Tuesday, January 14, 2025

Aku Melakukan 3Hari Berturut - turut Bersama Supir Pribadiku

Aku seorang ibu rumah tangga , namaku Desi setiap hari aku berada di rumah saja , Akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan patra temen - teman sosialitaku . Sebenarnya hidupku tidak sepi - sepi banget karena aku tinggal dalam rumah mertuaku . Kedua mertuaku yang masik sibuk bekerja juga pada perusahaan nya sendiri . Aku sudah dikarunia 2 orang anak yang lucu - lucu yang bernama Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun .

Aku memiliki suami yang sangat bertanggung jawab pada keluarga , dia pun begitu hot memuaskan saya didalam ranjang saat melakukan hubungan itim layaknya dalam adegan hot sex istri paling panas , Tapi aku sendiri menghiyanati suamiku sendiri , mungkin akibat aku terbawa dalam pergaulan bebas diluar rumah secara teman - temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang sangat lazim bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini . 
Tepat di usia pernikahanku yang ke 14 tahun aku menghianati suamiku dan bukan dengan orang lain melainkan dengan orang - orang yang suamiku kenal juga . Meskipun dia bukan saudara dari suamiku tetapi dia tinggal 1 atap di rumah keluarga suamiku . Dia merupakan supir pribadi keluarga suamiku , setiap hari kerjanya mengantar orang rumah kekantor . Oleh karena itu supir pribadi kelurga suamiku tinggal 1 atap bersama kita . 
Selama saya sibuk dengan arisan dan acara kumpul - kumpul bersama temanku dialah yang sering mengantarku . Awal mula aku tertarik padanya ketika aku meminta dia untuk masuk kedalam ruangan tempat kami mengadakan acara , saat itu dia membawakan barang yang akan aku bawa.
Saat berkumpul dalam acara , semua temanku pada heboh bilang " Aduh jeng suaminya cakep banget jeng .." Saya kaget serta hendak mengklarifikasi tapi tapi semua temenku bertanya padaku begitu dan akhirnya akupun hanya tersenyum saja " Mas boleh kenalan tidak ..? 'Kata temanku pada supir pribadiku dan aku melihat supirku tersipu malu di buat teman - temanku . Saya melihat secara seksama dia memang begitu ganteng serta gagah .
Sejak hari itu aku tetap memperhatikan supir pribadiku terutama aku seperti wanita yang kesepian , tetapi akhir - akhir ini ini aku sering melamunkan supirku apalagi tidak jarang aku membayangkan melakukan sex bersamanya . Aku bener - bener ingin merasakan bersama dia .
Lama kelamaan akupun tidak mampu membendungnya lagi , segala cara aku coba untuk mengambil hati supirku . " Mas beli saja buat keluarganya ..." Ketika kami berada di sebuah toko pakaian salah satu moll " Jawab supirku " " Saya belum menikah bu ..." Mendengar dia berkata seperti itu akupun menjadi sangat bahagia alhasil akupun membelinya baju yang pas buat ukuran buatnya .
Untuk melancarkan aksiku aku tak cuma membelikannya baju tapi juga aku kerap curhat sesuatu yang gak penting padanya . Akhrnya kami semakin dekat kemudian aku sadar kalau saya harus bersikap wajar sebagai nyonya di depan mereka . Karena pernah sekali aku melewati dapur secara tidak sengaja saya mendengar pembantuku berkata pada supirku . " Mas kok sering dekat sama ibu desi , ada apa- apa ya . " Supirku langsung menjawab .." kamu bilang apa sich ? Jangan fitnah supirku langsung marah . Pemabntu lainnya bilang " awas kedengaran majikan pada di pecat dengan omongan kamu tadi " Pembantu tadi cuma menjawab saya cuma cuma bercanda saja . 
Dari situ saya mengubah sikapku kepada supirku di depannya , biar mereka tidak mencurigai saya saya menyukain supirku .hari ini aku ada jadwal pergi keluar kota dan harus menginap . Aku pun pamit sama suamiku , dia memutuskan untuk menyuruhku membawa sopirku menjadi pilihan untuk mengantarku .
Dengan penuh semangat aku pun pergi bersama dia , sudah melaksanakan perjalanan selama kurang dari 6 jam akhirnya kami sampai di tujuan . Aku istirahat dalam hotel tempat saya nginap , aku dan supirku berbeda kamar . Sehabis dari istirahat kami , aku pun segera mandi dan keluar dari kamarku untuk memesankan cemilan / makanan buat aku dan supirku . 
Setelah aku telpon dia untuk datang kekamarku , dia pun datang dan menyantap makanan yang telah aku pesan . Sesudah itu kita mengobrol serdua sampai alhasil saya dapat membuat gairah supirku bangkit , ketika aku mendekatkan tubuhku padanya diapun langsung agresif beserta memelukku lalu mencium bibirku kami saling peluk dengan mesra , gairah kami berdiua sama - sama memuncak .
Tanganku melingkar pada lehernya " Aaaagggghhh...aaaaaghhhh...aaaaggghhhh... aaaggghhh.. " Aku mencoba mendesah tepat di telinganya hingga dia pun semakin terangsang "Ooouuggghh... maaaas... aaagghhh... aaaaaggghhhhh... eeeeuuummhhhppppp...... aaaaghh... " Desahku tanpa menghiraukan apapun lagi saya begitu menikmatinya . 
Hingga waktu ini tubuhku telah dalam keadaan telanjang dan supirku sudah bisa menindihku " Aku masukin ya sayaaang .... eeeehhhhhggggg..." Dia tetap bertanya lirih padaku . " Iyaaaa maaas... ayyoooo... aaaagh .... aaaaggghhhh... agghhh... aaaaaghhhh.." Kataku sembiri langsung mendesah begitu dia bergoyang dalam atas tubuhku yang sudah menggeliat .
Kami bagai pemain hot - hot dalam flim porno " OOouuuugghhh...aaaaghh...aaaghhh...maaaaas...aaaghhhh....aaaaaghhhh...aaaghhh.." Diapun sama - sama menikamti putaran permainan hot ini , aku pun bertambah panas ikut menggoyangkan tubuhku sebab bener kata teman - temanku berbuat hubungan secara selingkuh lebih nikmat rasanya .

Tidak lama lalu kami pun sama - sama mendesah dan mengerang serta kerasnya jeritan kami berdua " OOouuugh.... agghh...aaaaaghhh...aaaaghh..sa..saaayaaang...aaagggh...aaaaagghh..." Kami pun berdua sama - sama terpuaskan berulang kali , supirku mensiumku serta akupun sangat bahagia dia melakukan sesuatu itu kini tubuh kita telah bash bersimbah keringat .
Sunggu demikian kami melakukan hubungan intim ini dengan supirku , selama 3 hari aku dan supirku di luar kota melakukan hal tersebut setiap hari . Meskipun hari yang di berikan sangat singkat , tapi supirku mengajaku pulang dia takut akan di curigai sama suamiku kalau lama di luar kota berduaan . Dia memintaku untuk merahasiakan apa yang sudah terjadi selama di luar kota bersama , dan dia berjaniji akan selalu ada untukku sampai kapan pun , sampai detik itu kamisering berhubungan diam - diam tanpa sepengatahuan suamiku dan orang lain kami menjalankan secara backstreet .

Nafsu Birahi Majikan Bejat Dan Tukang Kebun

Namaku Lily, usia baru 26 tahun dan sudah menikah dengan Michael, suamiku yang berusia 32 tahun. Sudah sekitar 3 tahun ini, kuarungi bahtera rumah tangga. Setelah menikah kami membeli rumah yang lumayan bagus di Kota Wisata, Cibubur. Setiap pagi pukul 6, suamiku yang adalah seorang manager sebuah bank asing berangkat kerja.

Sengaja ia berangkat pagi karena untuk menghindari macet dan dia baru pulang ke rumah sekitar pukul 9 atau 10 malam. Dia memang seorang yang sibuk dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Hingga, akhirnya dia boleh dibilang sukses dalam meniti karirnya.

Oh iya, Michael anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Linda, seorang wanita berusia 29 tahun, lebih tua sekitar 3 tahun dari aku. Ia sudah menikah dan sudah dikarunia seorang anak perempuan yang berusia 3 tahun. Ia menikah terlebih dahulu, meskipun dia adalah adik suamiku. Katanya yang aku dengar, Linda sudah hamil duluan. Untung pacarnya itu mau bertanggung jawab dan akhirnya menikahinya. Aku pernah bertanya:

“Kapan si Merry (anaknya itu) punya dede?”
“Ah, nanti sekitar 2 tahun lagi” jawabnya.

Linda dengan suaminya tinggal di Sentul City, rumahnya termasuk megah. Jarak satu rumah dengan rumah yang lain cukup jauh. Fasilitasnya pun lengkap, ada kolam renangnya. Di rumah itu, selain Linda tinggal dengan suami (Alex) dan anaknya, ada seorang babysitter yang merawat Merry, sepasang suami istri yang menjadi pembantu rumah dan supirnya.

Pak Abdul yang berusia 55 tahun dan bu Ijah yang berusia 52 tahun. Serta seorang anak Pak dan Bu Abdul, yakni Ujang. Usia Ujang sekitar 25 tahunan. Dia tidak pernah dapat pekerjaan tetap. Selama ini pekerjaannya serabutan, pernah jadi kuli tani, kuli angkut barang di Tanjung Priok dan terakhir menjadi tukang kebun dari rumah ke rumah.

Karena itu kulit Ujang hitam legam. Kelihatan bahwa dia adalah orang yang biasa bekerja kasar. Maklumlah, kata org tuanya, pendidikan Ujang tidak tamat SMP. Karena pekerjaannya yang tidak jelas, maka Alex dan Linda, atas permintaan kedua orang tuanya menerimanya bekerja di rumah mereka. Terkadang pekerjaannya menghidupkan mobil, nyapu ngepel, memotong rumput, membersihkan kolam renang, dsbnya.

Alex dan Linda memiliki 3 mobil, ada Mercy untuk keperluan Alex bekerja. Sebuah Alphard yang biasanya dipakai Merry untuk pergi ke pre-school dgn diantar oleh Pak Abdul dan babbysitternya dan sebuah BMW seri 5 yang biasa dibawa oleh Linda. Meskipun rumah itu besar, praktis rumah itu sepi, apalagi kalau Merry sudah pergi sekitar jam 9 pagi.

Baru pulang sekitar jam 3an lebih. Sedangkan Alex sama seperti Michael. Pergi pagi pulang malam. Bila mereka pergi semua, di rumah besar itu hanya ada Linda, bu Abdul dan Ujang. Terkadang bu Abdul pun sering pulang ke rumahnya, di sebuah kampung yang jaraknya 20 km.

Linda memang senang jalan dan sering ajak aku kalau jalan-jalan. Tempat yang kami kunjungi biasanya mall. Maklum untuk rilex. Perlu diketahui bahwa Linda adalah tipe perempuan yang necis, wangi, dengan pakaian dan tas bermerk. Kulitnya begitu putih. Maklum setiap minggu dia luluran di spa terkenal di daerah Jakarta Pusat.

Kadangkala kalo pergi dengannyaa, terkadang Linda menjadi objek tatapan mata lelaki iseng. Maklumlah, tidak pernah ia memakai pakaian tertutup. Dengan santai dan berani, ia biasa pakai tank top dan rok mini jeansnya. Sehingga belahan dada, dan pahanya selalu menjadi sasaran tatapan mata liar para lelaki yang melihatnya.

Pastilah setiap lelaki yang melihatnya akan terpesona akan keseksiannya. Memang, ci Linda begitu cantik, putih bersih, mulus, dengan dada yang lemayan besar. Pinggang yang ramping. Kalau melihat dia memakai rok mini, betapa putih, segar dan mulusnya paha itu. Akupun yang tadinya agak malu memakai pakaian seperti itu jadi berani juga mencobanya.

Memang betapa bangganya hati ini bila ada yang memperhatikan aku. Aku pun boleh dibilang cantik. Kulitku pun sama putihnya dgn ci Linda. Maklumlah kami adalah orang Chinese dan kebetulan dari keluarga berada. Waktu SMA saja ada 5 cowok temanku yang memperebutkan aku.

Mereka ingin menjadi pacarku. Terkadang, bila ci Linda tidak mengajakku jalan, aku kerap ke rumahnya. Toh hanya sekitar 35 menitan dari rumahku ke rumahnya. Biasanya aku nyetir mobil Camry sendiri. Maklum tidak ada supir. Yang ada hanya pembantu cowok yang tololnya minta ampun.

Usianyapun sebaya dengan Ujang. Nama pembantu di rumahku Otong, usianya pun msh muda, sekitar 23 tahun. Biasanya sekitar jam 10an aku berangkat ke rumah Linda. Begitu sampai di halaman rumah itu, kulihat Ujang menghampiriku. Lho koq Ujang telanjang dada, tidak pakai kaos dan hanya mengenakan celana pendek saja.

“Ah, mungkin sedang sibuk memotong rumput lalu keringetan” begitu pikirku.

Meski badannya kurus, dan mukanya kampungan dan jelek, aku bisa melihat betapa Ujang begitu kekar. Otot-otot tangan dan kakinya begitu kekar. Dengan balutan tubuh yang hitam legam dan tidak terlalu tinggi, aku bisa melihat betapa machonya pemuda ini. Setelah aku masuk ke ruangan tamu Ci Linda menghampiriku. Seperti biasa kami cipika-cipiki dulu sebelum duduk.

“Ci, ngapain aja nih?” tanyaku sambil memperhatikannya.
“Lagi santai aja di rumah. Tuh lagi ngurus tanaman”.

Penampilan ci Linda kali ini sangat seksi sekali. Aku terkagum-kagum oleh tubuhnya yang begitu menantang. Ci Linda mengenakan tank top berwarna putih yang begitu pendek sehingga memperlihatkan setengah payudaranya dan sebagian perutnya. Betapa putih dan mulusnya pangkal lengan, payudara dan perutnya.

Pusernya pun bebas ke mana-mana. Dan, beraninya lagi, dia tidak memakai bh. Jelas puting susunya membayang di balik kaosnya. Celana hotpans berwarna krem yang dikenakannya juga begitu pendek sekali. Bukan hanya pahanya yang kelihatan. Pangkal pahanya dan bongkahan pantatnya yang menawan itu pun begitu menantang. Kalau diperhatikan terus, bisa kelihatan bayang-bayang hitam bulu kemaluannya. Apakah ci Linda tidak pakai cd juga?

“Iya nih hawanya panas, makanya cici pakai baju santai aja. Sambil ngurus tanaman”. “Oh yah ci, sama si Ujang??” kataku, lalu melanjuntukan, “Kan pakaian cici hot banget, nggak pakai bh dan celdam lagi, ntar si Ujang ngaceng lho, hehehehe?” candaku.

“Ah mana berani dia sama aku, paling cuma lihat aja. Paling cuma ngaceng aja. Nggak level lah, hihihi” katanya sambil melihat Ujang yang lagi asyik mencabuti rumput liar di halaman samping.

Tampak keringat Ujang yang menetes melumuri tubuh hitam legamnya.
“Koq si Ujang juga telanjang sih? Apa cici nggak risih?” tanyaku.

“Ah, nggak apa-apa. Cici sih no problem” katanya.Memang Ci Linda dan aku mengakui, meskipun Ujang tampangnya jelek. Tapi badannya perkasa, termasuk idaman perempuan kali.

“Hati-hati aja diperkosa lho ci? Apalagi cici cantik dan seksi. Mana rumah sepi lagi. Cuma cici berdua dengan Ujang” kataku memperingati.

“Oh yah, hehehe. Jangan dong…jangan sampai nggak. Hehehehe”.
Aku kaget dengan kalimat terakhirnya itu. Lalu aku timpali
“Mau ci diperkosa orang kampung? tiko kaya gitu. Hitam dan jelek lagi”

Ci Linda menimpali “Ah, cici kan mesti pilih-pilih dulu. Meskipun sudah jarang dapet jatah batin. Kan mesti selektif”.
Oh rupanya aku ngerti kalo ci Linda sudah jarang dapat nafkah batin dari suaminya. Lalu aku bertanya
“Lha kalo kepengen ci?”
Ci Linda menjawab dengan bercanda “Ada ketimun….hehehe”.

“Ci liat tuh, kelihatannya Ujang tadi ngelirik terus ke cici lho… jangan-jangan dia nafsu juga. Dia ngelirik ke payudara dan paha cici terus. Daripada pakai ketimun ci, enakan yang asli lho. Hehehe. Kelihatannya sudah ngaceng tuh si Ujang” aku menggodanya.

“Memang gede banget…eh nggak, bisa aja sih begitu. Ah kamu ada-ada aja nih?”

Aku agak terkejut mendengar pengakuannya itu. Koq ci Linda bisa bilang “memang gede banget”. Aku berpura-pura tidak menangkap. Aku berpikir, jangan-jangan ada sesuatu dengan ci Linda dan Ujang, si jongos itu. Habis, sudah sekitar 10 hari ini jarang ngajak aku pergi.

Dan kenapa Ci Linda tampil begitu seksi dan Ujang telanjang dada. Kami pun melanjuntkan ngobrol sebentar. Sekitar 30 menit, aku pamitan. Ada senyum yang lebar di bibir Ci Linda ketika aku pamitan pulang. Ci Linda menghantarku ke mobil. Aku melirik ke Ujang yang dari tadi memperhatikan Ci Linda dan aku yang meninggalkan rumah itu.

Dalam hati aku berpikir, aku akan keliling kompleks ini, membeli bakmi dan pura-pura mengantar bakmi itu. Aku tidak memberitahu ci Linda, akan datang sekitar 30 menitan lagi. Aku pun keluar dengan mobilku dan mau melihat apa yang terjadi selanjutnya antara nyonya dan kacungnya itu.

Setelah membeli bakmi dan kembali ke rumah ci Linda yang hanya ditemani Ujang, kulihat rumah itu sepi. Kebetulan pintunya tidak dikunci aku pun masuk ke dalam. Aku mengendap-endap masuk ke rumah besar itu. Tidak kutemukan Ujang di halaman samping. Aku pun naik ke kamar Ci Linda, tidak ada dia di sana.

Di kamar anaka-anak dan di ruang studio juga tidak ada siapapun. Kamar tamu pun kosong, garasi juga kosong. Oh iya, ada satu bagian lagi yang belum kulihat, kamar pembantu di mana Ujang sering tidur di sana. Orang tuanya tidak tidur di kamar itu.

Mereka akan pulang bila pekerjaan sudah beres kecuali Ujang dan babbysitter, yang mendapat kamar khusus dekat kamar Merry. Karena diberi gaji 3x lipat dan mendapat banyak tunjangan, maka babysitter itu mau bekerja 24 jam. Aku naik perlahan-lahan menaiki tangga kecil di belakang garasi menuju kamar Ujang.

Aku agak terkejut sebab baru naik beberapa langkah, aku melihat tank top putih yang tadi dipakai ci Linda tergeletak begitu saja. Dan beberapa langkah setelah itu, aku pun melihat celana hotpans krem yang juga dipakai Linda. Akupun berpikir dalam hati, jangan-jangan ci Linda benar-benar diperkosa.

Tapi kenapa pakaian ci Linda berserakan di sini? Perlahan aku menaiki tangga itu. Dan aku mulai menangkap ada suara… Yah itu suara tawa kegelian Ci Linda. Aku berpikir apa yang menyebabkan Ci Linda cekikikan. Dan kudengan lagi suaraa lelaki…iya tidak salah lagi itu suara Ujang.

Apa yah yang mereka lakukan di dalam. Aku pun perlahan mengintip dari kaca nako, apa yang kulihat di dalam. Astaga…benar-benar pemandangan yang bisa bikin heboh. Benar saja, ci Linda sudah bugil alias telanjang bulat telentang di atas kasur tidur Ujang. Ujang masih mengenakan celdamnya yang sudah usang.

Ci Linda tidak berusaha menutupi tubuhnya. Tetapi membiarkan mata jongosnya itu melahap tubuh bugilnya yang putih bak pualam dan mulus itu. Ci Linda pun sengaja merentangkan pahanya yang putih memperlihatkan vaginanya yang merah jambu.

“Kenapa say? Kamu nafsu yah kalau lihat aku bugil” katanya seraya menggoda Ujang.
“I…iya nyah… Nyonya putih sekali, cantik, dan mulus”.
“Yang bener Jang. Toketku gimana menurutmu?” tanya Ci Linda.

“Luar biasa Nyah. Toket nyonya besar dan montok. Pentilnya ini lho merah jambu” jawab Ujang sambil mengelusi paha putih bening Ci Linda.
Sambil melipat paha ci Linda dan merentangkannya, Ujang dapat dengan jelas melihat vagina cici iparku itu.

“Coba Jang, lihat vaginaku” sahut Ci Linda sambil membukakan bibir vaginanya dengan jari
“Iya nyah, memek nyonya cuma segaris yah”. katanya gugup.
“Kamu sering ngintip aku kan kalau aku pakai baju seksi?” tanya ci Linda.

Ujang cuma mengangguk dan mengiyakannya.
“Iya, nyonya seksi sekali kalau di rumah. Kontol saya selalu ngaceng kalo lihat nyonya di rumah. Apalagi kalo lihat nyonya berenang. Ujang bener-bener nggak kuat”.

Nah itu akibatnya kalo ci Linda pakai baju super seksi di rumah, pikirku
“Jujur aja Ujang pernah lihat nyonya melepaskan pakaian renang sampai bugil. Lalu nyonya menutup tubuh pake handuk”.

“Hehehe kalo dulu kan cuma lihat, itupun nggak jelas. Kalo sekarang… silahkan lihat sepuasnya… lihat payudaraku, vaginaku, tubuhku yang bugil ini.”

“Iya nyah…tubuh nyonya bagus sekali. Saya raba yah”.
“Iya Jang, rabalah sepuasmu. Nikmati tubuh bugil nyonyamu…nikmati sepuasmu” kata Linda mendesah ketika jari-jari Ujang mengelus bibir kemaluannya.

Ujangpun kagum melihat payudara montok Ci Linda. Lalu dirabanya juga.
“Diremas Jang, toket saya. Seperti kemarin itu”.

Hah rupanya ci Linda sudah pernah melakukannya dengan Ujang. Tapi yah sudahlah, Ujang memang beruntung. Atau keduanya beruntung. Ujangpun meremas-remas kedua payudara Ci Linda yang putih mulus itu. Sambil tangannya memijiti kedua putingnya. “Aaaaahhhh ee…eee..nnnakk Jang. Terusinnn!!” dari desahannya terlihat kalau ci Linda sudah nafsu sekali.

“Saya isep yah nyah” kata Ujang.
“Boleh aja say…eeehhhh aaaaahhh eeehhh enak sekali Jang.”

Ujangpun sudah melahap puting payudara ci Linda. Dilahapnya payudara itu. Diisap dan digigit lembut. Ujang terus mencumbunya sambil tangannya meremasi payudara yang satunya lagi. Hanya erangan yang keluar dari mulut ci Linda, seperti orang kepedasan. Sambil memejamkan matanya ci Linda terus menerus mendesah keenakan.

“Enak yah nyah?”
“Luar biasa Jang. Suami saya aja sedotannya kurang mantap dibanding kamu eeeehhh aaaahhh”.

Ujangpun begitu nafsu memberi service pada payudara ci Linda. Setelah situasi sudah tenang, dan ci Linda tidak mengerang lagi, tiba-tiba Ujang menyambar bibir ci Linda yang tipis itu dengan bibirnya yang dower. Bibir Ujang menempel erat pada bibir ci Linda. Luar biasa mereka berciuman dari bibir ke bibir, seperti layaknya sepasang kekasih.

Padahal mereka adalah Nyonya dan jongosnya. Sambil mencium bibir ci Linda, Ujang berkali-kali meremas dada ci Linda. Lalu Ujang kembali menelusuri lembutnya perut ci Linda. Memainkan jarinya di sekitar pusarnya. Lalu dielusnya bulu kemaluan ci Linda.

“Jembutnya tebal yah nyah”.
Ci Linda hanya bergumam lirih menahan nafsunya. “Iiiyyyyaaahhh, oohhh eeennakkk Jjjanngg.ehg”

Aku membayangkan betapa nikmatnya sensasi yang dialami ci Linda. Ia pun melebarkan pahanya. Sambil terus berpagutan, Ujang meraba vagina ci Linda

“Memeknya rapet banget nyah… Legit nih. Pegang ah”.
“Eeeggghhh aaahhh” ci Linda mengeluh nikmat.

Ujang mengelus liang vaginanya dengan penuh nafsu. Ci Linda mengangkangkan pahanya selebar-lebarnya membiarkan vaginanya diobok-obok Ujang.

“Wuiihh memek nyonya rapet banget. Memek nyonya amoy nih. Cantik lagi”.
“Eeegghhh aaahhh eehh sssttt sstt”. Ci Linda mendesah kenikmatan.
“Enak nggak nyah, memeknya diobok-obok jongos?”
“Aaahhh nnnaaaa…kkaaalll kaaammmuuu Jaannnggg hhhh.”

Muka ci Linda sudah merah karena vaginanya terus diraba dengan kasar oleh Ujang. Lengan Ujang yang hitam itu bermain di selangkangan putih dan vagina sempit itu. Jari-jari Ujang yang kasar terus menggesek vagina ci Linda. Terlihat jari-jari yang besar dan panjang itu menggesek vagina ci Linda.

Akhirnya Ujang membuka liang vagina ci Linda. Dipandanginya vagina itu dengan penuh kagum. Lubangnya terlihat masih seret dan sudah basah.

“Nyonya sudah nafsu yah?” goda Ujang sambil bermain di bibir lubang vagina ci Linda. “iiiyyyaaahhh Jjaannnggg ehh. Eeennnaaakkk…”

“Memek nyonya dientot sama jari Ujang dulu yah?”
“Iiiyyyaa Jangggg.. Oohhhh puuaasskan akkuuu…”
“Eeegghh aaaduuuhhhh Jaaaannngggg, ennnaaaakkk ssee….kkkaa…llliiii….”

Mata ci Linda tiba-tiba mendelik karena Ujang memasukkan jari tengahnya ke dalam vaginanya.
“Peret banget nyah. Sempit amat”

Aku melihat jari tengah Ujang yang besar dan panjang itu, perlahan-lahan masuk ke dalam vagina ci Linda. Baru masuk setengah saja sudah seperti cacing kepanasan, apalagi semua. Pikirku dalam hati.

“Ooooohhhhhggghhhh….eeesssstttt” lenguhan kencang diikuti mata ci Linda yang mendelik, ketika akhirnya jari tengah Ujang, jongosnya itu, masuk seluruhnya ke liang vaginanya.

Sekujur tubuh ci Linda di basahi keringat dan dialiri nafsu birahi yang menggelegar ketika vaginanya digempur oleh jari tengah Ujang. Jari Ujangpun menyentuh klitorisnya dan memainkannya. Ci Linda kelihatan sudah dikuasai nafsu. Ia tidak melihat derajatnya yang adalah nyonya majikan dan Ujang adalah jongosnya. Yang ada pada mereka bukan hanya perbedaan status, tapi juga ras dan warna kulit, cantik dengan jelek.

Ujang nampak semakin dalam mengobok-obok vagina ci Linda. Untuk meningkatkan nafsu nyonyanya, Ujang pun terus menciumi payudaranya sambil menyedoti puting susunya. Tampak tanda-tanda kemerahan seperti cupangan di sekujur payudaranya. Putingnya sudah menegang keras ngacung dan terus dihisap Ujang.

“Nyah…memeknya sudah basah nih. Enak yah nyah???”
“Niikk…mmaaatt Jaannnggg. Ohgghhh”.

Saya bisa membayangkan betapa nikmatnya ci Linda sambil telentang di ranjang itu, sedang dioboki Ujang. Nampak ci Linda pun menaik turunkan pantatnya mengikuti kocokan jari Ujang.

“Ooogghhh JJaaanngg, akkuu …mm…aa..uu ke…lluu…aaarrr ehhhhh.”
“Ayo nyah keluarin. Saya kocok yah.”

“Ooohhh Jjaaannggg….aakkkuuu keee…llluuu…aaaarrr…oooooouuugghhhhhh!” Ci Linda menaikkan pantatnya, sedangkan Ujang menekan jari tangannya dalam-dalam sambil mempermainkan klitorisnya. Jari Ujang masih berada di dalam liang senggama ci Linda. Tampak ci Linda sungguh puas akan kocokan jari Ujang.

“Luar biasa Jang enak banget”.

“Iya, nih jari saya basah sama lendir memeknya nyonya” kata Ujang memperlihatkan lendir di jarinya kepada ci Linda, lalu Ujang menjilat jarinya itu.
“Luar biasa Jang, jarimu saja bisa bikin aku orgasme” kata ci Linda.

“Kalo gitu naikkin dong gaji Ujang?” begitu permintaan Ujang.
“Iya deh, aku naikkan 3x lipat, asal Ujang bisa bikin aku puas”.

“Ok nyah, pokoknya Ujang akan bikin Nyonya puas. Ini baru dengan jari. Belum sama kontol Ujuang yang yahud. Kalo gaji Ujang dinaikkin, nanti saya akan naikkin nyonya dan genjot nyonya sampai puas deh” kata Ujang sambil kembali mengelus bulu jembut ci Linda yang lebat.

“Kenapa Jang?” tanya ci Linda melihat Ujang terpana di depan vaginanya yang tertutup bulu hitam lebat itu
“Lihat memek nyonya dong”.

Tanpa malu-malu ci Linda membuka pahanya membiarkan jongosnya melihat vaginanya. Bukan cuma melihat, Ujang pun menciumi paha dan selangkangan ci Linda dengan lidahnya.
“Gila Jang, geli bangeeett” kata ci Linda.

Dia pun pasrah memperlihatkan vaginanya ke Ujang. Betapa beruntungnya Ujang bisa menikmati ci Linda yang cantik ini. Lalu “eeehhh”. Rupanya Ujang sudah menjilati vagina itu. Kembali vagina itu diciumi dan dijilati Ujang. Lidahnya nampak bermain di dalam rongga vagina ci Linda, menyentuh klitorisnya.

“JJaanngg?” tampak ci Linda berbicara. “kontolnya dong”.
“Oh nyonya mau kontol saya?” sahut Ujang antusias.
“Mau dong kontol kamu yang besar”

Ujang lalu memelorotkan cdnya yang kusam dan dekil itu. Lalu…astaga tersembullah penis Ujang yang hitam, tapi besar dan panjang. Ada sekitar 25 cm panjangnya, diameternya sekitar 8 cm. Jauh lebih besar dari penis suami saya, ada sekitar 3x besarnya. Aku mau tidak mau jadi terangsang juga menyaksikannya

“Besar mana dengan kontol tuan, nya?” tanya Ujang menggoda.
“Jauh lebih besar dan lebih nikmat kontolmu Jang. Punya tuan kecil, cuma sepertiganya aja. Cuma bisa buat ngilik-ngilik aja”.

“Nggak apa nyah kalo nyonya mau dientot sama kontol Ujang, bilang aja. Pokoknya Ujang siap entotin nyonya kapanpun juga”.
“Wah sama-sama untung dong kalo begitu”, kataku membatin.

“Nih kontol Ujang. Isep dong nyah, seperti kemarin”.
“Ok say, saya juga udah kepengen”.
Jari-jari halus ci Linda memegang penis itu dan mengurut-urutnya.
“Saya berdiri nyah. Nyonya berlutut di depan saya” perintah Ujang.

Gila…Ci Linda kini mengikuti perintah Ujang, dia pun berlutut di depan Ujang dan membuka mulutnya. Seorang wanita Chinese, dalam keadaan bugil, polos berlutut di depan jongosnya yang hitam, pribumi, memanggilnya dengan ‘say’ pula, bulu kudukku merinding menyaksikan kegilan mereka. Ujang menyodorkan penisnya ke mulut ci Linda.

“Sekarang mulut nyonya, Ujang entot yah”.

“Oohh”, kini Ujang yang merasakan nikmat ketika penisnya dikulum dan dihisap ci Linda. Tampak Ujang memaju mundurkan pantatnya seperti orang bersetubuh, tapi dilakukan di mulut ci Linda.

“Enak sekali nyaahh. Nyonya hobby nyepong juga yah…”.

Saking nikmatnya ujang memegang kepala ci Linda sambil menekannya kuat-kuat supaya penisnya masuk ke dalam mulut, bahkan kerongkongan ci Linda. Gilanya ci Linda ini, kepalanya dipegang dan ditekan ke penisnya. Bergantian tangan Ujang kiri dan kanan meremasi rambut kepala ci Linda, bahkan kedua tangan itupun menekan kepala dan sesekali agak menjambak rambut majikannya yang sebahu itu.

Luar biasa pemandangan yang aku lihat. Betapa nikmatnya ci Linda menikmati penis itu. Dan betapa nikmatnya Ujang, jongosnya menikmati service sepongan dari sang nyonyanya yang cantik itu.

Ada sekitar 10 menit, penis Ujang diemut. Akhirnya ci Linda bilang ke Ujang:
“Jang, sekarang entot vagina aku yah”.
“Beres nyah, sekarang nyonya telentang dan ngangkang deh” timpal Ujang.

Ci Linda naik merebahkan tubuh mulusnya telentang untuk dicoblos penis Ujang yang sudah ereksi full. Setelah mengangkangkan pahanya, kembali Ujang bergumam:
“luar biasa memek ini, nikmat banget”.

Tadi saja, dimasukin jari Ujang terasa peret banget. Apalagi kalau dimasukkin penisnya itu. Bagaimana yah reaksi ci Linda? Aku makin penasaran. Ujang memegang penisnya lalu mengarahkannya ke liang vagina ci Linda.

“Eeehhhh!!” erang ci Linda.
“Sempit banget nyah, memek nyonya” kata Ujang yang memasukkan kepala penisnya yang luar biasa besar itu.
Baru kepala penisnya masuk, ci Linda mengejang

“pelan-pelan Jang….kkoonnttoooollll kkaaammuu eeehhh…gggeeedddeee siiihh”.
“Iya nyah, ini juga sudah pelan. Ujang tekan pelan-pelan yah, tahan!”
Ci Linda tampak menikmati penetrasi oleh penis Ujang yang mantap perkasa itu.

“Oooohhhh sssaaaakkkiiiittt Jaaa…nnnggg. Phee…lllaannn- phhheee….lllllaaannn JJJaaa….nnnggg”.
Kelihatan penis Ujang sudah masuk setengahnya.
“Iya nyah. Memek nyonya juga peret sis. Sempit banget. Coba nyonya buka lagi pahanya agak lebar biar saya tarik dulu”.

“IIIyyyaaa JJaanngg, ka..mmuu ttaarrriiikkk dduulluuu yaaahh”. Ci Linda mengangkangkan pahanya lebih lebar dengan maksud supaya Ujang menarik dulu penisnya dari liang vaginanya, tapi apa yang terjadi…

“Oooohhhh…..nnnaaa….kkkkkaaaaaalllll kkkaaaaammmmuuu JJJaaannnggg. Jjjeebboolll deeehh me…mheeekk kuuu..”

Ujang bukannya menarik penisnya, tapi justru menekan pantatnya sedalam-dalamnya ke selangkangan ci Linda sehingga penis yang hitam dan besar itu masuk sepenuhnya. Selanjutnya Ujang mengenjot vagina ci Linda dengan penisnya. Setelah keluar masuk beberapa kali, dan sudah keluar minyak pelumasnya, kini ci Lina tidak lagi merasa sakit. Yang dirasakan justru kenikmatan yang luar biasa.

“Enak yah nyah, kontol saya ini”
“EEhhmm en…tttooottt te…rrruuusss Jaaannnggh”.

Tak bisa kubayangkan vagina ci Linda digenjot oleh penis yang besar itu. Terdengar suara mendesah kenikmatan dari mereka berdua, nyonya dan jongosnya. Tubuh putih mulus bak pualam ditindih tubuh hitam legam dengan penis yang mengacung besar menancap di vagina sang nyonya. Ada sekitar setengah jam Ujang mengenjot nyonyanya.

Tubuh ci Linda ditindihnya sambil mendesak-desakkan penisnya masuk mengobrak abrik vaginanya. Goyangan pantat kedua insan itu terlihat bersemangat. Selama 30 menit, kelihatannya ci Linda orgasme sampai 5x. Tentu saja ini tidak pernah ia dapatkan dari suaminya. Akhirnya Ujangpun mempercepat genjotannya

“ke…luarin di ma…na nih nyah…. peju… saaa..ya???”.
“Di dalam aja Jaaannnggg ooohhh”.
“Ng…gak ta…khuut hamm…miil nyah??”.
“Akkuu ppaakkaaii ka…bbe”.

“Iiyyaa nnyyaahh, leeebbiihhh….ennaakk di daallaamm yyaahh…ooohhh ssssaaa….yyyyaaaaa…kheeee….llluuu…aarrr nnyyyaaahhh..oooohhhh”
“iyaaaa Jaaa….nnngg….akkhhuuu juuugggaaaa khheee…lluuuuaaaarrrr laaaaa….ghhhiii, oouuugggghhhh”.

Terdengar lenguhan mereka berdua. Kembali ci Linda orgasme untuk ke 6x nya. Ujang pun sudah sampai pada puncaknya. Sambil Ujang menekankan pantatnya, ci Linda menaikkan pantatnya, sehingga kelihatan gerakan turun naik yang penuh nafsu itu. Akhirnya…. Crrooottt ccrrrooottt ccrrrooootttt.

Ujang menyemburkan spermanya di dalam himpitan vagina ci Linda. Akhirnya tubuh mereka pun melemas. Dengan masih menindih tubuh ci Linda, tampak Ujang memeluk ci Linda dan ci Linda pun menyambut pelukan itu. Dalam keadaan bugil mereka berpelukan. Yang terlihat adalah kepuasan dalam diri mereka.

Kelihatannya Ujang bagaikan kucing yang diberi daging nikmat. Kenapa ci Linda membiarkan dirinya disetubuhi Ujang yang adalah jongosnya. Bukankah ketika kuliah dulu, banyak cowok-cowok kaya dari kalangan elit mendekatinya untuk menjadi pacarnya. Seribu satu pertanyaan memenuhi benakku dan jantungku sangat berdebar-debar menyaksikan mereka. Ah naluri seksku bangkit dan tak bisa kusangkal aku juga merasa ingin merasakan kenikmatan yang dirasakan ci Linda tadi.

Tuesday, May 7, 2024

Rahasia aku dan mami ku

“Jach.., bangun..! Udah makan belon..? Udah jam berapa ini..? Jach.. Jach.. Jach..!” kedengaran suara mami mulai mendekati kamar saya dan langsung masuk ke kamar saya yang biasanyatidak pernah terkunci. “Jach..!” mami duduk di tepian tempat tidur dan langsung mengelus kepala saya, “Yo.. ayo.. bangun Nak Sayang, udah jam 9, kamu mandi gih baru makan..!” “Ah.. malas Mam, mau tiduran dulu. Entar aja satu jam lagi ya..!” “Udah Mami tungguin.., entar kamu bohong lantas tidur satu harian.” Kemudian saya sedikit menggeser posisi tidur saya supaya mami bisa ikut tiduran. Sambil tiduran mami mencari-cari majalah yang mau dibacanya. Saya kelupaan kalau disitu ada Novel yang ceritanya agak hot, dapat dibilang hanya sekitar seks saja ceritanya. Ya.., terlanjur sudah keambil oleh mami. Saya biarkan saja dia membacanya, dan entah kenapa ada perasaan yang lain setelah mami masuk ke dalam kamar saya, seakan-akan gairah seks saya mulai menjalar menyelimuti tubuh. Bagaimana ini, repot jadinya, karena kebiasaan saya tidur hanya menggunakan piyama untuk tidur dan memakai selimut. AC di ruangan kamar saya mengigilkan badan, dan inilah penyakit saya, kalau situasi dalam keadaan dingin nafsu langsung naik dan meledak-ledak. Posisi tidur saya waktu itu persis di samping mami dan bersenggolan dengan pahanya. Saya perhatikan mami makin serius membaca novel dan maklum tidak pernah membaca buku yang begituan. Dengan sedikit menggoda saya bertanya, “Bapa kemana Mam..?” “Kamu macam tak tau aja, kan udah berangkat ke Kisaran, biasa ngantar Ikan. Paling-paling besok udah pulang.” “Awas Mam, nanti tidak ada pelampiasannya, Papa kan tidak ada di rumah.” “Enggak, Mama cuman pengen tau aja apa isinya, kok orang-orang pada senang membacanya.” jelasnya. Sedikit posisi saya agak memeluk mami, maklum hal ini sering saya lakukan karena saya anak Mami dan dimanja, jadi hal ini tidak janggal lagi bagi saya dan mami. Terus entah kenapa, penis saya tepat menempel di samping kemaluannya, dimana mami saya posisinya agak miring menghadap saya. Dengan cuek saya ikutan membaca novel yang dibacanya. Posisi mami membaca telentang, dan agak miring menghadap saya. Dengan sedikit menggoyang-goyangkan paha, terjadilah pergesekan antara paha saya dengan paha mami, dan hal ini tidak pernah kami lakukan. Sesuatu yang janggal saya rasakan, dimana kalau saya bermanja-manja selalu dalam keadaan memakai celana pendek, tapi dalam keadaan saya sekarang hanya menggunakan piyama tanpa memakai apa-apa, dan perasaan ini tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Mungkin ada setan yang melanda diri saya, batang kemaluan saya pun mulai membesar, dan mungkin mami merasakan itu, tapi dia tidak menghiraukannya, masih taraf wajar pikirnya. Sekilas saya melihat ke paha mami, dasternya tersikap, dan tetap mami tidak menghiraukannya. Dia masih menganggap saya anak kecil yang seperti dulu. Tidak sadarkah dia bahwa saya sudah 16 tahun, dan saya sedang mengalami masa pubertas pertama. Sekarang keadaan semakin tidak karuan, dan timbul dalam pikiran saya untuk melanjutkan lebih jauh lagi dengan sedikit menggeser dasternya memakai paha saya. Dan alangkah terkejutnya saya bahwa mami tidak mengenakan celana dalam. Terlihat gundul di bagian bukit kemaluannya. Ternyata mami sangat rajin mencukur bulu kemaluannya, maklum dia sangat pembersih. Dengan pura-pura tidak tahu, saya menggeser lagi piyama yang saya pakai. Tersingkap dan terbebaslah penis saya. Dengan sedikit berpura-pura lagi, saya mengambil bantal yang ada di seberang mami, dan secara otomatis batang kemaluan saya menempel persis di samping vaginanya. Setelah saya mengambil bantal saya tidak kembali lagi dengan posisi pertama, dan pura-pura bertanya. “Serius kali Ma bacanya..!” “Iya.., ini ceritanya lagi seru dan menarik.” katanya seakan tidak ada larangan darinya ketika saya sudah mulai jauh bertindak. Dengan sedikit gerakan, saya menggesek-gesekkan penis saya. Meskipun batang kemaluan saya sudah langsung menempel persis di pinggir vaginanya, mami tidak merasakannya atau berpura-pura. Itulah yang berkecamuk dalam pikiran saya. “Ah, bodoh amat..!” pikir saya waktu itu. Dengan telaten saya terus menggesekkan, dan ternyata mami tahu kalau saya agak susah atau memang mami mau memiringkan badannya. Dengan posisi tadi mungkin mami pegal, kemudian mami meletakkan novel di bantal, dan otomatis dia semakin miring posisinya. Mami tidak berkata apa-apa sewaktu dia memiring sedikit lagi yang bertepatan dengan penis saya yang sudah tegang dari tadi seperti sebuah batang kayu.
Sepertinya mami maunya tidak disengaja, atau mami juga menikmatinya. Sekarang tepatlah sudah batang kemaluan saya di belahan vaginanya dengan posisi saya masih memeluk bantal yang membatasi saya dengan buah dadanya. Saya sangsi kalau mami tidak mengetahui apa yang telah terjadi, tetapi tidak ada tanda-tanda mami melarang perbuatan saya. Sedikit demi sedikit saya menggesek-gesek terus batang kemaluan saya, dan terkuaklah bibir vaginanya. Terasa agak berlendir dan licin vaginanya, dan saya yakin mami pasti menikmati, tapi anehnya mami masih tetap serius membaca novel. Tidak saya hiraukan mami lagi sedang apa. Kemudian dengan sabar saya menggesek-gesekkannya lagi, dan terasa kepala penis saya mulai menerobos bibir vaginanya. Itu semua saya lakukan tanpa berbicara, dan seperti terjadi begitu saja, mungkin mami malu melakukan secara blak-blakan. Dengan sedikit usaha saya memajukan pantat dan semakin nikmat rasanya, tapi kok agak susah ya masuknya, dimana ukuran kemaluan saya 18 cm panjangnya dengan diameter 3 cm. Tapi dengan dibantu cairan yang mulai keluar dari vagina mami menolong batang kemaluan saya masuk ke dalam dengan sedikit agak menggeser bantal yang saya peluk. Setelah agak tersentak pantat saya, “Bless..!” masuk semua batang kemaluan saya dan mendiamkan sebentar untuk melihat reaksi mami. Eh ternyata mami masih tetap membaca novel yang ada di tangannya. Dengan sedikit menarik pantat, anda dapat bayangkan posisi saya dengan gaya miring semakin membuat kami erat terhubung. Tetapi saya belum berani memeluk mami, terpaksa bantal lah yang menjadi pegangan saya. Terasa batang kemaluan saya dipijat-pijat, nikmatnya tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Semakin lama penis saya semakin mudah saya maju-mundurkan. Badan mami tertahan dengan papan tempat tidur, jadi kami tetap dengan posisi semula. Terasa sudah lama saya menggesek-gesek dan memaju- mundurkan batang kemaluan saya di dalam vagina yang dulunya adalah tempat saya lahir. Sudah 10 menit saya melakukannya, semakin licin vaginanya. Tercium bau vagina yang menggairahkan, dan mulai terasa ngilu di kepala penis saya, seperti mau meledak. Setelah sekali goyangan terakhir dan memasukkan dalam-dalam, badanku terasa seperti kesetrum listrik yang bertegangan tinggi. “Coot.. crott.. croott..!” Saya peluk bantal kuat-kuat dan tetap membenamkan batang kemaluan saya di dalam vaginanya, dan saya melihat wajah mami agak berkerut menahan nikmatnya. Terasa batang kemaluan saya seakan-akan dipijat dengan kuat, dan terasa ada yang menyiram dari dalam vaginanya. Anehnya batang kemaluan saya tidak langsung lemas, tetapi tetap tegang. Dengan sedikit waktu untuk istirahat, saya mendiamkan batang kemaluan saya di dalam vagina mami selama 5 menit. Setelah rasa ngilunya hilang, baru penis saya mengecil dan saya cabut dari vaginanya. Saya melihat ke arah vaginanya, terlihat keluar sedikit air mani saya dan meleleh di bibir vaginanya. Akhirnya mami bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar sambil berkata, “Jach udah tidur-tidurannya, udah jam 10 ini.., tadi janjimu kamu mau bangun jam 10, cepatan mandi dan Mama mau mandi juga, mau nyiapin makanmu..!” “Bret..!” pintu kamar tertutup setelah itu. Saya juga bangkit dari tempat tidur dan langsung mandi. Selasai mandi saya memakai celana pendek dan langsung menuju meja makan. Saya mendapati mami sudah duduk menunggu saya untuk makan. Sewaktu makan seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara kami. Setelah kejadian pagi itu terjadi, tidak ada perubahan antara hubungan saya dengan mami. Seperti biasanya, ayah saya telah kembali malam hari, tepatnya pukul 11 malam dan langsung tidur. Memang hal ini sudah merupakan kebiasaannya, tidak pernah punya waktu untuk keluarga, padahal situasi seperti inilah yang saya inginkan, dimana dapat berbincang- bincang dengan ayah atau semua keluarga. Memang dalam berbisnis ayah saya terbilang oran nomor satu di lingkungan saya. Pagi itu cuacanya sedikit agak cerah dan matahari masuk ke dalam kamar saya karena kamar saya posisinya paling depan, sedangkan kamar mami berada di tengah rumah, dan memiliki kamar membelakangi terbitnya matahari. Terasa silau dengan sinar matahari membuat saya terbangun. Saya pun keluar dari kamar masih dengan menggunakan piyama biasa, tidak mengenakan apa-apa di baliknya. Terus saya lihat seisi rumah, ternyata masih sepi. Saya lihat jam sudah menunjukkan jam 8 siang. Kebetulan bulan ini adalah hari lmamir panjang untuk naik kelas, pada waktu itu saya mau naik ke kelas 3 SMU. Maksud hati sih masih mau tidur, tapi di kamar saya silau dengan sinar matahari. Gimana ya, mami belum kelihatan, berarti belum bangun.
Terus saya berusaha melangkah ke dapur, ternyata juga belum saya jumpai, berarti benar mami masih tidur di dalam kamarnya. Saya mengarah ke kamar utama, ke kamar ayah dan mami yang lumayan besar. Saya langsung saja mencoba membuka pintu dengan menekan gagang pintu, eh pintunya tidak terkunci. Pelan-pelan saya buka pintu. Benar, terlihat mami masih tertidur pulas, dan saya langsung masuk. Saya menutup pintu kamar, takut nanti kelihatan pembantu, kan bisa berabe. Kemudian saya mendekati tempat tidur mami, sekilas saya melihat sekeliling kamar tertata rapi, mami memang terkenal suka bersih-bersih. Dengan sedikit lembut saya menghempaskan pantat saya ke tepian tempat tidur, dan sebentar saya perhatikan mami yang sedang tidur nyenyak. Dengan sedikit agak manja saya mencoba membangunkannya. “Mami.. Mami.., bangun dong..! Udah jam 8 pagi nih..!” “Ah.., entar aja Jach.., Mami lagi ngantuk nih..!” Mendengar jawabannya, saya jadi ikut tiduran di tempat tidurnya. Dengan sedikit iseng saya mulai kenekatan saya. Pelan-pelan tetapi pasti, saya sikapkan daster mami dengan tangan. Oh.. oh.., dia tidak memakai CD lagi, terlihat bersih vagina mami. Batang kemaluan saya berdiri tegak dan langsung menyembul dari dalam piyama. Lima menit saya memandangi kemaluan mami sambil mengelus-elus penis yang sudah mulai tinggi tegangannya. Kemudian saya mulai memeluk mami dengan posisi mami miring membelakangi saya. Sewaktu saya memeluk tubuhnya, dengan sedikit tenaga saya menarik tubuh mami, dan ternyata mami tidak melawan dan mengikuti kemauan saya. Sekarang mami menghadap saya sama seperti kemarin, hanya kemarin mami dalam keadaan terbangun, membaca novel dan saya tidak memeluk tubuhnya, tetapi sekarang saya memeluk tubuhnya. Posisi dasternya agak tersikap lebih ke atas. Saya mencoba mencari pengaitnya tapi tidak ketemu juga, ya sudah tidak usah terbuka semuanya, nanti takut mami marah pikir saya. Dengan posisi memeluk tubuhnya yang susu kenyalnya mengenai dadaku, saya tidak berani membuka dasternya, apalagi takut kedinginan gara-gara AC di kamar mami. Sekarang nafsu saya sudah tidak tertahankan lagi, langsung saya arahkan batang kemaluan saya ke bibir vaginanya, dan ternyata liangnya masih kering dan sedikit agak susah masuknya. Terpaksa saya hanya menggesek-gesek saja bibir kemaluannya. Terlihat oleh saya vaginanya mulai mengembang dan mengeluarkan cairan, langsung saja saya memasukkan penis saya. Sewaktu saya mendorong, terpleset. Setelah dengan susah payah menggesek-gesek, terlihat bibir vaginanya mulai mengeluarkan cairan sebagai pelumas. Mulai terasa seakan-akan batang kemaluan saya mau ditelan habis oleh vaginanya, dimana bibir vagina mami mulai kembang kempis. “Ah.. ahk..!” geli sekali rasanya. Ingin rasanya saya memasukkan cepat-cepat, tapi takut terpeleset lagi nanti. Memang agak kesulitan saya memasukkan penis saya. Disaat saya mulai berusaha memasukkan lebih dalam lagi, mami juga rupanya menikmati. Dengan pura-pura tidur dia sedikit merenggangkan pahanya dan memudahkan penis saya masuk lebih dalam lagi. Dengan sekali dorong, “Bless..!” masuk seluruhnya ke dalam liang senggamanya. Saya diamkan agak lama dengan maksud mau melihat bagaimana reaksi mami. Saya sengaja tidak mau menggoyangkan pantat saya, dan ternyata terasa tanggung bagi mami. Kemudian dengan sedikit gerakan, mami memaju-mundurkan pantatnya. Melihat reaksinya, saya juga langsung memulai bergoyang dengan sedikit kelembutan. Secara tidak langsung saya memeluk mami, dan mami masih tetap menjaga sikap dengan tidak mau blak-blakan melakukannya. Tidak perduli saya dorong badannya dengan posisi saya menindihnya, sedang batang kemaluan saya mulai terasa mengalami tegangan tinggi. Dengan posisi saya di atas mami yang dengan sikap merenggangkan kakinya lebar-lebar semakin cepat saya memompa, dan sekali-kali mami mengikuti irama dengan mengangkat pantatnya. Ada sekitar 20 menit saya melakukannya dan mulai terasa geli di ujung penis saya, dan “Cret.. cret.. cret..!” saya tumpahkan semuanya ke dalam kandungan mami dimana saya juga pernah dikandungnya. Saya diamkan selama kurang lebih 5 menit. Karena takut mami merasa berat dengan badan saya, saya tetap memeluknya dengan posisi miring sekarang, dan batang keamluan saya masih tetap menancap di dalam vaginanya. Setelap 10 menit terasa penis saya masih tegang. Kembali dengan sikap yang sama kulakukan lagi sampai 3 kali hari itu. Setelah selesai saya tertidur, dan sewaktu saya bangun mami tidak ada lagi. Ketika saya cari-cari, dia sedang masak di dapur dan menegur saya. “Udah mandi belon Jach..? Mandi gih..!” katany seakan-akan tidak ada yang terjadi. Memang mami sangat menikmatinya, begitulah kami melakukan hampir setiap hari dengan tetap mami menjaga sikap tidak mau melakukan.

Friday, April 5, 2024

desahan nikmat pembantuku

Aku yang berprofesi sebagai bisnismen kayu hasil bumi aku sering terbang antar daerah untuk

mencari relations dari pulau jawa maupun ke Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu untuk urusan bisnisku. Tubuhku terasa letih dan stress yang luar biasa aku sungguh ingin bertemu dengan istriku.

Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44.

Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.

Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah.

Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.

pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi.

Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya.

Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu.

Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku.

Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.

Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang.

Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan.

Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran.

Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual.

Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.

Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.

Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku.

Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng.

“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.

Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.

Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Pak Aryo pembantu priaku yang tua itu.
Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”

Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri.

“Ahh…”

Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Aryo masih meneruskan aktivitasnya.

Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan).

Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Aryo pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang.

Akhirnya kulihat batang kemaluan Pak Aryo sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.

“Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.

Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Pak Aryo. Mulai menggila kembali goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.

“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu.

Tangan Pak Aryo tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak.

Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku.

“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”

Pompaan Pak Aryo semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..”

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Pak Aryo menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Aryo merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”

“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”

“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”

Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Pak Aryo akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali.

Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.

Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Aryo sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah.

Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.

“Maafkan isteriku yah”

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

“Ayo ke kamarmu Mbok.”

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang.

Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung.

Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.

Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur.

Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya.

Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang.

Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh.

Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

“Ehhmm.. Eehhf..”

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

“Ehh.. Ehhshs..”

Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.

“Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya.

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan

lidahku.

“Oohh.. Paakk.. Oohh..”

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami.

Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya.

“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumuli
Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (disini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya.

“Oohh.. Paakk.. Ohh..”

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.

“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”

Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu.

Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat

kayak cacing kepanasan si Mrs. Aryo ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya.

“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”

Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?).

Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal.

Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu.

“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku.

Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak berdaya.

Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Aryo terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu.

Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.

Suatu kali Pak Aryo memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk

melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu.

Ngentot ibu muda di toilet kereta api

Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Mahasiswa yang sebut saja namanya Reno. Reno yang mendapat kenalan seorang Ibu muda cantik dan hot di kereta api, sungguh beruntung karena Reno bisa menyetubuhi Ibu Muda itu didalam toilet kereta api tersebut pada hari itu juga. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Aku adalah seorang Mahasiswa disalah satu perguruan tinggi Di Yogyakarta, domisili asli ku dari Surabaya. Sebut saja namaku Reno, umur 21 tahun, tinggi badan kisaran 178 cm dan berat badan 75 kg. Dari perwakanku yang lumayan ideal ini, menurut teman-teman dan para mantanku ini aku termasuk laki-laki yang sangat menarik karena mempunyai wajah tampan dan tidak mebosankan. Agen Bola.

Selain itu kata mereka aku juga mempunyai sifat yang Friendly dan ramah. Dari sedikit gambaran tentangku mungkin para membaca sudah bisa membayangkannya. Lanjut kecerita. Pada hari minggu awal bulan tahun 2016, saat itu aku sedang menunggu kereta exekutif yang akan aku tumpangi untuk kembali ke Yogyakarta, karena pada esok hari tepatnya hari senin aku harus kembali kuliah.

Setelah beberapa waktu aku menungu kereta, pada akhirnya kereta datang dan aku segera naik ke kereta. Sekitar 10 menit kereta berhenti, tidak lama kemudian kereta-pun berangkat. Setelah aku duduk, aku pun segera tidur karena tubuhku terasa lelah akibat begadang semalaman bersama sahabat-sahabatku. Setelah beberapa saat aku tertidur, pada akhirnya aku pun terbangun karena merasa kereta sedang berhenti di salah satu stasiun.

Ketika itu naiklah penumpang pasangan suami istri yang masih muda beserta anak-nya yang masih kecil, kira-kira umur 2 tahunlah. Sejenak aku terpana melihat penumpang itu, karena Ibu muda cantik namun suaminya biasa-biasa saja, dalam hati aku berkata, kog bisa ya cowok kayak gitu dapet istri yang luar biasa cantik dan semok kayak gitu.
Sang istri selain cantik dia juga tinggi dan bertubuh sintal, so wow deh pokoknya. Agen SBOBET.

Sungguh benar-benar luar biasa ibu muda itu, apalagi ketika aku melihat buah dada dan juga pantatnya, beuhhhhh mantap guys. Ketika itu Ibu muda itu mengenakan celana panjang ketat dan kemeja panjang ketat yang nampak indah sekali ditubuhnya. Tidak lama kemudian mereka pun mulai duduk. Tidak kusangka ternyata letak bangku mereka bisa bersebelahan dengan kursi yang aku tempati, rejeki nih, ucapku dalam hati.

Tidak lama setelah mereka duduk, kereta-pun berjalan kembali. Kira-kira setelah 30 menit kereta berjalan, suami dan anak ibu muda itu pun tidur terlelap. Karena Ibu muda itu tidak tidur, maka saat itu aku pun memberanikan diri untuk menyapa dan membuka obrolan dengan wanita ibu muda itu,

“ Ngomong-ngomong tujuan Mba’ mau kemana ?, ” ucapku berbasa-basi.

“ Oh saya mau ke Jogja dek, saya mau jenguk mertua saya yang lagi sakit dek. Adek sendiri mau kemana ? , ” ucapnya, kemudian bertanya kembali padaku sembari tersenyum cantik.

“ Saya mau ke Jogja juga Mba’, soalnya besok saya harus kuliah hehehe. Oh iya nama Mba’ siapa ? perkenalkan nama saya Reno, ” ucapku sembari mengulurkan tangan.

“ Oh adek ini mahasiwa. Namaku Fera Dek, suamiku Rehan dan nama anakku Rafael, ” ucapnya, sembari menyambut tanganku untuk berjabat tangan.

Tidak lama setelah itu, obrolan kami pun mengalir kurang lebih satu jam. Jujur saja aku ini termasuk orang yang pandai bicara dan bisa membuat seseorang yang baru kenal denganku merasa nyaman denganku, hehehe agak sombong sedikit ya. Bahkan Mba’ Fera sempat tertawa terbahak-bahak karena aku sedikit ngebanyol. Tidak kusangka Mba’ Fera ini orang-nya terbuka dan Friendly seperti aku. Agen MAXBET.



Bahkan juga, ketika canda’an-ku mulai menjurus kearah sex dia tidak marah, malahan dia membalas dengan lelucon yang lebih menjurus lagi. Bener-bener nih Ibu muda hot banget ya hahahaha. Dalam obrolan kami, sesekali mataku melirik belahan buah dadanya yang sedikit terlihat dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian buah dadanya.

Saat itu aku merasa Mba’ Fera mulai sedikit terangsang dengan candaanku. Aku berkata seperti itu karena aku melihat posisi duduknya mulai gelingsutan tidak jelas ketika aku bertanya tentang bagaimana cara menyenangkan wanita di ranjang. Dari jawaban-jawaban seputar sex dari Mba’ Fera, nampaknya dia bukan tipe wanita yang suka dengan cara sex anal dan oral sex.

Mba’ Fera saat itu mengatakan sudah beberapa kali mempraktekan berbagai posisi sex kecuali cara sex anal dan oral sex dalam 3 tahun pernikahanya itu. Saat itu perbincangan kami pun terpaksa terputus karena Mba’ Fera permisi ke kamar kecil. Ketika Mba’ Fera menuju ke kamar mandi, tiba-tiba otak mesum ku muncul ketika Sebelumnya aku sudah tahu kalau kunci kamar mandi itu rusak, karena saat kereta api berhenti aku sempat buang air kecil di toilet kereta itu.

Saat itu Mba’ Fera pun bergegas pergi ke kamar kecil, dan aku pun membuntutinya. Kini sampailah aku didepan toilet itu. Aku yang sudah berada didepan toilet itu, melihat nampaknya Mba’ Fera tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan agak terbuka sedikit. Saat itu aku melihat Mba’ Fera dengan santainya melepas celananya hingga bagian lutut dan saat itu posisi dia membelakangiku.

Ketika melihat Mba’ Fera yang setengah telanjang itu, dengan tiba-tiba aku pun terangsang berat. Dengan cepatnya segera aku membuka pintu kamar mandi dan menyelinap ke toilet itu. Setelah berada dalam kamar mandi itu aku langsung membekap mulutnya dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku memegangi tangan Mba’ Fera yang hendak menaikan celana dalam-nya. Kemudian aku berkata, Bandar Bola.

“ Mba’ ini aku Reno, tolong jangan teriak yah !!! aku mohon Mba’, aku hanya ingin Mba’ mengajarkan aku bagaimana cara memuaskan wanita dalam hal sex, ” ucapku sambil menampakkan wajah memelas.

Pada awalnya dia sempat mau berontak dan menggelengkan kepalanya, namun karena aku sang penahkluk wanita, saat itu pun pada akhirnya Mba’ Fera menerima permintaanku. Yang membuat aku hebat ketika itu aku bisa membuat mataku sendiri berkaca-kaca seperti orang ingin menangis, bahkan aku berpura-pura menangis ter-isak dididepan Mba’ Fera.
Melihat Mba’ Fera sudah menyetujui permintaanku, aku pun dengan cepatnya langsung membuka resletingku.




Lalu aku pun mengeluarkan Torpedoku dari sarangnya dari selah resleting yang telah aku buka tadi. Untuk ukuran Torpedoku memanglah biasa-biasa saja, dengan panjang 15cm dan diameter 3 cm tapi lumayanlah kalau untuk cewek lokal, hehehe. Setelah itu Mba’ Fera-pun berkata,

“ Baiklah Reno Mba’ akan mengajarkan kamu, ngomong-ngomong Reno udah pernah ciuman belum?, ” tanyanya padaku.

“ Terima kasih ya Mba’, dan saya udah pernah ciuman Mba’, ” ucapku berterima kasih sembari masih menggunakan wajah memelasku.

“ Yaudah sekarang kamu coba cium Mba’, ” ucapnya.

Tanpa buang waktu aku pun mulai memeluknya dan menciumnya. Pada awalnya Mba” fera tidak begitu bergairah, namun setelah lidahku berusaha masuk kedalam mulutnya dia pun membalas dengan sangat agresif dan liarnya, Prediksi Bola.

“ Ciuman kamu lumayan juga yah Ren, ” ucapnya menghentikan ciuman sejenak dan aku tersenyum berpura-pura malu.

“ Sekarang kamu coba buat aku terangsang sebisa kamu ya Ren, tapi sampai sampai leher aja yah, jangan lebih, ” ucapnya.

Mendengar ucapanya itu aku pun senang sekali, rasanya seperti mendapat emas 2 kg para pembaca, hahaha. Kemudian aku pun memulai ciumanku dari telinganya, lidahku yang liar, kini mulai menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga Mba’ Fera,

“ Ouhhhh… Sssss… Aghhhh… , ” desah Mba’ Fera ketika ciumanku mulai berpindah ke lehernya.

Saat itu aku menjilat dan mencium leher putih-nya yang harum itu,

“ Oughhhh… enak Ren, Sssss… Aghhhh… Euummmm… terus Ren… Ughhhh… jangan di cupang ya Ren… Sssssshhh…, ” ucapnya berbisik.

Aku-pun menuruti perkataan Mba’ Fera, aku tahu kalau sampai aku meninggalkan bekas cupangan dilehernya, bisa-bisa Mba’ Fera ketahuan suaminya. Kemudian aku pun mencoba bergerilia dengan memasukan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Nampaknya Mba’ Fera sudah terlambat untuk menolak perlakuanku itu. Karena saat itu kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas-remas buah dadanya dari luar BH.

Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua buah dadanya secara bersamaan,

“ Oughhh… Reno kamu nakal ya… Ssss… Aghhhh… , ” ucapnya tanpa penolakan karena nampaknya dia sudah terangsang berat.

Tanpa menjawab aku pun segera mengangkat bajunya sampai sebatas leher saja, setelah terangkat kini nampaklah dua gunung kembar yang masih terbungkus Bra. Sungguh beruntungnya aku karena kancing Bh-nya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 34 B, Beuhh… mantap kawan. Dengan cekatan kemudian aku pun membuka kancing BH nya, kini nampaklah buah dada yang montok dan putih itu. Tanpa buang waktu, aku pun kemudian mengkulum puting susu kanan-nya dan yang kiri aku plintir-plintir,

“ Ssssss… Aaaaaaahhhh… Eummmm… Ren… kamu apakan putingku… Aoghhhh… , ” desah-nya sambil bersandar di pintu toilet itu.

“ Sssss… Geli Ren… Aghhhhh… Ren cukup Ren… Oughhhh… enak sekali Ren… Aghhh… , ” desahan nya makin keras.
Saat itu karena aku takut ada yang mendengar skandal kami, saat itu aku pun mencium bibir Mba’ Fera sembari tangan kananku meremas buah dada kanannya dan tangan kiriku mengelus kewanitaan-nya yang ternyata sudah becek. Saat itu kedua tangan Mba’ Fera tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri, sedang tubuh Mba’ Fera tidak bisa bergerak karena tertindih tubuhku dan terhimpit pintu Toilet.



Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan Mba’ Fera makin lembab, disini aku lagi-lagi memasang perangkap, sejenak kuhentikan cumbuanku hingga Mba’ Fera merasa canggung, Agen Casino.

“ Lhoo kok berhenti Ren, ayo terusin dong, mba' udah enak nih, nanggung banget nih rasanya, buat aku orgasme dong !!!” ucapnya.

“ Iya Mba’, tapi sekarang aku masukin ya kontol aku, soalnya dari tadi udah tegang banget nih Mba’, ” rayuku.

“ Jangan Ren, ingat Ren aku udah bersuami… , ” ucapnya sedikit menolak.

“ Yaelah Mba’ cuma digesek-gesekin aja kog Mba’, aku janji nggak bakal aku masukin ke Memek Mba’, aku kan juga keluar Mba’, Boleh ya Mba’ Please… !!! , ” rengekku sambil mulai kembali membelai-belai buah dadanya dan tanganku satunya mengelus-elus Torpedoku yang sedari tadi menganguk-angguk karena sudah tegang.

Mendapat serangan psikologis seperti itu terus-menerus akhirnya Mba’ Fera-pun luluh,

“ Okey, tapi janji yah cuma digesek-gesek aja, nggak lebih… , ” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.
“ Iya Mba’ aku janji, makasih ya Mba’ Fera sayang, ” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut kewanitaan-nya.

Coba bayangin para pembaca, kini posisi kami duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku Mba’ Fera dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan. Kemudian aku pun mulai menggoyangkan pantatku sehinggga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama-sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, Mba' Fera dan aku pun mulai mendesah dan merancau lagi.

Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang, rasanya aku ingin sekali segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang senggam milik Mba’ Fera. Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan kewanitaan-nya makin membanjiri penisku, tanpa Mba’ Fera sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok. Casino Online.

Oughhh… meski sudah pernah melahirkan tapi kewanitaan-nya masih ketat menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 2 cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam kewanitaan-nya,

“ Sssssss… Aghhhh… kog dimasukin Ren ?? buruan cabut Ren !! ingat Ren aku sudah bersuami, ” ucapnya.

Saat itu pun aku tidak menghiraukannya, bahkan aku terus asyik melanjutkan dengan terus menggoyangkan pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab kewanitaan-nya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih Mba’ Fera, hal itu membuatnya tidak bisa berdaya dan hanya bisa pasrah.

Pada awalnya Mba’ Fera terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat Mba’ Fera akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku. Aku goyangkan pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang,

“ Oughhh… Ren… kamu apakan Memekku, enak sekali Ren… Aghhh… Sssss… Ren, aku udah nggak tahan Ren, aku mau keluar Ren… , ” ucapnya.

“ Keluarin saja Mba’ Fera sayang… Oughhh… kewanitaan Mba’ enak sekali…. Ssssss… Aghhh ” pujiku sambil mempercepat goyanganku.

“ Ren… aku keluar, Aghhhhhhhhhhh…., ” desahnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan.

“ Syuuuurrr……., ” terasa penisku merasakan siraman lendir kawinnya.
“ Ren, nikmat sekali bercinta denganmu, makasih ya sayang, baru kali ini merasakan orgasme yang luar biasa, terus terang saja suamiku hanya peduli dengan dirinya sendiri. Oh iya kamu belum keluar ya?, ” ucapnya sambil kembali menciumku.

“ Sebentar lagi Mba’… masih bolehkan aku menggenjot memek Mba’ ?, ” tanyaku.

“ Boleh dong sayang, kamu kan sudah membuatku melayang, sekarang giliran kamu menikmati tubuhku semaumu, tapi aku yang diatas ya Ren , ” ucapnya sembari berganti posisi.

Kini posisi sex kami WOT (women on toP), kini Mba’ Fera duduk dipangkuanku dan posisinya berhadapan denganku,

“ Sekarang biar Mba’ yang puasin kamu sayang, Reno haus nggak ??? mau minum Asi ??, ” tanyanya sambil menyodorkan buah dadanya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.

Ternyata Mba’ Fera membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kadang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot buah dadanya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat Mba’ Fera makin bersemangat dan kembali terangsang,

“ Oughhh… Ren, kontolmu enak sekali… Ssssss… Aghhhh… , ” desahnya.

“ Memek Mba’ juga enak… Sssss… Aghhh… bentar lagi aku mau keluar Mba”… Aghhhhh… ” ucapku yang disambut dengan menggilanya goyangan Mba’ Fera.

Tidak lama kemudian aku pun hampir mencapai klimaks-ku, dan saat itu Mba’ Fera juga merasakan hal yang sama. Nampaknya Mba’ Fera akan mendapatkan orgasme keduanya, karena saat itu kewanitaan-nya makin menjepit penisku dan desahan-nya makin sering saja, dan,

“ Ren… aku ingin keluar lagi, Oughhhh… ” ucapnya.

Baru saja Mba’ Fera berkata seperti itu, tiba-tiba kurasakan kejantananku berdenyut denyut seperti akan ada yang keluar dari dalam kejantananku,

“ Mba’ aku keluar Mba’, Crotttttt… Crotttttt… Crotttttt… Aghhhhhhhhh , ” desahku mengiringi muncratnya spermaku kedalam liang senggaman nya.

Merasakan semburan lahar panasku, tidak lama kemudian Mba’ Fera pun juga orgasme untuk kedua kalinya,

“ Aku juga keluar sayang, Aghhhhhhhhh…. ” desah Mba’ Fera.

Setelah kami mendapatkan klimaks kami, kini kami pun segera kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan. Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mba’ Fera berbisik,

“ Terima kasih ya Reno sayang, kamu sudah memberiku nikmatnya sex yang belum pernah kudapatkan dengan suamiku, ” ucapnya.

“ Iya Mba”, aku juga terima kasih karena Mba’ sudah memberikan dan mengajarkan sex kepadaku, Oh iya Mba’ tadikan aku keluarin didalem, nanti kalau Mba’ hamil gimana ???, ” tanyaku ragu.

“ Udah kamu tenang aja Ren, aku lagi nggak subur kog, lagian kalau aku hamil kamu nggak perlu kuatir, kan aku juga sudah bersuami…hehehe… , ” ucapnya dengan santainya. Bandar Taruhan.

Aku Lega rasanya mendengar hal itu hingga aku pun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas buah dadanya sejenak. Kemudian saat itu kami cepat-cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi secara bergantian agar tidak ada yang curiga. Setelah itu lalu kami pun duduk kembali di kursi masing-masing. Saat itu suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Yogyakarta.

Sebelum kami berpisah, Mba’ Fera memberikan nomer handphone-nya kepadaku dan berkata,

“ Kapan-kapan kita ulang lagi ya Ren, ” ucapnya sembari mengedipkan mata.

Saat itu aku hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah kereta berhenti kami pun berpisah di stasiun kota Yogyakarta. Sungguh benar-benar beruntung sekali aku saat itu, sungguh sensasi yang luar biasa karena aku bisa bersetubuh dengan ibu muda secantik dan seliar itu di kereta api. dan mungkin kapan-kapan aku akan menerima tawaran Mba' Fera lagi nih untuk bisa mengulangi hal yang terjadi di kamar kecil kareta api tadi. hehehehe...



Sunday, March 31, 2024

ku setubuhi istri tetangga yang nakal

Namaku Pinto Firdaus umurku sekarang sudah 35 tahun dan sudah memiliki keluarga Dan istri yang cantik dan semok tetapi ada 1 hal yang membuatku berselingkuh dibelakang dia, Istriku Tidak Kuat dan Tahan diranjang Sekitar 5menitan saja sudah muncrat dan langsung tidur. Itulah membuatku perkiri untuk mencari wanita yang bisa memuaskan Nafsuku dan aku bertemulah dengan Ayu Istri temanku.

Temanku bernama Tino yang bisa dibilang juga Tetanggaku Itu memilki istri yang sedap untuk dipandang, Umurnya kalau tidak slaah 28 tahunan, Tetapi Bodynya Yahut banget, Payudaranya tidak terlalu besar namun Padat, Pantat yang bulat, Pinggulnya yang lebar membautku tak henti memandangi tubuhnya selalu.

Suatu hari aku singgah kerumahnya sengaja untuk mengoda2nya kali aja mau diajak ngewe karena Suaminya itu sudah tidak pulang berbulan2 ntah kenapa, Pastinya memeknya sudah gatel dong pengen banget dimasukin * hehehe

“Om ngapain diluar panas2? yuk masuk sini, nggak ada orang kok”

“Iyah diluar aja mbak, ntar nggak enak dilihat tetangga” kataku sambil mencuri pandang melihat tubuhnya yang semok sekali, Payudara yang nyembul sekali

“Nggak apa2 om, Lagi nggak ada orang lihat” katanya membujukku masuk

“Eh mmm iya mbak, saya nggak enak nih” kataku masuk kerumahnya dan duduk diruang tamu

“Sebentar yah saya buatin minum,”

“Yasudah mbak, silakan” Mbak Ayu jalan kebelakang dengan memamerkan Pantatnya yang begoyang kekiri dan kanan aku semakin selera melihatnya ditambah lagi dirumahnya lagi tidak ada orang

“Ohiyah mbak saya boleh numpang kamar mandi dulu? kebelet pipis hehe” kataku sambil Ditunjukan lokasi kamar mandinya dan aku masuk untuk kencing, lalu kontolku tiba2 ngaceng sendiri karena ngebayangin aku ngentot dengan mbak ayu dikamar. Lalu aku keluar dari kamar mandi menutup kontolku dengan tangan

“Idiih om, itu kenapa om, kok tiba2 nyembul gitu?”

“Hahahha ga tau ni mbak, tiba2 aja begini aku juga ga ngerti.”

“Ahhhh om bo’ong ni, pasti pikirin nggak2 nih. Sih Om nakal nih” kata mbak ayu

“Hahahaha yaaa gimana Emang rada horny sih Mbak, abis mbak sih cuman pake hot pants,”

“Idih si om hornyan, baru begitu juga udah horny,”

“Yaaaa, jadi gimana dong mbak? langsung aja gua buka boxer gw dan mengeluarin kontol gw, gini tegang gara2 mbak nih”

Dan ternyata tak disangka tak diduga doi langsung berdiri dan narik tangan gua buat ikut berdiri, langsung aja doi narik kepala gua dan cuppsssss gua dicium sambil berdiri.

Dengan cekatan doi langsung ngegenggam kontol gua dengan tangan kanannya. Sambil berciuman mesra doi remas2 dan ngocokin kontol gua sambil sesekali bijinya gua di belai lembut. Mmmmmssss nikmat banget deh pokoknya. tangan gua juga remas2 pantat sekelnya, sesekali tangan gua masuk menyeruak ke toketnya Ayu tangan gua bebas remesin toketnya yang kenyal. Dengan posisi itu perlahan gua didorong Ayu ke kasur.

Semakin lama gua semakin ngerasa kalo Ayu juga udah horny berat, kedengaran banget dari nafasnya yang memburu, toketnya juga mulai mengeras, kocokannya ke kontol gua juga makin lama makin ganas. dia lepasin ciumannya dan genggamannya. Kedua tangannya diletakan ke dada gua, dengan wajah yang horny berat dia bilang.

Cerita Lainnya: Cersex Dewasa Kujadikan Tubuh Mungilku Taruhan Judi Teman Suami
“Om mau bantu muasin Saya,” katanya Bunda Ayu pun turun kearah kontol gw dan nyepongin kontol gw

“Om, bunda suka banget kontolnya om, Kontol Om gede banget Bunda Ayu Doyan”

Dengan mulut yang penuh, sesekali dia kocokin kontol gua, sesekali juga doi angkat kontolnya supaya dengan mudah doi bisa jilatin bijinya. Ugghhhh bener2 nikmat. Gua cuma bisa merem melek, nikmatin sepongan Ayu sambil megangin kepalanya doi supaya truss nyepongin gua.

“Sluurrpp slurrp sluurpp msssshh om, enak banget kontolnya om, msssshh mmssshhh…”

Terus terang gua ga kuat, gw udah sampai puncaknya, gua bilang ke doi.

“Ahhhsss bun, enak banget bun, aku ga tahan, ssshhh, aku keluarin dimulut bunda yaaa… Ssshhhh.”

“Iyah muncratin dimulut Ayu ajaa”

Tanpa pikir panjang lagi, dengan segala kenikmatan yang ada gua keluarin aja dimulutnya.
“Aaaagghhrrrgg (crot crot croottt)”

Mulutnya doi penuh oleh pejunya gua. Dengan segera, gua angkat Ayu gw buka branya. gua gendong trus gua dudukin Ayu di kasur.

“Sekarang giliran aku ya Ayu. Aku udha nggak sabaran nih”

Dengan perlahan gua remes toket sebelahnya dan sebelahnya lagi gua remes2 lembut, pentilnya gua pilin2…

“Toket Ayu enak banget bun.. mmsss slurp..”

“Omm truss ommm…”

Sambil gua jilatin toketnya, tangan gua berusaha bukain hotpantsnya, akhirnya terlihat celana dalem Ayu yang berwarna sama dengan branya, dengan bentuk yang ketat dan sedikit berenda di tepinya, dengan jaring2 transparan menutupi memeknya, Gw jilatin menurun dari toketnya, dada,perut sampai ke pangkal pahanya tangan gua masih tetep remesin toketnya, tetapi lidah gua udah selangkah lagi menuju memeknya.

Gua buka lebar selangkangan Ayu, dengan sedikit menggoda, gua cium memek Ayu, gua jilatin gw udah sampe di memeknya yang berbulu lebat ditambah bibir memeknya yang tebal, gua ngeliat kalo wajah doi udah bener2 horny dan keliatan bener2 berharap gua jilatin itilnya, dengan sedikit senyuman nakal, tiba2 aja gua isep itilnya dengan ganas.

“Sluuurrrpppsss mmmmssss”

Lidah gua masukin ke dalem lubang memeknya, sambil keluar masuk, sesekali gua isep juga itilnya, tangan gua juga tetap remesin taloketnya, tubuhnya melengkung, matanya keatas dan hanya terlihat putihnya aja,

“Ahhsss..aahhsss Aahhhh…aahhhh truuusssss, jangan berhenti om”

“mmmmmsssss sluurrpp Ayu, memek kamu enak Ssslluuurrpp”

“Aaahhhhh teeerusssss ahhhhh, aku keluar ooomm, ahhrrgg”

Dengan desahan yang begitu menggoda, cairan lendir kenikmatan doi mengalir deras, dan gua ga menyia2kan itu, gua isep sampe habis, dan tubuh doi pun menggelinjang hebat…

“Om Jagoo banget ya mainin lidahnya”

“Masukin sekarang yah Om, Udah nggak tahan banget”

“Udah nggak tahan yah? ini kalau udah masuk bakalaan ketagihan loh”

Langsung gua buka selangkangannya, gua arahin kepala kontol gua yang udah merah banget. Dengan gerakan naik turun, gua mencari sisa sisa lendir yang masih ada supaya kontol gua lebih mudah masuk ke memek Ayu, tanpa aba2 langsung aja gua tusuk langsung memek ayu, dengan wajah sedikit kesakitan dan mulut ternganga menahan teriakan kenikmatan, Dan setelah beberapa detik gua biarin kontol gua yang udah berhasil masuk ke memeknya, akhirnya lepas teriakan itu,

Cerita Lainnya: Cerita Seks Desahan Babysitter Ketika Orgasme
“Aaaaaarrggggghhh Om Nakakkll nakaaal ah,, kok ga ngasi tau sih, Uhhhhsssss Penuh banget tau ga”

“Aaarrgghh Oom enaaaak ssssshhhh, ayo dong om ah jangan dianggurin, Geeeeenjooooot”

“Uhhhgg iya sayangg, tenang aja bun.”

Doi teriak kenikmatan ngerasain kontol gua yang keras, tapi gua tahan teriakannya pake tangan gua.

“Udah om cepetan agghhh,, uuhhh ssshh aaahhh…”

Doi udah ga ada pikiran lain, yang ada dikepalanya hanya kenikmatan akan kontol yang ngegenjot memeknya. Hampir 10 menit gua bosan dan ganti gaya. gua puter badannya nungging,

“Uhhh om pelan2 doong… Kasar banget, Nggak bisa ngerasin kenikmatannya ini”

gua tekan lubang memeknya dari belakang, doi cuma diem dan nurut, dan dengan blingsatan gua genjot lagi dari belakang.

“Uuhggghh aaahgh aaarggghhh Omm Ampuunn…. Enaaak banget om,,, trusssss aaaarrgghhh…..”

“Mmmmsss Aayyuu saayanngg Ahhhrrgghh sama memek sayang juga enaak….”

“Aaaagghhhhrrr Oooomm trusss om trusss…”

Sambil genjot Ayu, gua tampar pantat sexynya, sesekali gua remes toketnya dari belakang…. Beberapa kali gua merasa si Ayu menggelinjang hebat diposisi ini, tapi gua ga berpuas diri, gua genjot terus sampai peluh keringat membasahi kami berdua, akhirnya Ayu tumbang juga kesamping..e

“Ampun oooomm ampun, aku ga kuat omm…. Mmmsssshh ”

“Enak aja, kan bunda tadi yang minta dimasukin..”

“om aku udah lemess… Udah ya omm cukuupp…”

“Enggak ah, Om belum puas nih, muncrat juga belum”

gw baringan dikasur dan gw suruh Ayu buat goyangin kontol gw dari atas

“Goyangin yah Ayu, Om mau ngerasin nikmat”

“Isssshhh nakal….”

Ayu langsung mengoyang kontol gw dari atas dengan kuat dan kencang spertinya dia sudahcukup terlatih, dan saat itu gua bener2 kebawa suasananya, goyanyannya sungguh sexy dengan rambut terurai kesamping, dengan toket yang bergelayutan naik dan turun, gua berusaha ngimbangin dari bawah, sungguh pemandangan yang luar biasa sexy,

“Ugghhhh ahhh ahh ssshhh mmmsssss, kita selesaiin ya om…”

Ayu mulai mempercepat laju genjotannya, tangan gua nahan body Ayu, sesekali Ayu menegakkan badan sambil ngeremes toketnya yang naik turun dengan indah, gua juga ngelakuin hal yang sama, sesekali gua remes toketnya. Setelah hampir 5 menit kelihatan doi mulai kewalahan

“Oommmm ga tahaaan ommm, truussss enaaak ommm arrrghhhh trusss mmmmsss

“Iya Ayu terusss Ayu ahhhrrgghh, mmmssss, arrrghhh lagi Ayu lagi, aku juga mau sampe….”

“Aaarggg ahhh ahhhh sshhhh iya ooomm aku juga mau sampai oomm,, kali ini barengan yaaaa omm,, arrrggggghhh…. ”

“Ooooommmm aaarrggghhhh aku keeeelluaaaaarrr arrrghhhh” memeknya sungguh menjepit kontol gua dengan keras kali ini, lendirnya terasa sungguh banyak mengalir di kontol gua, badannya menggelinjang hebat, gua yang ga menyia2kan kesempatan nikmat ini, gua lanjut genjot habis2an dari bawah

“Ahhhrrggg Buuun, aku keluarin didalem yaaa… Uuurrrgghh…sssshh plok plok plok plok plok….”

“Iyaaa Oooomm ahh ahhh ahh arrghh Aaaaaarrrggghhhh…” (Croooottt crooott croooottt) kontol gua pun memuntahkan peju didalam lubang kenikmatan

menikmati tubuh istri teman sendiri saat pemotretan

Sahabat baruku adalah seorang fotografer amatiran, meski demikian asap dapurnya bergantung penuh dari hasil fotonya. Hebat juga dengan bermodalkan camera 3 biji dia bisa menghasilkan gambar gambar yang indah2. cukup mengherankan karena dia belum terkenal tetapi kehidupannya cukup mewah, setidak tidaknya 1 BMW meski bukan seri terakhir berdampingan dengan kijang yang sering dipakai dia untuk keliling mencari bahan obyek fotonya.

Istrinya Laura sungguh cantik, sangat fotogenic, tetapi aku lebih melihatnya sebagai wanita sensual dan menggairahkan. Jujur saja aku sering main ke rumahnya dengan alasan ingin tahu lebih jauh dengan fotografi, tetapi sebenarnya aku suka melirik tubuh indah istrinya.

Karena sudah cukup dekat akhirnya dia mengakui bahwa dia menyuplai foto foto yang berkategori soft X untuk konsumsi majalah luar negeri. Luar negeri sangat menyukai tubuh wanita asia karena berkulit lebih bersih dan terlihat sehat, warna coklatnya sangat erotik dimata para bule itu.
Suatu ketika aku diajaknya ke studio pribadinya untuk membantu mengambil gambar soft X ini dengan alasan aku bisa belajar teknik pencahayaannya. Rupanya model pria yang dia pakai adalah bule Australia. Dan model wanitanya adalah istrinya sendiri !!!

Aku sempat bingung melihatnya, dan Adi tersenyum melihat wajahku yang bertanya Tanya. :” hehehe jangan kaget Don, istriku Cuma bergaya di depan kamera saja, gak ada coitus dan lagi di foto nanti tidak menunjukkan alat vital sama sekali. Istriku pakai alat pelindung begitu juga si cowok. Yang penting disini adalah art-nya. Kamu harus bisa melihat dari sisi Art-nya….ok ?
Aku heran banget, bagaimana mungkin dia nggak cemburu.

“Mas memang gak pernah cemburu aku berakting seperti itu, kalo aku sendiri sih ok ok saja. Toh itu cuma untuk art. Dan lagi aku seneng seneng aja di peluk peluk sama cowok cakep kayak gitu…bener kan honey ? Kata Laura sambil mengedipkan mata kirinya ke Adi suaminya.

“Ok Laura come on, kamu harus segera bergaya seperti yang udah kita diskusikan tadi pagi.”
Teriak Adi kepada Laura yang dengan segera melepas pakaiannya di depanku. Terasa wajahku panas karena aku nggak terbiasa melihat wanita bugil terang terangan di depanku.

Dengan tidak canggung, Laura menarik si bule, dan dengan tenang Laura memegang kemaluan si bule, sebenarnya lebih tepat meremas batangnya dan bergaya seakan akan siap meng oral nya. “ Action !!” beberapa kilatan lampu blitz menyadarkan aku untuk segera mengatur posisi.
Posisi selanjutnya Laura ber doggy style, sementar batang raksasa si bule di arahkan ke miss V nya yang sungguh indah. Posisi posisi selanjut sungguh membuat aku mupeng… pusing.
Heran banget Adi sama sekali nggak cemburu.

“Ayolah …ini Art…kamu harus bedain Art dengan pornografi “ Adi berulang kali menjelaskan. Art apaan…menurutku ini pornografi juga.

Cerita Lainnya: Cerita Sex Dewasa Sama Dosen Sangean
Don, gue perlu model cowok asia, kayaknya kamu cocok deh, badanmu lumayan bagus, tampong loe juga gak mengecewakan. Loe mau kan ? Dan tampang asia lagi tren di Eropa. Gue lagi banyak orderan, Cuma sampe sekarang belum dapat model cowok yang cocok. Gak ada salahnya loe coba….
F(bip)k…umm aku gak pernah nyentuh cewek Di..ah elu ngapain sih nawarin gue…dan lagi gue gak enak dong sama Laura…”

“Mas Don mikirnya ngeres sih..kan kita nggak ngapa ngapain…kita coba aja ya yuk..”Laura langsung narik tanganku.

Tapi kalo bisa jangan terlalu banyak crew, gue belum terbiasa berbugil ria didepan orang meski cowok.

“Nggak kok Cuma kita bertiga aja, lampu kan bisa kamu yang ngatur, gue mah cuma jepret jepret aja..”Kata Adi.

Gila eh…tempat tidurnya romantis banget, interiornya bener bener sangat mendukung adegan adegan yang bakal kami lakukan.

“Eh Laura…sorry…ummm jujur neh gue belum pernah deket cewek, selain itu gue cowok normal, coba lihat aja belum apa apa punya gue udah berontak neehh “ Bisikku.
“Yeee masih perjaka neeh ceritanya “ Goda Laura, “tenang mas, nanti aku ajarin biar gak blingsatan itu si imut…eh salah ding, si imut ternyata besar juga ya.lebih besar dari punya mas Adi.”

Aku nyengir, merasa wajahku memanas.
“Action !!” Teriak Adi dari teras kamar. Entah mengapa Adi mengambil sudut nya jauh sekali. Mungkin dia ingin seluruh interior masuk ke dalam frame gambar, atau dia ingin fotonya berbingkai pintu kamar, entahlah…

Sesuai skenarion yang sudah kami diskusikan aku mulai mengambil posisi, Laura tidur di atas tempat tidur sementara aku memegang kedua pahanya, berpura pura bercinta dengan gaya konvensional. 2-3 adegan yang mengalir benar benar membuatku pusing, terlebih akting Laura sungguh natural. Terkadang dengan sengaja dia menyentuh atau meletakkan kepalanya di pahaku dan bibirnya Cuma berjarak 5 cm dari pangkal batangku. Terus terang aku setengah mati menahan agar tidak muncrat. Tapi tentu saja itu tidak bisa bertahan lama, aku pikir lebih baik aku sampaikan ke Laura daripada timbul kejadian yang memalukan, setidak tidaknya dia tidak perlu harus terkejut kalau itu terjadi.

“Laura…eh Laura…” Suaraku serak. “hmmm aku minta maaf sebelumnya seandainya aku nanti gak kuat ..sorry aku belum pernah seheboh ini.”

“Tenang mas…asal nanti kalo mau keluar cepet bilang ya..” Bisik Laura sambil sedikit menyantuh pangkal batangku.

“Coba kalian ber doggy style, Laura kamu lurus menghadap ke kamera” teriak Adi dari kejauhan.
Tenang mas…tempelin aja gak papa kok. Eh pelindung nya dilepas aja ya supaya kesannya natural. “ Bisik Laura bergetar.

Hmmm apakah Laura sedikit terangsang pikirku bertanya Tanya. Aku selipkan batangku di sela sela pahanya dengan posisi doggy style. Aaahh gila ternyata Laura malah menjepit batangku dengan pahanya. Kehangatan miss Vnya benar benar membuatku panas dingin.

Cerita Lainnya: Cerita Seks Inilah Kenikmatan Yang Luar Biasa Saat Ngentot Dengan Mantanku
“ Action…ahhh Laura acting wajahmu kamu kurang natural, ulangi…please. Don kamu gak bisa acting lebih bagus ? Ok action !!!

Ah kalian ini bagaimana sih, masa acting mudah begitu gak bisa… Come on Laura…serius..!!! professional dong !!! Adi ngomel ngomel.

Kami harus retake sampe 5 kali untuk adegan yang sama.
“ahhhh mas Adi,,gue capek dong diulang ulang begini !! “ protes Laura.
Dengan merengut Laura mengambil posisi lagi masih dengan doggy style: “Eh mas Don, adegan ini coba lebih dihayati yuukk. Mas Don nurut aja ya sama Laura.”
“Ok Action !!” Teriak Adi.

Tiba tiba Laura menarik batangku lebih dekat dan yang mengejutkan dia menekan pahaku dengan kakinya, tentu saja kepala batangku mendesak miss V Laura yang hangat.

“Masukkan saja mas…mas Adi gak ngeliat kok… masukkan mas cepetan…” Bisik Laura.
Karena aku terlihat ragu, tangan Laura segera meraih batangku dan menekannya masuk. Laura langsung melenguh, maklum batangku termasuk besar. Dengan menggerakkan tubuhnya mau tidak mau, batangku keluar masuk ke miss Vnya berkali kali, membuatku terkaget kaget, badanku meremang panas dingin. Ternyata begini rasanya bercinta.

“Keluar masukkan agak cepat mas…ayo…gak papa kok…” Bisik Laura mendesak sambil sedikit merintih, giginya sedikit menggigit bibir bawahnya..

“Good !!! acting yang bagus ..!!! ini baru professional namanya !! teriak Adi dari jauh.
“Tenang mas Don, …mas Adi gak tahu kalo masuk beneran. Abis dia marah marah melulu… agak ditekan dong please…agak cepat ahhh ahhh nikmat mas..ayo sambil remas dadaku ahhh…” Laura mulai meracau.

“Laura….ooooh…nikmat banget…aduh ..gimana neeeh kalo keluar…” Bisikku panik.
Keluarin aja di dalem mas…gak papa…ahhh enak banget sehhh punya mas Don..ayo mas kurang nekan…Rintih Laura.
Karena sudah di beri ijin aku tidak ragu ragu menyemprotkan spermaku dalam dalam. Gila !! luar biasa sekali rasanya.

“Ahhh udah gak perjaka lagi neeh” Laura tersenyum. “ Sepertinya harus kita lanjutkan setelah ini..” bisik Laura.

“Mas Adiiii…break dulu ya …aku mau pipis !!!” Laura langsung lari ke belakang agar sperma yang didalam tidak meleleh keluar. Sementara aku hanya melongo terkaget kaget melihat gerak cepatnya. Buru buru aku menarik handuk di dekatku menutupi batangku yang basah.

“Ok…kita break dulu, abis ini lanjut ya!!!” Kata Adi…
”Eh Don kenapa wajah loe pucat begitu…? Loe gak sampe ejakulasi kan ? Gue potong batang loe kalo sampe muncrat ke bini gue..”Kata Adi bercanda.
Hhhhh Adi…coba kalo kamu tahu…..