Aku beberapa kali berusaha merubah posisi menjadi man on top lagi namun Rini menahan. ia masih ingin menguasai kontolku demi kepuasannya untuk beberapa lama. Tiba2 genjotan rini semakin kencang. Kedua kaki Rini memiting pinggulku dan tubuh Rini ambruk ke tubuhku dan Rini menyerangku dengan ciuman ganas. Rini O ketiga kalinya. Aku semakin nafsu melihat Rini yang sudah O, membalikkan posisi menjadi man on top, mumpung Rini sedang tidak ada tenaga untuk melawanku. “bentar…hhhh… time outtt..hhhh” Ujar Rini menyerah. “Jangan Teh, tanggung, ayo lagi.” Aku kembali menggenjot, tidak tanggung-tanggung aku menggenjot dengan rpm cepat dan konstan, Rini semakin menggila dan berteriak2. Sesekali aku mencumbu bibirnya, menjilati putingnya, menciumi lehernya, menjilati kupingnya. Diperlakukan seperti itu genjotan Rini dari bawah semakin menjadi.*


 Saat dipuncak2nya aku keluarkan kontolku. Kutarik tubuh Rini dan kubalik badannya sampai Rini nungging di hadapanku. Disuguhi dengan pemandangan berupa bemper yang sangat seksi, ku langsung masukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Ku raih dua bantal untuk menopang tubuhnya dan kumulai genjot kembali. Rasanya dengan posisi ini aku akan cepat keluar. Kugenjot dengan cepaat cepaaat aaaaaahhhhhhhhh “Teeeeeehhhh…. aku mau keluarrrr….” “Iyyyaaa Reeeennnnn…. keluarin ajaaaa” genjotanku kulanjutkan, rasa semriwing disekitar kemaluanku sudah mengumpul namun entah kenapa tidak keluar2 juga. Rini sepertinya sudah menyerah, dia tidak bisa lagi melawanku, akhirnya dia dalam posisi tengkurap, membuang bantal dari bawah tubuhnya dan ambruk ke kasur. Dengan posisiku menindih Rini tanganku melingkar ke depan meraih kedua toketnya. tak luput kembali kuciumi tengkuk dan leher belakangnya. Rini yang sudah tak berdaya masih terangsang dengan ciuman2ku.*


 Hingga akhirnya, ledakan itu muncul “TTttttteeeeeehhhhhhh…..AAAAaaaaaaahhhhhhh…… ….” Kubuang semua cairan spermaku. Belum pernah aku selega ini melepaskan spermaku ke dalam liang vagina seorang wanita. Biasanya aku menggunakan kondom ataupun buang diluar. Namun sensasi buang di dalam tanpa kondom memang lebih nikmat. CRrrrrroooooooooooootttt…..crrrrrttttt crrrrrtttttt…. aku bisa merasakan denyutan memek Rini menyambut datangnya sperma2ku. “Enaak ren” “Enak banget Teh” “Bukan, bukan, tadi aku bukan nanya ke kamu, aku bilang ke kamu dientotin kamu itu nikmat banget. Aku beruntung banget setelah sekian lama puasa langsung dapet yang kayak kamu” Posisi kami masih dalam posisi bercinta kami sebelumnya, aku masih menindih Rini dari belakang dengan kontol masih terhujam di dalam namun akhirnya aku ambruk kesamping. Kuciumi pundak Rini, kubelai dengan lembut punggungnya dan kubelai rambutnya yang tadinya sudah berantakan. Kami berdua pun ketiduran.


 Aku terbangun melihat jam sudah di pukul 10.30 malam. Aku melihat kesampingku, Rini tidak ada. Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka, Rini masuk kembali dan langsung menyerangku. Malam itu kami lagi2 bercinta hingga pagi.*

 Setelah test drive yang pertama ini kami pun rutin melakukan seks selama lebih dari 1 bulan. Seringnya saat Wein tidak ada di rumah, atau gantian di apartemenku atau kami ke luar kota. Sampai akhirnya berita gembira itu hadir, Rini positif hamil. Wein dan Rini dan juga Keluarga besarnya gembira bukan main. Aku pun senang akhirnya aku menjadi ayah dan juga bisa membahagiakan Wein. Namun biarlah Wein yang mengurus anak ini dengan lebih baik. Aku dan Wein pun masih bersahabat hingga kini. Tapi yang Wein tidak tahu, meskipun sudah lewat 3 tahun Rini berhasil hamil dan melahirkan anak dariku, namun Aku dan Rini masih sering bercinta. Mungkin saja Wein tahu dan membiarkan. Entahlah, aku tak tahu bagaimana mengakhirinya. Bercinta dengan Teh Rini benar2 bikin ketagihan.

Aku kewalahan ngentot dengan nafsu istriku yang hot


Berawal dari sahabatku Arman yang bercerita tentang seorang tukang pijat yang hebat dan bisa dipanggil ke rumah, aku jadi tertarik. Apalagi ketika ia berbicara tentang kemampuan tukang pijat itu meningkatkan gairah dan kemampuan seks wanita dengan pijatan supernya. Arman bercerita dengan cukup detail bagaimana tukang pijat itu yang katanya bernama Pak Daru, kakek usia kepala tujuh melakukan pijatan super pada istrinya. Hasilnya sungguh luar biasa. Aku jadi ingin mencobanya..

"Tapi loe harus inget, waktu dipijat sama Pak Daru istri loe harus bugil total. Mau nggak dia?" Arman bertanya padaku.
"Hah? Dipijat bugil? Nanti istri gue diapa-apain ama dia?
"Ya enggak laah.. Loe juga ada disitu koq. Lagian Pak Daru itu udah tua banget. Udah gitu dia juga pemijat profesional. Gue jamin ngga masalah. Tapi istri loe harus setuju dulu."
"Nanti gue coba tanya dia deh.."
"Pokoknya sip banget deh!"

Malamnya aku bicarakan hal itu dengan Vie istriku. Aku ceritakan apa yang kudengar dari Arman sambil memeluk tubuh mungilnya. Mulanya dia tertarik tetapi ketika mendengar bahwa ia harus telanjang bulat mukanya langsung merah padam.

"Malu ah.. telanjang di depan orang lain" protesnya.
"Tukang pijatnya udah tua. Lagipula menurut Arman istrinya bilang dipijatnya enak dan tangannya sama sekali tidak menyentuh atau meraba memek koq"
"Ih.." muka Vie semakin merah.
"Kenapa khusus cewek?"
"Nggak tau juga. Tapi coba dulu deh. Siapa tahu nanti ketagihan."

Vie mencubit perutku, tapi akhirnya mau juga dia mencoba. Besoknya kuhubungi Arman untuk menanyakan cara menghubungi Pak Daru. Setelah itu kucoba menghubungi Pak Daru dari nomor HP yang kudapat dari Arman. Singkatnya Pak Daru akan datang ke rumahku esok malamnya dengan perlengkapannya. Setelah itu kuberitahu Vie. Esok malamnya sesuai janji Pak Daru tiba di rumahku. Perawakannya kurus hitam dan kelihatannya memang sudah tua sekali. Apa bisa dia melakukan pijat? Aku terheran-heran sendiri sementara Vie hanya melirikku dengan pandangan ragu. Kami menuju ke ruang tamu dalam dan aku menyingkirkan meja tamu untuk mendapatkan tempat yang luas. Aku sudah memastikan kalau pembantu kami Darsih sudah masuk ke kamarnya. Sejenak basa-basi, Pak Daru langsung "To the point" menghamparkan selimut tebal di lantai.

"Silakan Ibu berbaring tengkurap di atas sini" katanya sambil menunjuk selimut sebagai alas.
"Maaf, tapi saya minta Ibu melepas pakaian" sambungnya lagi.

Wajah Vie merona merah. Dia kelihatan nervous karena itu aku membantunya melepas dasternya sehingga hanya tinggal mengenakan bra dan celana dalam.

"Untuk sementara begitu saja. Silahkan, Bu" Pak Daru memotong.

Vie berbaring tengkurap diatas selimut. Pak Daru mengeluarkan dua botol kecil obat yang menurutnya adalah obat ramuan rahasia turun temurun. Kemudian ia membuka yang bertutup hijau dan menggosokkan minyak tersebut pada kedua telapak tangannya. Ia mulai memijat bagian belakang hingga samping kepala Vie dengan perlahan. Aku duduk menyaksikan. Entah kenapa saat itu aku mulai terangsang membayangkan nantinya tubuh istriku akan dijamah oleh kakek tua ini. Tentu saja di bawah sana penisku menegang.

Pijatan di kepala beralih ke tengkuk Vie yang mulus dan dipenuhi rambut halus. Nampaknya Vie merasa enak dengan pijatan Pak Daru di kepala dan tengkuknya. Ternyata kakek tua ini hebat pijatannya. Dari tengkuk diteruskan ke bahu Vie yang terbuka dan dilanjutkan ke lengan sampai telapak tangan. Setelah itu Pak Daru meminta agar istriku melepas tali bra di punggungnya. Vie melepas kaitan branya sehingga bra tersebut sudah tidak menutupi tubuh Vie dan hanya tergeletak diantara selimut dan kedua susunya yang tergencet sehingga menyembul ke samping. Pak Daru mengolesi punggung Vie dengan minyak dari botol pertama dan mulai mengurut serta memijat punggung. Vie tampak menikmati pijatan ini.

"Maaf Bu, tapi selanjutnya celana dalam harus dilepas. Bagaimana kalau suami Ibu yang melepasnya?" Pak Daru tiba-tiba berkata.

Wajah Vie memerah lagi. Aku mengikuti permintaan Pak Daru melepas celana dalam Vie tanpa mengubah posisinya yang tengkurap. Pantat Vie yang indah dan celah vaginanya terlihat jelas membuat penisku semakin tegang. Pak Daru melumuri dua bongkahan pantat Vie dengan minyak dan segera memijat dengan perlahan. Kali ini Vie mengeluarkan suara tertahan. Jelas Vie mulai terangsang birahinya dengan pijatan Pak Daru. Apalagi ketika Pak Daru memijat pangkal paha bagian dalam, tarikan nafas Vie berubah menjadi lebih berat dan matanya terpejam. Pak Daru tetap memijat seperti tidak terjadi apa-apa. Kakek tua itu memijat pantat, paha dan kemudian betis hingga akhirnya melakukan pijat di telapak kaki.

"Ini adalah salah satu tahap penting dalam pijatan ini" Pak Daru menjelaskan.
"Terdapat titik-titik penting di telapak kaki untuk meningkatkan gairah" lanjutnya.

Kemudian ia mengambil botol minyak kedua bertutup merah yang dari tadi belum pernah dipakainya. Digunakannya untuk memijat telapak kaki Vie. Kali ini pijatannya sangat intensif dan memakan waktu cukup lama. Terkadang Vie merintih, mungkin pijatan si kakek cukup kuat.

"Maaf Bu, untuk tahap berikutnya saya akan memijat di daerah bagian depan tubuh. Sebaiknya Ibu duduk bersila membelakangi saya dan menghadap ke arah Pak Saldy agar saya tidak melihat tubuh bagian depan Ibu." kata Pak Daru setelah selesai memijat kaki istriku.

Kali ini kelihatannya Vie sudah mulai terbiasa dan kemudian ia mengambil posisi duduk bersila membelakangi Pak Daru. Tubuh indah Vie yang telanjang bulat berhadapan denganku. Pak Daru kembali menggosokkan minyak kedua pada telapak tangannya. Pak Daru terlebih dahulu meminta persetujuan aku dan Vie.

"Saya minta izin kepada Pak Saldy dan Ibu Vie untuk melakukan pijatan di tubuh bagian depan Ibu Vie.."
"Silakan, Pak Daru" jawabku
"Silakan.." jawab Vie.

Langkah pertama Pak Daru adalah melumuri bagian sekitar vagina Vie dengan minyak dari botol bertutup merah dan mulai melakukan pijatan di daerah itu dari belakang. Walaupun tidak menyentuh vagina, tetapi tangannya memijat mencakup pangkal paha, pinggul depan, termasuk daerah yang ditumbuhi bulu kemaluan. Mulut Vie sedikit terbuka. Aku tahu Vie merasakan nikmat disamping rasa malu. Pijatan Pak Daru pasti membuat birahinya naik ke ubun-ubun. Beberapa kali tangannya terlihat seakan hendak menyusup ke dalam celah vagina Vie yang membuat Vie menahan nafas tetapi kemudian beralih. Bulu kemaluan Vie dibasahi oleh minyak pijat Pak Daru sementara Vaginanya basah oleh cairan nafsunya.

Pak Daru melanjutkan pijatannya ke bagian perut Vie, dan memijat perut terutama bagian pusar sehingga membuat Vie kegelian. Hanya sebentar saja, setelah itu Pak Daru meminta Vie mengangkat tangannya.

"Maaf Bu, tapi ini adalah tahap terakhir dan saya harus memijat di bagian ketiak dan payudara. Coba angkat kedua tangan Ibu."

Vie mengangkat tangan dan meletakkan kedua tangannya di atas kepala. Pak Daru memulai pijatannya di daerah ketiak dari belakang.

"Ihh.. geli pak.." Vie menggelinjang.
"Ditahan Bu. "

Pak Daru mengabaikan Vie yang sedikit menggeliat menahan geli dan melanjutkan pijatannya di ketiak Vie. Setelah itu Pak Daru mengambil minyaknya lagi dan dituangkan ke telapak tangannya. Selanjutnya dari belakang tangannya meraup kedua gunung susu milik Vie yang langsung membuat Vie mendesah. Pak Daru melakukan massage lembut pada susu Vie yang sudah tegang. Terkadang kakek itu melakukan gerakan mengusap. Jari-jari terampil yang memijat pada kedua susunya membuat Vie sangat terangsang dan lupa diri, mengeluarkan suara erangan nikmat.

Aku melotot melihat pemandangan luar biasa itu. Payudara istriku yang berusia 27 tahun, mulus, kenyal, dan berlumur minyak sedang dicengkeram dan diusap oleh tangan kasar hitam seorang kakek berusai 70-an, membuatku sangat bernafsu. Berbeda dengan Pak Daru yang sama sekali tidak bereaksi apa-apa, Vie merintih dan mendesah. Posisinya sudah berubah tidak lagi duduk bersila, tetapi duduk mengangkang memperlihatkan vaginanya yang sudah becek kepadaku sambil tangannya mencengkeram rambut.

"Ukhh.." kali ini Vie mendesah keras. Aku sangat terangsang mendengarnya. Ingin sekali aku menggantikan Pak Daru memijat susu Vie.

Pak Daru menarik puting susu Vie dengan telunjuk dan jempolnya dengan perlahan sehingga membuat Vie mengeluarkan suara seperti tercekik. Sampai akhirnya Vie merintih pelan, panjang. Vaginanya banjir. Hebat sekali pijatan si kakek ini.

"Saya rasa sudah cukup. Silakan Ibu mengenakan pakaian. Sementara itu ada yang ingin saya bicarakan dengan Pak Saldy" Pak Daru menyudahi aksinya.
"Ya Pak?"

Pak Daru menyerahkan sebuah botol kecil berisi carian kepadaku.

"Apa ini, Pak Daru?"
"Pijatan saya itu membuat gairah seorang wanita meledak-ledak tetapi orgasmenya akan menjadi lebih cepat. Selain itu ini adalah ramuan untuk membuat susu wanita tetap kencang dan padat. Usapkan dengan gerakan memeras. Saya yakin Pak Saldy bisa." bisiknya sambil tersenyum.

Setelah itu aku membayar Pak Daru dan ia pamit pulang. Vie sudah mengenakan pakaiannya lagi.

"Eh.. buka lagi bajunya. Aku mau coba hasil pijatan Pak Daru." kataku.

Vie tidak menjawab, tetapi dari sinar matanya aku tahu saat ini dia sedang dalam gairah yang tinggi. Mukanya merah dan nafasnya memburu. Aku segera meraihnya dan mencium bibirnya. Ciuman yang ganas karena aku sendiri sejak tadi menahan nafsuku melihat tubuh Vie yang sedang dipijat. Vie membalas tak kalah bernafsu sambil melucuti pakaiannya sendiri dan langsung melucuti pakaianku sehingga kami berdua telanjang bulat di ruang tamu.

"Senggamai aku.. aku ingin segera kontol kamu masuk ke sini" Vie meracau sambil menunjuk vaginanya yang sudah basah kuyup sejak tadi.
"Beres sayang.. "

Aku segera memutar tubuhnya menghadap dinding dan mencoba menyetubuhinya dari belakang. Vie segera mengambil posisi tangan bertumpu pada dinding. Dengan perlahan-lahan penisku menerobos vaginanya yang sempit dan licin. Adalah proses yang sangat nikmat luar biasa saat penis memasuki vagina. Aku pejamkan mataku merasakan sensasinya sementara Vie merintih nikmat. Sampai akhirnya seluruh penisku masuk de dalam vaginanya yang panas berlendir dan nikmat.

"Aahh.." Vie menghela nafas, tubuhnya bergetar.

Nikmat sekali. Vaginanya yang panas itu mencengkeram penisku dengan kuat. Jepitannya lebih hebat dari biasanya. Sementara dengan sudut mataku aku melihat kalau ternyata pembantu kami, Darsih, sedang mengintip dari balik dinding ruang tamu. Aku bisikkan ke telinga Vie tentang hal itu.

"Masa bodoh. Biar dia nonton kamu entotin aku." Vie balas berbisik.
"Okee.."

Aku gunakan kakiku untuk mengambil bajuku dan mengeluarkan botol pemberian Pak Daru dengan tanganku tanpa melepas penisku yang sudah menancap. Lalu aku tuangkan pada tanganku.

"Apa itu..?" tanya Vie heran.
"Ini minyak dari Pak Daru, bagus buat payudara kamu"
"Ya udah.. cepetan! Terserah kamu mau ngapain. Yang penting garap aku sampai kamu puas."

Aku segera mengusapkan tanganku yang berlumur minyak itu pada kedua susunya yang bergelantungan bebas. Lalu aku mulai mengocok vaginanya dengan lembut. Vie menghelas nafas dengan keras. Akh.. nikmat sekali rasanya sambil meremas daging kenyalnya. Tangan kanan di susu kanan, tangan kiri di susu kiri. Seiring kupercepat sodokanku, kumainkan puting susunya dan sesekali kuremas miliknya itu dengan lebih kuat. Rasanya menjadi lebih dahsyat terutama karena kami mengetahui bahwa kami bersanggama sambil ditonton Darsih secara sembunyi-sembunyi. Mungkin dia mengintip sambil onani, aku tidak perduli.

"Mhh.. terus.. aah.. " Vie merintih terengah-engah. Seiring gerakan keluar masuk penisku di vaginanya semakin intens, Vie menggeliat.

Aku lepaskan tanganku dari payudaranya, membiarkan kedua daging menggairahkan itu bergelantung bergoyang-goyang mengikuti sodokan penisku. Tanganku berganti menggosok-gosok vaginanya yang berlepotan cairan nafsunya. sesekali kugesek klitorisnya sehingga Vie menjerit keenakan. Tiba-tiba tubuh Vie menyentak dan vaginanya terasa menyempit membuat penisku seperti diperas oleh dinding kenikmatannya. Lalu Vie melepaskan orgasmenya disertai erangan panjang dan kemudian ia terkulai. Benar kata Pak Daru, Vie orgasme cepat sekali. Aku terus menyodok vaginanya mengabaikan tubuhnya yang lemas. Tak lama Vie bangkit kembali nafsunya dan mulai merintih-rintih.

"Saldy sayaang.. aku.. ingin kamu.. entotin aku dengan kasaar.." Vie meracau membuat aku tercengang.
"Nanti kamu kesakitan.." jawabku cepat disela kenikmatan.
"Biaar.. masa bodoh.. aku sukaa.. aa.. ahh"
"As you wish.. Istriku yang cantiik.."

Aku keluarkan sebagian besar penisku dari vaginanya, kemudian dengan satu hentakan cepat dan kasar aku sodok ke dalam. Penisku terasa ngilu dan nikmat.

"Eaahh.." Vie menjerit keras.
"Aah..iya..ah.. begiituu.."

Aku lakukan gerakan tadi berulang diiringi jeritan-jeritan Vie. Berisik sekali.. mungkin tetangga mengira aku sedang menyiksa Vie. Entah apa yang ada di pikiran Darsih yang sedang mengintip.

"Teruuss.. sayaang.. remas susuku ini.. dengan kuat.. akh! Aku.. ingin merasakan.. tenagamu.. uuhh.."

Aku meraih susunya yang sejak tadi hanya berayun-ayun, kemudian sesuai keinginannya aku remas dengan kuat sambil terus menyodok vaginanya dengan kasar. Lagi-lagi Vie menjerit keras. Aku yakin ia kesakitan tapi bercampur nikmat.

"Lebih kuaatt.. lebih kuat dari itu.." Vie setengah berteriak.
"Jangan ngaco.. sayang.."
"Ngga apa ap.. aa.. aah..!"

Vie kembali orgasme. Sudah kepalang tanggung, aku ingin mencapai puncak secepatnya. Kukocok dengan cepat vagina Vie sampai pinggangku pegal. Vie mendesah lemah.

"Keluarin.. yang banyak di dalam.." katanya pelan.
"Aku.. sedang subur.. biar jadi anak.."

Tak lama aku merasakan denyutan di penisku yang menandakan aku sudah mendekati puncak. Dan akhirnya penisku menyemprotkan sperma yang sangat banyak dan berkali-kali ke dalam rahim Vie. Kami berdua jatuh berlutut di lantai sementara penisku masih bersarang di vaginanya.

"Anget.." Vie menggumam.
"Apanya?" tanyaku terengah-engah.
"Sperma kamu, di rahimku.."
"Emang biasanya dingin ya?"
"Yang sekarang lebih.."

Aku mengusap rambutnya, dan memeluknya dengan sayang. Sementara itu Darsih sudah menghilang. Puas sudah dia melihat "Live show" kami. Setelah itu kami berdua membersihkan tubuh kami, terutama Vie yang tubuhnya penuh minyak. Tetapi setelah selesai mandi Vie kembali ganas dan "Memperkosa" aku. Gila! Aku benar-benar KO malam itu.. kalah telak! 

Camping Ria istriku 2

Pernah suatu hari Pak Paijo meminta kami ke desanya dan menginap semalam
karena anaknya kawin. Aku mengantar istriku pagi harinya karena istriku
diminta membantu mempersiapkan konsumsinya, sedangkan aku kembali ke
kotaku karena ada pekerjaan yang aku selesaikan.
Malam itu, Istriku diminta bersanggul dan memakai kain kebaya dan kain
panjang, tapi tidak lazimnya istriku disuruh memakai camisole hijau di
balik kebayanya yang tembus pandang sehingga puting susu istriku tersembul
di balik kebaya hitam yang tembus pandang dan leher kebaya itu begitu
rendah sehingga belahan payudara istriku amat sangat tampak dan membuat
lelaki yang di depannya akan mudah melihatnya.
Sedangkan, kain panjang yang dipakai istriku benar-benar ketat
memperlihatkan pantat bahenol istriku, ironisnya kain panjang istriku
tampak longgar di bagian bawahnya bahkan apabila istriku melangkah terlalu
lebar paha padat istriku yang mulus akan tampak.
Malam itu istriku, diminta sebagai penulis pemasukkan uang dan letaknya
agak tersembunyi di samping belakang penerima tamu dan aku tak mengerti
ada semacam pita merah di tengah belahan payudara istriku.
Malam itu, aku sedikit terlambat datang dan anak-anak Pak Paijo
menyambutku dan mempersilahkan aku duduk di di deret kedua bagian depan
Tanpa sengaja, aku melihat saat serombongan lelaki tua datang berjumlah 3
orang dan tanda yang dipakai seperti yang dipakai istriku semacam pita
merah di dadanya.
Saat ke tiga orang itu datang, terlihat mereka sangat dihormati oleh
penduduk yang datang ke undangan Pak Paijo bahkan Pak Paijo sendiri yang
menyambut mereka bertiga dan menunggu satu per satu menulis nama dibuku
undangan dan alangkah terkejutnya aku saat lelaki pertama memberikan
setumpuk uang di meja tempat istriku menulis dan yang lebih mengagetkanku,
Pak Paijo memberitahu kepada lelaki itu dan lelaki tua itu pun menatapku,
dan dengan tanpa ragu orang tua itu mendekat ke istriku yang sedang
menulis uang yang diterimanya dan tangan kanannya tanpa ragu langsung
memencet puting susu istriku yang tampak menonjol dibalik camisole dan
kebaya tembus pandang itu dan tak ayal lagi istriku langsung mendesis.
Begitpula, lelaki berikutnya ada yang memencet dan memelintir puting susu
istriku, bahkan meremas remas payudara istriku tanpa rasa takut, maupun
malu.
Perasaankupun semakintak karuan, saat waktu makan dimana ke tiga orang itu
diminta di kamar khusus untuk menikmati hidangan dan istriku diminta yang
melayani oleh Pak Paijo. Pak Paijo sendiri duduk bersamaku tanpa ada orang
lain di depan kamar khusus itu dan akupun tak bernafsu makan saat kulihat
ke tujuh lelaki tua itu, minta dilayani seperti pembesar atau boleh
dikatakan sebagai para tuan besar, dan kulihat lelaki tua yang pertama
memencet puting susu istriku, saat itu dengan enaknya menjamah payudara
kanan istriku saat istriku mengambilkan air minum untuknya saat mereka
selesai makan dan seteleah istriku memebersihkan meja makan itu, awalnya
istriku tampak menolak, tapi dengan kasar lelaki tua itu memegang tangan
istriku dan mendudukkan istriku dipangkuannya dan begitu istriku dipaksa
duduk oleh lelaki tua itu kulihat mulut lelaki tua itu meniup tengkuk
istriku dan hanya dengan tiga tiupan tampak istriku lunglai dan
selanjutnya lelaki tua itupun meremas remas kedua payudara istriku yanng
masih terbungkus camisole dan kebayanya dari belakang.
“Paaak, jangaan ….’rintih istriku, tetapi lelaki tua itu tak perduli oleh
rintihan istriku dan kini meminta istriku untuk menurunkan camisole nya
pelan.
“Ayo, turunkan pelan,” perintahnya.
“Jangan, paak,”istriku menghiba, tapi kedua tangan istriku tetap
menurunkan camisole pelan sehingga kedua puting susu nya secara langsung
tergesek oleh camisole nya hingga aerola istriku bagian atas tampak.
“Tarik ke atas lagi …..”perintahnya dan istriku menarik ke atas
camisolenya dan kulihat istriku tampak mulai bernafsu saat ntuk kedua
kalinya camisolenya menggesek kedua puting susunya dan hingga bulatan
payudara istriku bagian bawah tampak dan lelaki tua itu sekali lagi
memerintahkan istriku yang mulai meradang dan mendesis lemah itu.
“Ayo, turunkan lagi, ditarik, diam, ditarik, diam,”perintahnya
“Ecch, ecch, eech, eech,”kdengar istriku mendesis desis saat puting susu
seperti tersentak sentak digesek oleh camisolenya.
Tampak olehku kedua puting susu istriku sudah mencuat menegang kaku
menandakan nafsu istriku sudah naik.
Karena tarikan terakhirnya agak keras maka secara bersamaan kedua puting
susu istriku langsung tersingkap dari camisolenya.
“Aku suka ini..”kata lelaki tua itu dan kedua tangan keriputnya langsung
memencet kedua puting susu istriku yang langsung mendesis.
“Paaak ….jangaaa eeenngngngccchhh ….”istriku mendesis saat jari jari
tangan keriput it menarik kedua puting susu istriku
“Ampuuun paaak …”desis istriku saat lelaki tua itu memelintir keras puting
susu istriku sambil menariknya
Kulihat kedua lelaki tua lainnya menelan ludah saat ketuanya menarik narik
sambil memelintir kedua puting susu istriku.
Lelaki tua itu, dengan tanpa kasihan menarik keatas kedua puting susu
istriku yang mengerang kesakitan sehingga kedua tangan istriku menangkup
kedua payudara sendiri, sambil ikut berdiri.
“Ampuuun paaaak saaaakiiiitt……”erang istriku
Tangan kanan lelaki tua itupun menarik ke bawah sehingga tubuh istriku pun
mengikuti arah tarikan lelaki tua pada puting susu istriku dan akhirnya
lelaki tua itu menarik puting susu istriku hingga tubuh istriku
menelungkup di meja makan. Lelaki tua itu bahkan menarik puting susu
istriku hingga kedua kaki istriku berjinjit.
“Ampuuun paaaak ampuuun saaakiiiit eeccchhh …suddaaah paaaak ..”istriku
merintih rintih kesakitan, tetapi lelaki tua terus menarik puting susu
istriku sehingga tubuh istriku tertelungkup membujur di meja makan itu dan
kaki kiri istriku akhirnya terangkat dan kain panjang istriku tersingkap
karena tarikan kaki kirinya dan paha padat istriku tersingkap, secara
langsung lelaki tua menyusupkankan tangan kirinya ke paha istriku “Paaaaak
jangaaaaan …”rintih istriku saat tangan kiri lelaki tua mengelus paha
padat istriku dan terus menyusup ke kain panjang istriku yang terbuka
menuju selangkangan istriku.
“Paaaak sudaaheeecccchh ……”istriku mendesis saat lelaki tua
menggosok-ngosok selangkangan istriku.
“Lebat juga,”kudengar komentar lelaki tua itu setelah merasakan
selangkangan istriku yang rupanya tak memakai celana dalam malam itu.
Tangan lelaki tua itupun menarik puting susu istriku kembali sehingga
posisi kepala istriku sejajar dengan punggungnya menjauh dari meja makan.
“Paaak suddaah ecch eech eech…”istriku mendesis desis dan kedua tangan
istriku memegang pergelangan tangan kanan lelaki tua yang tengah menarik
puting susu istriku ke bawah dan kini istriku menungging dimana pantat
bahenol lebih atas dari kepalanya dan “Mmmmffff paaaak …..”istriku
mendesis saat tangan kiri lelaki tua menggosok-ngosok kembali selangkangan
istriku dan pantat bahenol istriku mulai bergoyang oleh gosokan lelaki tua
itu.
Kedua lelaki tua yang lainpun berdiri mendekati istriku yang menungging
nungging kan pantat bahenol nya yang masih terbalut kain panjang akibat
gosokkan ketua para lelaki tua itu di selangkangan istriku yang terus
mendesis desis.
“Paaak …. ampuuun eecch eeccch …”istriku merintih kembali dan rupanya
istriku telah mengeluarkan lendir di bibir vagina nya saat lelaki tua itu
menggosok-ngosok selangkangan istriku mngeluarkan bunyi kecepak “cek cek
cek” dan kedua kaki istriku semakin melebar seakan memberi ruang tangan
kiri lelaki tua yang terus semakin ganas menggosok-ngosok selangkangan
istriku.
“Din … To …Angkat perempuan ini..”kata lelaki tua itu kepada dua temannya
yang sudah berada di sebelah kiri dan kanan istriku dan mereka berdua
mengangkat tubuh istriku ke atas meja makan di depan ketua mereka seolah
menyanjikan makanan buat ketua mereka.
“beres juragan Diran..”jawab Pak To dan Pak Din
Kedua lelaki tua yang dipanggil Din dan To mengangkat tubuh istriku dengan
kasarnya mengkangkangkan kedua kaki istriku dan tampaklah selangkangan
istriku yang tak memakai celana dalam dan ditumbuhi bulu bulu lebat.
“Bener, Paijo, jembutnya lebat perempuan ini “komentar lelaki tua melihat
selangkangan istriku.
“Paaak …”istriku mendesis kembali saat telunjuk lelaki tua mencolek colek
selangkangan istriku dan “Paaaak sudd …. eeech …eecch ..”istriku merintih
kembali saat daerah kelentit istriku dicolek colek dan Pak To dan Pak Din
yang memegangi istriku kini menarik ke atas kedua lutut istriku sehingga
kedua kaki istriku terkangkang lebar memperlihatkan bibir vagina istriku
yang berbulu lebat yang telah lembab oleh lendir kewanitaannya dan
menyodorkan selangkangan istriku ke pada lelaki tua yang duduk di depan
istriku hingga pantat bahenol istriku di pinggiran meja makan itu.
Istriku mengerang kembali saat jari ibu jari kiri lelaki tua itu
menggosok-ngosok kelentit istriku yang tubuhya dipegangi oleh dua lelaki
tua lainnya dan pantat bahenol istriku pun bergetar hebat, sedangkan
jari-jari tangan kanannya dengan ganasnya menggosok-ngosok bibir vagina
istriku.
“Mmmmpppffffaaaaaaacccchhkkkkk ……”istriku melenguh kepala istriku yang
bersanggul terdongak ke atas dan bunyi kecepak dari selangkangan istriku
terdengar amat jelas dari tempatku duduk.
Sementara itu , Pak Din dan Pak To yang tengah memegangi tubuh istriku
juga mulai beraksi dimana Pak Din dan Pak To mulai meremas remas kedua
payudara istriku yang terkual dari camisole nya.
Aku hanya ternganga melihat istriku yang mendesis, mendesah dan mengerang
erang yang sedang dikerjai dan diobok obok tubuh sintalnya oleh ketiga
lelaki tua yang ganas itu.
Pak To dan Pak Din kini bukan saja meremas remas kedua payudara istriku
tetapi juga memelintir kedua puting susu istriku yang tak dapat bergerak
oleh pegangan kuat kedua lelaki tua itu.
“Sudddaaaah paaaakkk heeeeggghhhhh ….”istriku mengerang kembali saat
Juragan Diran itu membuka lebar bibir vagina istriku dan kepala istriku
mendongak ke atas saat Juragan Diran menjulurkan lidahnya dan menjilati
bibir vagina istriku yang terbuka lebar itu, kini Juragan Diran itu
memegang dan meremas remas pantat bahenol istriku sambil bibir tebalnya
menyedot nyedot bibir vagina istriku dan suara sreep srep hirupan Juragan
Diran semakin keras seperti orang yang kehausan minum dan tubuh istriku
kejang kejang oleh perlakuan itu.
Bahkan Juragan Diran menjulurkan lidahnya ke liang vagina istriku dan
erangan keras istriku terdengar kembali saat lidah lelaki tua memenusuk
dan menari nari di liang vagina istriku.
“Heeeeghhhh heeeggghhhh .”istriku mendesis desis, kedua telapak kaki
istriku yang masih memakai sandal berhak tinggi itupun mengejang dan kedua
tangan istriku mengepal dan kedua bola matanya terbalik dan kepala istriku
mendongak ke atas oleh kenikmatan di liang vagina nya. Nafas istriku
mendengus dengus dan mulutnya meracau tak karuan, keringat istriku
membasahi kebaya hitam tipis transparan, kedua payudara montok istriku
naik turun tak teratur tengah diremas remas Pak To dan Pak Din
Rupanya Juragan Diran sangat pandai membuat wanita puas oleh permainannya
dan istriku telah menjadi korban permainannya, tubuh istriku tampak
semakin lemah oleh perlakuan ketiga lelaki tua itu.
Jari-jari tangan Juragan Diran menggosok-ngosok kembali bibir vagina
istriku dan ibu jari Juragan Diran menggosok-ngosok kembali kelentit
istriku dan lidah Juragan Diran menjilati lubang anus istriku yang semakin
keras mengerang.
Pak Din dan Pak To menidurkan istriku yang lunglai dan menarik kedua lutut
istriku hingga kedua kaki istriku terkangkang lebar seperti orang jongkok
sambil tiduran sehingga liang vagina dan lubang anus istriku terbuka lebar
dan Juragan Diran menjilati keduanya bergantian dan istriku mengerang tak
karuan seolah istriku menangis dan kulihat Juragan Diran membuka kedua
bulatan pantat bahenol istriku hingga lubang anus istriku semakin terbuka
lebar dan Juragan Diran menjulurkan lidahnya kembali dan menusukkan ke
lubang anus istriku, istriku kupun mengerang dan mengejan keras oleh
tusukan lidah Juragan Diran di lubang anus nya.
Sementara itu, jari-jari tangan Juragan Diran mulai menerobos masuk liang
vagina istriku. Juragan Diran benar benar pandai memuaskan istriku dan
dapat menahan orgasme istriku dan lama kelamaan nafas istriku memburu dan
akhirnya “Paaaaak akuuuu taaaak kuaaaat lagiiiiiii eecccch
ngngngngngngngng …..”istriku mengejan keras dan pantat bahenol istriku
tersentak sentak saat mencapai orgasme pertamanya malam itu
Juragan Diran kemudian berdiri dan membuka ikat pinggang dan membuka
resleting celananya dipelorotkan celananya dan rupanya Juragan Diran tak
memakai cawat dan pantat kerempengnya terlihat, hatikupun berdegup kencang
ketika kulihat batang kemaluan Juragan Diran yang panjang dan besar itu
dan ujung penis nya yang besar seperti kepala jamur sudah menegang kaku.
Jari-jari tangan Pak To dan Pak Din membuka lebar bibir vagina istriku
untuk Juragan Diran yang tengah mengarahkan batang kemaluan berkepala
jamur ke bibir vagina istriku yang terbuka lebar.
Juragan Diran menggosok-ngosok kepala jamur batang kemaluan nya di bibir
vagina istriku yang mengelinjang dan “Eccccch bezzzaaaaaaar ….”kudengar
istriku mendesis. “Ampppfffuuuunnn paaaaak … bezzzaaar nghnghnghngh
…..aamppppuunn paaaak bezzz hhhheeeeggghhh …”istriku mendesis desis.
Kulihat bibir vagina istriku menggelembung menerima besarnya kepala jamur
Juragan Diran dan kedua tangan istriku mencengkeram erat pinggiran meja
makan itu merasakan liang vagina disumpal oleh kepala jamur batang
kemaluan Juragan Diran.
Juragan Diran dengan pelan tapi pasti menekan masuk batang kemaluan nya
yang besar itu lebih dalam di liang vagina istriku, tiba-tiba kedua tangan
keriput Juragan Diran memegang kepala istriku dan menekan batang kemaluan
nya ke liang vagina istriku kembali.
“Ammpfffuuun paaaak …….”istriku mengerang kembali
“Panggil aku Juragan Diran, lonte … Siapa namamu, lonte” Juragan Diran
mengatakan istriku lonte
“Ampuuun Juragan Diraaaan ….. Aku Yatiiii …. sudaaah Juragan Diran …saya
saakiiit ….”erang istriku.
dan pantat keriputnya bergoyang maju mundur pelan dan hanya tiga gesekkan
pelan “Ecccccch akuuu oooccch …. keluaaaar …..”rintih istriku pantat
bahenol istriku tersentak sentak saat orgasme kedua nya tercapai. Juragan
Diran terus menggoyang pantat kerempengnya dan “Uuucccch juraaaaagaaaaaan
……. ngngngng …”pantat bahenol istriku tersentak sentak kembali saat
orgasme ketiganya.
“suddaaaaah Juragan Diran …….”istriku mengerang kembali oleh gosokkan
batang kemaluan Juragan Diran di liang vagina istriku dan
“Ngngngngngngngng ………”istriku mengerang keras saat orgasme keempatya
meledak dan tubuh istriku lunglai dan pantat bahenol tersentak sentak
kembali
“Sudah Juragan Diran aku capai….”rintih istriku
“Belum, lonte Yati, tubuhmu sudah tak beli semalam ini he he …” kata
Juragan Diran. Akupun terkesiap, tapi Pak Paijo langsung memegang tanganku
dan seperti biasanya Pak Paijo menguasai diriku.
“Paijo sudah terima uangnya he he …. kau milik ku malam ini Yati he he
…kau lonteku malam ini … kau pelacurku malam ini ….. kau sundalku malam
ini …. he he …”kata Juragan Diran terkekeh kekeh.
Pak Paijo kemudian menggelandangku masuk ke kamar dimana istriku yang
dipegang oleh Pak To dan Pak Din diatas meja makan dan liang vagina tengah
disumpal oleh batang kemaluan Juragan Diran yang besar panjang itu.
“Ini suaminya Juragan Diran ‘” kata Pak Paijo
“ha ha ini istrimu ?”tanya Juragan Diran padaku.
Aku hanya terbengong dan “kau jual berapa istrimu ke Paijo ?katanya
menghina
“Istriku gak tak jual ..”hanya kata kata itu yang dapat keluar dari
mulutku
Tiba-tiba mata Juragan Diran melotot ke Pak Paijo.
“Kau gila Joooo ….” dan Pak To dan Pak Din melepas pegangannya pada
istriku dan entah dengan tenaga apa mereka seolah memukul dan
tersungkurlah Pak Paijo dan aku hanya dapat melihat Pak Paijo menggeliat
geliat sambil meringis kesakitan.
“Maafkan saya Jeng Yati..”kudengar Juragan Diran berkata pada istriku dan
dengan lembut Juragan Diran mendudukkan istriku yang lunglai.
“Maafkan saya Jeng Yati, saya salah, kurang ajar Paijo itu…”sambil memeluk
mesra istriku
“Jeng Yati, sebenarnya apa?”tanya Juragan Diran ke istriku
“Saya dosen Bahasa Inggris, Juragan Diran ,”kata istriku
“Maafkan saya Jeng Yati. Jeng Yati kalau gitu gurunya mahasiswa,
ya..”katanya
“Ya, Juragan Diran “kata istriku lembut
“Jangan panggil saya Juragan Diran , Jeng Yati,” katanya.
“saya suka memanggil bapak “Juragan Diran”, kata istriku manja dan aku
semakin terbengong saat istriku memeluk mesra tubuh kerempeng Juragan
Diran
“heh kenapa, Jeng Yati?”tanyanya
“Nggak tahu Juragan Diran, aku nggak tahu Juragan Diran, aku rasanya
pingin jadi lonte Juragan Diran , pingin jadi pelacur Juragan Diran,
pingin jadi sundal Juragan Diran,aku sangat terangsang ” kata istriku
nerocos.
Juragan Diran memeluk erat istriku.
“maafkan saya Jeng Yati,”katanya berbisik. “memang kalau wanita sudah
keadaannya seperti Jeng Yati, punya saya di dalam punya Jeng Yati, pasti
ingin jadi …. lonte saya, Jeng Yati…”katanya lemah.
“‘Anuku’ nggak bisa copot dari ‘punya’ Jeng Yati sebelum saya keluar
…,”kata Juragan Diran semakin mesra memeluk istriku.
“Juragan Diran pingin apa?tanya istriku
“Punyaku harus masuk dan keluar setidaknya 10 kali, tapi pasti sakit kalau
tidak santai dan hanya bisa 3 kali tapi bila mau minum ….. air ….”kata
Juragan Diran terpatah patah
“Aku mau minum air mani Juragan Diran ..”kata istriku . “Ayo masukan
kontolmu Juragan Diran …”kata istriku seperti pelacur.”Tekan kontolmu
Juragan Diran, panggil aku seperti tadi… akuuu lontemu, Yati lontemu
Juragan Diran…ayooo tekan ke torokku … jejali torokku ….”istriku mendesis
dan Juragan Diran langsung menggenjot pantat kerempengnya melesakkan
batang kemaluan besarnya ke liang vagina istriku.
“panggil aku seperti tadi Juragan Diran “rintih istriku
“Lonte Yati … lonteku Yatiiii eeeccch eeccchhh eeeech …. “tiga genjotan
dan dilepasnya batang kemaluan yang berkepala jamur hingga “Plok” saat
kepala jamur lepas dari liang vagina istriku dan istriku pun dengan
sempoyongan turun dari meja makan dan mulut istriku langsung mengulum dan
mengempot batang kemaluan Juragan Diran dan kulihat air mani Juragan Diran
memancar keras dan istriku kewalahan menelan air mani Juragan Diran.
Istriku benar benar membersihkan sisa air mani yang tersisa di batang
kemaluan Juragan Diran.

Malam itu, Juragan Diran mengantarkan aku dan istriku pulang dan malam
itu, kulihat pertama kali istriku menerima bayaran atas pelayanan sex yang
diberikan istriku pada lelaki tua itu, Juragan Diran.

Istriku tak pernah menyinggung masalah itu, tapi seminggu kemudian
kudengar istriku menerima telepon dari Juragan Diran dan benar sore
harinya istriku pulang dengan memakai sanggul.
“Mas. Juragan Diran akan kemari dan menginap di rumah kita,”kata istriku
tanpa beban.
Sore itu istriku mengenakan kebaya transparan merah tanpa BH dan aku hanya
dapat melihat istriku menutup tubuhnya hanya dengan kain panjang yang
dililitkan sekenanya sehingga kalau kaki istriku melangkah lebar maka paha
padat istriku tersingkap.
Setelah makan malam, aku dan istriku duduk di ruang keluarga dan istriku
tampak tenang sambil menonton televisi, sedangkan lidahku seolah kaku
tanpa bisa menanyakan kenapa istriku tak menghiraukan aku lagi dan
kudengar pintu depan diketuk. Istriku memakai selop hak tingginya dan
bergegas ke depan.
Aku hanya dapat melihat bagaimana istriku menyambut Juragan Diran dengan
berjongkok istriku menciumi selangkangan Juragan Diran setelah menutup
pintu depan.
“Juragan Diran …. Juragan Diran … lontemu rindu ..”kudengar bisikan
istriku terus mencium selangkangan Juragan Diran yang mulai tersembul.
“Suamimu ada Jeng Yati?”tanya Juragan Diran.
“Ada, Juragan Diran “kata istriku sambil mendongakkan kepalanya.
“Maaas ada Juragan Diran,” kata istriku mendekatiku dan kudengar Juragan
Diran menutup selambu ruang tamu dan aku keluar.
Juragan Diran menyorongkan tangannya dan bersalaman dengan ku.
“Pinjam istrimu malam ini, mas”kata Juragan Diran enteng dan duduk di
kursi panjang dan istriku pun seperti seorang budak belian berjongkok di
depan Juragan Diran sehingga tampak oleh Juragan Diran selangkangan
istriku yang tak mengenakan celana dalam dan bulu-bulu kemaluan istriku
pun tampak jelas terlihat oleh Juragan Diran. Juragan Diran kemudian
menggosok-ngosok selangkangan istriku dengan punggung kaki kanannya
sehingga kedua tangan istriku memegang betis Juragan Diran dan istriku
merintih “Juraaagaan ……..eecch eeccch …..”
Istriku yang berjongkok semakin mengkangkangkan kedua kakinya memberikan
ruang punggung telapak kaki kanan Juragan Diran sehingga pantat bahenol
istriku bergoyang oleh gosokan Juragan Diran.
Kulihat ibu jari kaki kanan Juragan Diran entah mengapa membesar seolah
seperti batang kemaluan yang menegang saat digosok gosok dan “Juraagaaaan
Diraaan eeccch kok dimasukkaaaan ….”rintih istriku dan aku yang hanya
dapat berdiri di pinggir kursi panjang memperhatikan ibu jari kaki kanan
Juragan Diran menembus masuk liang vagina istriku yang merintih rintih
keenakkan dan kedua tangan istriku semakin erat memegang betis kaki kanan
Juragan Diran, pantat bahenol istriku maju mundur dan “Eccch … maaas
liaaaang kuuuu dikorek koreeeek ooocccch enaaak Juragan Diran …….”
Pantat bahenol istriku semakin cepat maju mundur dan goyangan pantat
bahenol istriku berputar putar seolah mengebor dan tersentak sentak keras.

Dengus nafas istriku terengah engah dan keringatnya membasahi kebaya
transparan merahnya sehingga bulatan kedua payudara dan kedua puting susu
istriku tampak karena kebaya transparannya yang basah lengket ke tubuh
istriku.
“Ennnaacccch juraaagaaaaan ammmpfffuuuuun eeeccch aaaeeccch akuuuu
keluaaar ngngngngngng ….”istriku mengerang erang tak karuan dan mengejan
keras saat mencapai orgasme pertamanya.
Istriku duduk bersimpuh di antara kedua kaki Juragan Diran dimana ibu jari
kaki kanan Juragan Diran masih menyumpal liang vagina istriku dan kepala
istriku terkulai di paha kanan Juragan Diran dan selangkangan Juragan
Diran telah menggelembung dan Juragan Diran membuka resleting celananya
dan dikeluarkannya batang kemaluan
yang panjang dan besar itu dan ujung batang kemaluannya yang besar seperti
kepala jamur sudah menegang kaku.
“Emut kontolku Jeng Yati…”kata Juragan Diran sambil menyorongkan kepala
jamur batang kemaluan kemulut istriku.
Istriku yang lunglaipun hanya dapat membuka mulutnya saat Juragan Diran
mendesakkan kepala jamur batang kemaluannya ke mulut istriku.
“Bbbeebbb …..”suara yang keluar dari mulut istriku saat batang kemaluan
Juragan Diran menerobos masuk mulut istriku dan Juragan Diran terus
memasukkan batang kemaluan nya semakin dalam ke mulut istriku, kedua
tangan Juragan Diran memegang kepala istriku yang lunglai dan mulailah
batang kemaluan Juragan Diran keluar masuk mulut istriku yang tergagap
gagap karena besarnya batang kemaluan Juragan Diran. Tangan kiri istriku
memegang batang kemaluan Juragan Diran karena Juragan Diran dengan kuanya
mengeluar masukkan batang kemaluannya sehingga istriku tersedak sedangkan
ibu jari kaki kanannya beraksi kembali mengorek ngorek liang vagina
istriku dan tangan kanan istriku memeluk betis kaki kanan Juragan Diran.
“Bbbbbhh bbbbbebebbbb …..”suara dari mulut istriku semakin keras karena
mulut istriku dijejali oleh batang kemaluan Juragan Diran yang besar.
“Jeng Yatiiii …. Jeng Yati …. cepaaat jeeeng ….oooocch …”Juragan Diran
mengejan keras dan kulihat mulut istriku menggelembung sebentar dan “glek
glek” kudengar istriku tengah menelan air mani Juragan Diran yang terus
menyemprot ke mulut istriku terlihat dari pantat Juragan Diran yang
tersentak sentak sekitar 5 kali dan dengan lahapnya istriku meminum pejuh
Juragan Diran tanpa tersisa ataupun keluar dari mulutnya.
Juragan Diran menarik batang kemaluan nya dari mulut istriku dan anehnya
batang kemaluan Juragan Diran masih tetap menegang kaku dan tangan Juragan
Diran meraih kedua lengan istriku sehingga Juragan Diran kini istriku
duduk di pangkuan Juragan Diran yang langsung meremas remas kedua payudara
istriku.
“Juraaagaaan ….’desis istriku dan tangan kiri Juragan Diran meremas remas
payudara kiri istriku sambil memeluk istriku sedangkan tangan kanan
Juragan Diran menyusup ke kain panjang istriku menuju selangkangan
istriku.
“Juragaaan … “istriku mendesis kembali saat tangan kanan Juragan Diran
mulai menggosok-ngosok selangkangan istriku dan istriku merenggangkan
kedua kakinya memberi tempat tangan kanan Juragan Diran yang
menggosok-ngosok selangkangan istriku sehingga kain panjang istriku
tersingkap memperlihatkan kedua paha padat dan selangkangan yang yang
berbulu lebat itu.
“Aku suka jembut lebatmu, Jeng Yati..”bisik Juragan Diran sambil mengorek
ngorek bibir vagina istriku yang semakin mendesah desah keenakkan dan
bunyi “cek cek” di selangkangan istriku mulai terdengar menandakan lendir
vagina istriku mulai keluar dan yang pasti nafsu istriku mulai meningkat.
“Juragaan Diraaan eecch eeccch maaas ooccch jarimuuu besaaaar Juragaaan
…eecch …”istriku mengerang saat Juragan Diran memasukkan jari jari-jari
tangan nya ke dalam liang vagina istriku. Pantat bahenol istriku
terguncang guncang dan maju mundur mengikuti keluar masuknya jari-jari
tangan Juragan Diran di dalam liang vagina istriku.
“Eccch enaacckkk kelentiiitku digosok gosok …..”istriku semakin meracau
seperti biasanya kala istriku merasakan kenikmatan yang amat sangat dimana
liang vagina dikorek korek dan dikocok kocok oleh jari-jari tangan Juragan
Diran dan kelentit istriku digosok gosok oleh ibu jari Juragan Diran.
“Cepaaat Juragaaaaan … cepaaaaat … akuuuu nggaaaak taahaaaan Juraaagaaaan
…… ngngngngngng .. ” istriku mengerang keras dan pantat bahenolnya
tersentak sentak saat mengalami orgasme keduanya malam itu dan rupanya
Juragan Diran terus melakukan manuvernya kini ketiga jarinya mengaruk
garuk liang vagina istriku dengan memutar mutarkan jari-jari tangan dan
kemudian menekuk keluar sehingga istriku mengerang hebat “Juraaaagaaaaan
Diraaaaaan eeeccccchhh enaaaaachch .. ooch occhh occcch ooooocchhhhh ….
ngngngngng ……:”pantat bahenol istriku tersentak sentak kembali saat
mencapai orgasme ke empatnya kedua tangan istriku memeluk erat Juragan
Diran dan menggosok-ngosok payudara kanannya ke wajah keriput Juragan
Diran yang langsung menggigit kebaya transparan istriku hingga payudara
kanan istriku terkual dan langsung dilahap oleh Juragan Diran dan istriku
merintih kembali saat Juragan Diran menyedot nyedot payudara kanan istriku
dan kudengar “sreep sreep …” air susu istriku keluar dan dengan semakin
bersemangat lelaki tua itu menyedot nyedot payudara istriku.
“Juraaagaaan …….”istriku mendesah dan pelukan istriku semakin erat dan
menekankan payudara kanannya ke mulut Juragan Diran. Tangan kiri istriku
turun dan memegang tangan kanan Juragan Diran yang memulai mengorek ngorek
liang vagina istriku kembali dan pantat bahenol istriku kembali bergetar.
Rupanya istriku akan dibuat lemas oleh Juragan Diran, karena istriku tak
tahan liang vaginanya dikorek korek oleh jari-jari tangan Juragan Diran
menekuk dan terus menggaruk garuk liang vagina istriku.
“Sudaaaaah Juragan Diran akuuu lemaaas ooocccch kenaapaaaa akuuu teruusss
ooocccchhh akuuu oooccch keluaaaaaar eeeecccch ……….”istriku mengerang saat
orgasme kelima nya meledak pantat bahenol tersentak sentak kembali dan
tubuhnya langsung lunglai ambruk ke Juragan Diran karena baru kali ini
istriku mencapai lima orgasme dalam waktu singkat.
Juragan Diran memeluk erat istriku yang benar benar lunglai dan dengan
terheran heran kulihat Juragan Diran menggendong istriku yang lunglai ke
kamar tidurku dan menidurkan istriku layaknya permaisuri dengan mengecup
kening istriku dan kembali ke ruang tamu dimana aku hanya berdiri
terbengong bengong.

Juragan Diran meletakkan tubuh istriku yang lunglai di ranjang, sedangkan
kedua kaki istriku terjuntai di lantai dan Juragan Diran menekuk kedua
kaki istriku dan terkangkanglah kedua kaki istriku. Juragan Diran memegang
kedua tekukan lutut istriku dan mulutnya langsung menuju selangkangan
istriku yang sudah basah kuyup.
“Suudaah Juraagaan eeccchhh …..”rintih istriku dan kembali bunyi “srep
srep” terdengar saat Juragan Diran menyedot nyedot bibir vagina istriku
dan kudengar istriku mengerang kembali
“Juraagaaan oooccchhh akuuu lemaaass Juraaagaaan Diraaaan ….suddd
eeecchhhh akuuu nggak kuaat …”istriku mengerang keenakan oleh jilatan
Juragan Diran yang benar-benar ahli memuaskan istriku.
Dengus nafas istriku semakin cepat dan kedua payudara istriku naik turun
dan langsung ditangkap oleh kedua tangan keriput Juragan Diran dan
payudara istriku kini diremas remas oleh Juragan Diran.

Tak lama sesudah itu, “Juraaagaaaan akuuu keluaaar lagiiiii……”istriku pun
tak kuat menahan kekuatan nafsunya dan pantat bahenol istriku pun
tersentak sentak lemah dan istriku pun tertidaur kecapaian.
Sedangkan Juragan Diran tak perduli dengan keadaan istriku yang tidur
kecapaian langsung memasukkan batang kemaluannya yang besar itu ke liang
vagina istriku dan entah berapa lama Juragan Diran menggenjot batang
kemaluannya di dalam liang vagina istriku hingga akhirnya Juragan Diran
mengujam keras batang kemaluannya di dalam liang vagina istriku disertai
suara erangan saat airmani Juragan Diran menyembur di liang vagina
istriku.
Malam itu, tanpa kasihan Juragan Diran menyetubuhi istriku berkali kali
sampai akhirnya Juragan Diran berpamitan “Istrimu memang enak, mas. Liang
vagina nya tetap menyedot nyedot walaupun dia pingsan, Terima kasih. Saya
sudah ninggalin istrimu.” Dan aku hanya duduk terpaku melihat
kepergiannya.