Friday, April 5, 2024

Ngentot ibu muda di toilet kereta api

Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Mahasiswa yang sebut saja namanya Reno. Reno yang mendapat kenalan seorang Ibu muda cantik dan hot di kereta api, sungguh beruntung karena Reno bisa menyetubuhi Ibu Muda itu didalam toilet kereta api tersebut pada hari itu juga. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Aku adalah seorang Mahasiswa disalah satu perguruan tinggi Di Yogyakarta, domisili asli ku dari Surabaya. Sebut saja namaku Reno, umur 21 tahun, tinggi badan kisaran 178 cm dan berat badan 75 kg. Dari perwakanku yang lumayan ideal ini, menurut teman-teman dan para mantanku ini aku termasuk laki-laki yang sangat menarik karena mempunyai wajah tampan dan tidak mebosankan. Agen Bola.

Selain itu kata mereka aku juga mempunyai sifat yang Friendly dan ramah. Dari sedikit gambaran tentangku mungkin para membaca sudah bisa membayangkannya. Lanjut kecerita. Pada hari minggu awal bulan tahun 2016, saat itu aku sedang menunggu kereta exekutif yang akan aku tumpangi untuk kembali ke Yogyakarta, karena pada esok hari tepatnya hari senin aku harus kembali kuliah.

Setelah beberapa waktu aku menungu kereta, pada akhirnya kereta datang dan aku segera naik ke kereta. Sekitar 10 menit kereta berhenti, tidak lama kemudian kereta-pun berangkat. Setelah aku duduk, aku pun segera tidur karena tubuhku terasa lelah akibat begadang semalaman bersama sahabat-sahabatku. Setelah beberapa saat aku tertidur, pada akhirnya aku pun terbangun karena merasa kereta sedang berhenti di salah satu stasiun.

Ketika itu naiklah penumpang pasangan suami istri yang masih muda beserta anak-nya yang masih kecil, kira-kira umur 2 tahunlah. Sejenak aku terpana melihat penumpang itu, karena Ibu muda cantik namun suaminya biasa-biasa saja, dalam hati aku berkata, kog bisa ya cowok kayak gitu dapet istri yang luar biasa cantik dan semok kayak gitu.
Sang istri selain cantik dia juga tinggi dan bertubuh sintal, so wow deh pokoknya. Agen SBOBET.

Sungguh benar-benar luar biasa ibu muda itu, apalagi ketika aku melihat buah dada dan juga pantatnya, beuhhhhh mantap guys. Ketika itu Ibu muda itu mengenakan celana panjang ketat dan kemeja panjang ketat yang nampak indah sekali ditubuhnya. Tidak lama kemudian mereka pun mulai duduk. Tidak kusangka ternyata letak bangku mereka bisa bersebelahan dengan kursi yang aku tempati, rejeki nih, ucapku dalam hati.

Tidak lama setelah mereka duduk, kereta-pun berjalan kembali. Kira-kira setelah 30 menit kereta berjalan, suami dan anak ibu muda itu pun tidur terlelap. Karena Ibu muda itu tidak tidur, maka saat itu aku pun memberanikan diri untuk menyapa dan membuka obrolan dengan wanita ibu muda itu,

“ Ngomong-ngomong tujuan Mba’ mau kemana ?, ” ucapku berbasa-basi.

“ Oh saya mau ke Jogja dek, saya mau jenguk mertua saya yang lagi sakit dek. Adek sendiri mau kemana ? , ” ucapnya, kemudian bertanya kembali padaku sembari tersenyum cantik.

“ Saya mau ke Jogja juga Mba’, soalnya besok saya harus kuliah hehehe. Oh iya nama Mba’ siapa ? perkenalkan nama saya Reno, ” ucapku sembari mengulurkan tangan.

“ Oh adek ini mahasiwa. Namaku Fera Dek, suamiku Rehan dan nama anakku Rafael, ” ucapnya, sembari menyambut tanganku untuk berjabat tangan.

Tidak lama setelah itu, obrolan kami pun mengalir kurang lebih satu jam. Jujur saja aku ini termasuk orang yang pandai bicara dan bisa membuat seseorang yang baru kenal denganku merasa nyaman denganku, hehehe agak sombong sedikit ya. Bahkan Mba’ Fera sempat tertawa terbahak-bahak karena aku sedikit ngebanyol. Tidak kusangka Mba’ Fera ini orang-nya terbuka dan Friendly seperti aku. Agen MAXBET.



Bahkan juga, ketika canda’an-ku mulai menjurus kearah sex dia tidak marah, malahan dia membalas dengan lelucon yang lebih menjurus lagi. Bener-bener nih Ibu muda hot banget ya hahahaha. Dalam obrolan kami, sesekali mataku melirik belahan buah dadanya yang sedikit terlihat dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian buah dadanya.

Saat itu aku merasa Mba’ Fera mulai sedikit terangsang dengan candaanku. Aku berkata seperti itu karena aku melihat posisi duduknya mulai gelingsutan tidak jelas ketika aku bertanya tentang bagaimana cara menyenangkan wanita di ranjang. Dari jawaban-jawaban seputar sex dari Mba’ Fera, nampaknya dia bukan tipe wanita yang suka dengan cara sex anal dan oral sex.

Mba’ Fera saat itu mengatakan sudah beberapa kali mempraktekan berbagai posisi sex kecuali cara sex anal dan oral sex dalam 3 tahun pernikahanya itu. Saat itu perbincangan kami pun terpaksa terputus karena Mba’ Fera permisi ke kamar kecil. Ketika Mba’ Fera menuju ke kamar mandi, tiba-tiba otak mesum ku muncul ketika Sebelumnya aku sudah tahu kalau kunci kamar mandi itu rusak, karena saat kereta api berhenti aku sempat buang air kecil di toilet kereta itu.

Saat itu Mba’ Fera pun bergegas pergi ke kamar kecil, dan aku pun membuntutinya. Kini sampailah aku didepan toilet itu. Aku yang sudah berada didepan toilet itu, melihat nampaknya Mba’ Fera tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan agak terbuka sedikit. Saat itu aku melihat Mba’ Fera dengan santainya melepas celananya hingga bagian lutut dan saat itu posisi dia membelakangiku.

Ketika melihat Mba’ Fera yang setengah telanjang itu, dengan tiba-tiba aku pun terangsang berat. Dengan cepatnya segera aku membuka pintu kamar mandi dan menyelinap ke toilet itu. Setelah berada dalam kamar mandi itu aku langsung membekap mulutnya dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku memegangi tangan Mba’ Fera yang hendak menaikan celana dalam-nya. Kemudian aku berkata, Bandar Bola.

“ Mba’ ini aku Reno, tolong jangan teriak yah !!! aku mohon Mba’, aku hanya ingin Mba’ mengajarkan aku bagaimana cara memuaskan wanita dalam hal sex, ” ucapku sambil menampakkan wajah memelas.

Pada awalnya dia sempat mau berontak dan menggelengkan kepalanya, namun karena aku sang penahkluk wanita, saat itu pun pada akhirnya Mba’ Fera menerima permintaanku. Yang membuat aku hebat ketika itu aku bisa membuat mataku sendiri berkaca-kaca seperti orang ingin menangis, bahkan aku berpura-pura menangis ter-isak dididepan Mba’ Fera.
Melihat Mba’ Fera sudah menyetujui permintaanku, aku pun dengan cepatnya langsung membuka resletingku.




Lalu aku pun mengeluarkan Torpedoku dari sarangnya dari selah resleting yang telah aku buka tadi. Untuk ukuran Torpedoku memanglah biasa-biasa saja, dengan panjang 15cm dan diameter 3 cm tapi lumayanlah kalau untuk cewek lokal, hehehe. Setelah itu Mba’ Fera-pun berkata,

“ Baiklah Reno Mba’ akan mengajarkan kamu, ngomong-ngomong Reno udah pernah ciuman belum?, ” tanyanya padaku.

“ Terima kasih ya Mba’, dan saya udah pernah ciuman Mba’, ” ucapku berterima kasih sembari masih menggunakan wajah memelasku.

“ Yaudah sekarang kamu coba cium Mba’, ” ucapnya.

Tanpa buang waktu aku pun mulai memeluknya dan menciumnya. Pada awalnya Mba” fera tidak begitu bergairah, namun setelah lidahku berusaha masuk kedalam mulutnya dia pun membalas dengan sangat agresif dan liarnya, Prediksi Bola.

“ Ciuman kamu lumayan juga yah Ren, ” ucapnya menghentikan ciuman sejenak dan aku tersenyum berpura-pura malu.

“ Sekarang kamu coba buat aku terangsang sebisa kamu ya Ren, tapi sampai sampai leher aja yah, jangan lebih, ” ucapnya.

Mendengar ucapanya itu aku pun senang sekali, rasanya seperti mendapat emas 2 kg para pembaca, hahaha. Kemudian aku pun memulai ciumanku dari telinganya, lidahku yang liar, kini mulai menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga Mba’ Fera,

“ Ouhhhh… Sssss… Aghhhh… , ” desah Mba’ Fera ketika ciumanku mulai berpindah ke lehernya.

Saat itu aku menjilat dan mencium leher putih-nya yang harum itu,

“ Oughhhh… enak Ren, Sssss… Aghhhh… Euummmm… terus Ren… Ughhhh… jangan di cupang ya Ren… Sssssshhh…, ” ucapnya berbisik.

Aku-pun menuruti perkataan Mba’ Fera, aku tahu kalau sampai aku meninggalkan bekas cupangan dilehernya, bisa-bisa Mba’ Fera ketahuan suaminya. Kemudian aku pun mencoba bergerilia dengan memasukan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Nampaknya Mba’ Fera sudah terlambat untuk menolak perlakuanku itu. Karena saat itu kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas-remas buah dadanya dari luar BH.

Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua buah dadanya secara bersamaan,

“ Oughhh… Reno kamu nakal ya… Ssss… Aghhhh… , ” ucapnya tanpa penolakan karena nampaknya dia sudah terangsang berat.

Tanpa menjawab aku pun segera mengangkat bajunya sampai sebatas leher saja, setelah terangkat kini nampaklah dua gunung kembar yang masih terbungkus Bra. Sungguh beruntungnya aku karena kancing Bh-nya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 34 B, Beuhh… mantap kawan. Dengan cekatan kemudian aku pun membuka kancing BH nya, kini nampaklah buah dada yang montok dan putih itu. Tanpa buang waktu, aku pun kemudian mengkulum puting susu kanan-nya dan yang kiri aku plintir-plintir,

“ Ssssss… Aaaaaaahhhh… Eummmm… Ren… kamu apakan putingku… Aoghhhh… , ” desah-nya sambil bersandar di pintu toilet itu.

“ Sssss… Geli Ren… Aghhhhh… Ren cukup Ren… Oughhhh… enak sekali Ren… Aghhh… , ” desahan nya makin keras.
Saat itu karena aku takut ada yang mendengar skandal kami, saat itu aku pun mencium bibir Mba’ Fera sembari tangan kananku meremas buah dada kanannya dan tangan kiriku mengelus kewanitaan-nya yang ternyata sudah becek. Saat itu kedua tangan Mba’ Fera tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri, sedang tubuh Mba’ Fera tidak bisa bergerak karena tertindih tubuhku dan terhimpit pintu Toilet.



Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan Mba’ Fera makin lembab, disini aku lagi-lagi memasang perangkap, sejenak kuhentikan cumbuanku hingga Mba’ Fera merasa canggung, Agen Casino.

“ Lhoo kok berhenti Ren, ayo terusin dong, mba' udah enak nih, nanggung banget nih rasanya, buat aku orgasme dong !!!” ucapnya.

“ Iya Mba’, tapi sekarang aku masukin ya kontol aku, soalnya dari tadi udah tegang banget nih Mba’, ” rayuku.

“ Jangan Ren, ingat Ren aku udah bersuami… , ” ucapnya sedikit menolak.

“ Yaelah Mba’ cuma digesek-gesekin aja kog Mba’, aku janji nggak bakal aku masukin ke Memek Mba’, aku kan juga keluar Mba’, Boleh ya Mba’ Please… !!! , ” rengekku sambil mulai kembali membelai-belai buah dadanya dan tanganku satunya mengelus-elus Torpedoku yang sedari tadi menganguk-angguk karena sudah tegang.

Mendapat serangan psikologis seperti itu terus-menerus akhirnya Mba’ Fera-pun luluh,

“ Okey, tapi janji yah cuma digesek-gesek aja, nggak lebih… , ” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.
“ Iya Mba’ aku janji, makasih ya Mba’ Fera sayang, ” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut kewanitaan-nya.

Coba bayangin para pembaca, kini posisi kami duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku Mba’ Fera dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan. Kemudian aku pun mulai menggoyangkan pantatku sehinggga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama-sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, Mba' Fera dan aku pun mulai mendesah dan merancau lagi.

Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang, rasanya aku ingin sekali segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang senggam milik Mba’ Fera. Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan kewanitaan-nya makin membanjiri penisku, tanpa Mba’ Fera sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok. Casino Online.

Oughhh… meski sudah pernah melahirkan tapi kewanitaan-nya masih ketat menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 2 cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam kewanitaan-nya,

“ Sssssss… Aghhhh… kog dimasukin Ren ?? buruan cabut Ren !! ingat Ren aku sudah bersuami, ” ucapnya.

Saat itu pun aku tidak menghiraukannya, bahkan aku terus asyik melanjutkan dengan terus menggoyangkan pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab kewanitaan-nya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih Mba’ Fera, hal itu membuatnya tidak bisa berdaya dan hanya bisa pasrah.

Pada awalnya Mba’ Fera terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat Mba’ Fera akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku. Aku goyangkan pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang,

“ Oughhh… Ren… kamu apakan Memekku, enak sekali Ren… Aghhh… Sssss… Ren, aku udah nggak tahan Ren, aku mau keluar Ren… , ” ucapnya.

“ Keluarin saja Mba’ Fera sayang… Oughhh… kewanitaan Mba’ enak sekali…. Ssssss… Aghhh ” pujiku sambil mempercepat goyanganku.

“ Ren… aku keluar, Aghhhhhhhhhhh…., ” desahnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan.

“ Syuuuurrr……., ” terasa penisku merasakan siraman lendir kawinnya.
“ Ren, nikmat sekali bercinta denganmu, makasih ya sayang, baru kali ini merasakan orgasme yang luar biasa, terus terang saja suamiku hanya peduli dengan dirinya sendiri. Oh iya kamu belum keluar ya?, ” ucapnya sambil kembali menciumku.

“ Sebentar lagi Mba’… masih bolehkan aku menggenjot memek Mba’ ?, ” tanyaku.

“ Boleh dong sayang, kamu kan sudah membuatku melayang, sekarang giliran kamu menikmati tubuhku semaumu, tapi aku yang diatas ya Ren , ” ucapnya sembari berganti posisi.

Kini posisi sex kami WOT (women on toP), kini Mba’ Fera duduk dipangkuanku dan posisinya berhadapan denganku,

“ Sekarang biar Mba’ yang puasin kamu sayang, Reno haus nggak ??? mau minum Asi ??, ” tanyanya sambil menyodorkan buah dadanya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.

Ternyata Mba’ Fera membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kadang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot buah dadanya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat Mba’ Fera makin bersemangat dan kembali terangsang,

“ Oughhh… Ren, kontolmu enak sekali… Ssssss… Aghhhh… , ” desahnya.

“ Memek Mba’ juga enak… Sssss… Aghhh… bentar lagi aku mau keluar Mba”… Aghhhhh… ” ucapku yang disambut dengan menggilanya goyangan Mba’ Fera.

Tidak lama kemudian aku pun hampir mencapai klimaks-ku, dan saat itu Mba’ Fera juga merasakan hal yang sama. Nampaknya Mba’ Fera akan mendapatkan orgasme keduanya, karena saat itu kewanitaan-nya makin menjepit penisku dan desahan-nya makin sering saja, dan,

“ Ren… aku ingin keluar lagi, Oughhhh… ” ucapnya.

Baru saja Mba’ Fera berkata seperti itu, tiba-tiba kurasakan kejantananku berdenyut denyut seperti akan ada yang keluar dari dalam kejantananku,

“ Mba’ aku keluar Mba’, Crotttttt… Crotttttt… Crotttttt… Aghhhhhhhhh , ” desahku mengiringi muncratnya spermaku kedalam liang senggaman nya.

Merasakan semburan lahar panasku, tidak lama kemudian Mba’ Fera pun juga orgasme untuk kedua kalinya,

“ Aku juga keluar sayang, Aghhhhhhhhh…. ” desah Mba’ Fera.

Setelah kami mendapatkan klimaks kami, kini kami pun segera kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan. Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mba’ Fera berbisik,

“ Terima kasih ya Reno sayang, kamu sudah memberiku nikmatnya sex yang belum pernah kudapatkan dengan suamiku, ” ucapnya.

“ Iya Mba”, aku juga terima kasih karena Mba’ sudah memberikan dan mengajarkan sex kepadaku, Oh iya Mba’ tadikan aku keluarin didalem, nanti kalau Mba’ hamil gimana ???, ” tanyaku ragu.

“ Udah kamu tenang aja Ren, aku lagi nggak subur kog, lagian kalau aku hamil kamu nggak perlu kuatir, kan aku juga sudah bersuami…hehehe… , ” ucapnya dengan santainya. Bandar Taruhan.

Aku Lega rasanya mendengar hal itu hingga aku pun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas buah dadanya sejenak. Kemudian saat itu kami cepat-cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi secara bergantian agar tidak ada yang curiga. Setelah itu lalu kami pun duduk kembali di kursi masing-masing. Saat itu suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Yogyakarta.

Sebelum kami berpisah, Mba’ Fera memberikan nomer handphone-nya kepadaku dan berkata,

“ Kapan-kapan kita ulang lagi ya Ren, ” ucapnya sembari mengedipkan mata.

Saat itu aku hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah kereta berhenti kami pun berpisah di stasiun kota Yogyakarta. Sungguh benar-benar beruntung sekali aku saat itu, sungguh sensasi yang luar biasa karena aku bisa bersetubuh dengan ibu muda secantik dan seliar itu di kereta api. dan mungkin kapan-kapan aku akan menerima tawaran Mba' Fera lagi nih untuk bisa mengulangi hal yang terjadi di kamar kecil kareta api tadi. hehehehe...



No comments:

Post a Comment